6. Hopeless.

8.9K 1.4K 131
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Sunghoon melihat kearah Jake yang cuma merenung saat ini.

Dia sudah tidak punya keluarga lagi, keluarga besarnya seperti hilang semua bagai ditelan bumi setelah kabar perusahaan papanya bangkrut.

Bahkan mereka tidak datang sama sekali ke acara pemakaman papanya, lalu Jake gak akan berharap mereka datang ke acara pemakaman mamanya tadi.

Mereka datang juga sepertinya gak akan membuat Jake senang sama sekali.

"Apa kamu punya tujuan hidup?"

Jake bertanya ke Sunghoon dengan tampang yang sudah sangat putus asa.

"Kamu bertanya kepada orang yang salah Jake."

Jake langsung menoleh kearah Sunghoon yang duduk di sebelahnya itu.

"Jika kamu bertanya saat aku smp, mungkin aku akan menjawab tidak ada, karena hidupku nanti akan lebih menyusahkan banyak orang saja," lanjut Sunghoon sambil menatap sekilas kearah Jake yang masih menatapnya itu.

Mau bagaimanapun Sunghoon dulu pernah putus asa karena penyakitnya itu.

Namun sekarang dia tidak terlalu memikirkannya, jika Tuhan baik dengannya, maka dia berharap umurnya lebih panjang.

"Tapi aku sekarang berpikir untuk apa putus asa? Ada lebih banyak hal yang bisa aku lakukan."

Jake menatap kearah tangannya saat ini, mereka sekarang ada di sebuah bukit kecil dan dibawah mereka ada sungai.

Ada banyak orang juga disini karena pemandangannya bagus.

Tentu saja mereka kesini karena lokasinya dekat dengan kampus mereka, bisa jalan kaki saja kesini.

Benar sih, dirinya sangat putus asa saat ini namun setelah dipikir-pikir hidup cowok di sebelahnya lebih menyedihkan daripada dirinya yang pernah bahagia.

Sunghoon mungkin selama ini hidupnya hanya sebatas pergi ke rumah sakit untuk check up, selalu saja melakukan hal monoton walaupun ujungnya akan tetap sama.

Jake menghela nafasnya lalu memegang tangan cowok di sebelahnya itu, Sunghoon menoleh dengan bingung.

"Kapan kita menikah?"

"Kenapa? Bukankah kamu tidak mau buru-buru?" jawab Sunghoon membuat Jake mendengus walaupun tampangnya masih saja murung saat ini.

Bagaimana tidak, seminggu yang lalu dia baru saja kehilangan keluarga satu-satunya yang dia miliki.

Putus asa, tentu saja, Jake berusaha untuk tenang namun tetap saja itu susah, usahanya selama ini sia-sia, mamanya pergi meninggalkannya tanpa berkata apapun untuknya.

Dan mamanya sempat sadar satu menit sebelum meninggal, hanya untuk berkata ke perawat disana, jika mamanya itu menyayanginya dan minta maaf ke Jake karena selama ini menyusahkan.

Padahal mamanya gak menyusahkan sama sekali, Jake reflek mengacak-acak rambutnya saat ini.

"Aku akan melakukan apa yang menjadi tujuanmu saat ini, sebelum kamu pergi seperti mama dan papaku," ucap Jake tiba-tiba membuat Sunghoon terdiam saat mendengarnya.

Jake menoleh kearah sungai yang ada di hadapan mereka.

"Aku tentu saja tidak ingin menjadi sendirian sampai aku meninggal nanti."

Sunghoon menoleh kearah Jake yang tampak tersenyum dan menoleh kearahnya walaupun cuma senyuman palsu, kelihatan sekali jika Jake hanya tersenyum palsu saat ini.

Fragile Heart -sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang