15. Jealous.

8.4K 1.2K 26
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Jake menatap kearah jendela ruangan di sebelahnya, dia melihat ada banyak pengunjung disana, ada beberapa pasien juga disana.

Namanya juga taman, jadi banyak pasien yang diajak bicara ataupun lagi disuapin makanan oleh keluarga mereka.

Dalam kurun beberapa bulan ini, dia selalu saja ya terjebak di rumah sakit, semenjak mamanya sakit, lalu Sunghoon yang sakit, dia hanya melihat saja.

Merawat mereka juga tentu saja, Jake masih menatap kearah taman di hadapannya itu dengan tatapan bertanya apalagi saat melihat cowok seusianya yang duduk di kursi roda dengan kondisi rambutnya yang menipis lalu tubuhnya juga tampak kurus mungkin dia langsung tau itu gara-gara.

Tentu saja kemoterapi, Jake segera menoleh kearah lain, melihat itu membuatnya merasa sakit saja.

"Maaf," ucap Sunghoon tiba-tiba membuat Jake tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Dia baru tau kalau Sunghoon sudah baru saja siuman.

"Gak perlu minta maaf, lagipula kamu kenapa bisa kelelahan begitu? Bukannya kata ibu gak boleh kelelahan," balas Jake yang langsung duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang.

Sunghoon tidak tau, lagipula bukannya setiap hari dia memang saja seperti ini, walaupun ya jika dia pingsan maka artinya dia benar-benar sudah kelelahan.

"Mungkin tadi aku terlalu senang?"

"Masa terlalu senang sampai bisa buat kelelahan, lain kali jangan gitu," ucap Jake sambil memberikan cangkir berisi air ke Sunghoon yang barusan saja duduk.

Sunghoon meminum air tersebut dengan pelan sambil menatap kearah Jake yang menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Kenapa?"

"Gapapa, aku hanya merasa kamu sabar sekali ya merawatku yang seperti ini, sepertinya ucapan sepupuku benar bukan, kalau kamu menikah denganku hanya untuk merawatku yang sakit saja," balas Sunghoon membuat Jake memutarkan bola matanya.

Dia paling gak suka membahas hal seperti itu, lagipula Jake suka-suka saja kok melakukan hal ini.

"Bodoh."

"Emang," ucap Sunghoon dengan cepat membuat Jake mendengus lalu memeluk tubuh Sunghoon dengan erat.

"Jangan seperti itu lagi, aku takut."

Jake mengucapkannya dengan jujur, dia takut dengan kejadian tadi, dia gak suka melihat Sunghoon seperti tadi, dia gak mau Sunghoon sakit, hatinya terasa ikutan sakit.

"Iya, maaf sudah membuatmu khawatir," jawab Sunghoon sambil membalas pelukan Jake yang terasa erat sekali.

Jake masih menyembunyikan mukanya dibalik tubuh Sunghoon.

"Kamu tau, bukan hanya aku yang sekarang khawatir denganmu-"

Sunghoon tau jika Jake belum selesai mengatakan semua apa yang dia ingin bicarakan.

"Tapi bayi kita juga."

Kan, dia sudah tau jika Jake akan membicarakan hal yang bisa membuatnya malu juga saat ini.

Jake malu? Tentu saja Sunghoon ikutan malu mendengarnya, dia mengusap pelan punggung Jake yang memeluknya saat ini.

Lalu pintu ruangan ini terbuka disana ada ayah Sunghoon, Jake langsung melepaskan pelukan tersebut dan reflek berdiri agar terlihat sopan walaupun bagi Sunghoon, harusnya Jake biasa aja.

"Gak perlu begitu Jake, duduk saja, lagipula orang yang lagi hamil muda itu gak boleh kelelahan," ucap mertuanya membuat muka Jake memanas dan segera duduk.

Fragile Heart -sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang