One.

3.1K 266 43
                                    

Park Jihoon. Pria manis berumur 18 tahun ini memiliki sifat cenderung lebih pendiam, juga tidak terlalu pintar bersosialisasi. Bahkan hanya sedikit yang tahu tentang dirinya di sekolah. Temannya juga hanya sedikit, tidak banyak tapi dia masih senang karena masih memiliki teman.

Dan sekarang dia sedang memikirkan bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang tambahan untuk operasi mata ibunya. Sebenarnya dia juga bekerja paruh waktu sebagai guru les anak anak selama seminggu 3 kali, tapi tetap saja dia harus mendapatkan uang lebih banyak lagi bukan?

"Bagaimana caranya agar aku mendapatkan uang lebih banyak lagi.... Hhhh." Keluhannya sambil menghela nafas lelah.

Kakinya dengan lemas memasuki rumah kecilnya yang hanya dia tempati dengan sang ibu. Hanya berdua. Tanpa ayahnya.

Sebenarnya dulu Jihoon adalah keluarga yang berada, tapi semenjak ayahnya meninggal semuanya berubah. Tapi Jihoon menerima semua takdir yang sudah Tuhan, susun untuknya.

"Ibu... Ji pulang!" Teriak Jihoon setelah menutup pintu rumahnya.

Tak lama Jihoon bisa melihat wanita cantik yang sedang berjalan kearahnya dengan tongkat di tangannya. Wanita itu- Seulgi - adalah ibu dari Park Jihoon. Walaupun umurnya sudah tidak muda lagi Jihoon tidak bohong kalau ibunya ini masih terlihat cantik.

"Anak ibu sudah pulang ya... Kau dimana ji?" Tanyanya, tangannya mengambang di udara mencari keberadaan anak manisnya itu.

Jihoon mendekat kearah Seulgi, lalu meletakkan tangan sang ibu di pipi gembil nya. "Disini ibu... Oh ya, ibu sudah makan?"

Seulgi tersenyum. "Baru makan kue-"

"Kue? Ibu mendapatkan kue itu darimana memangnya?" Potong Jihoon, sambil mengernyitkan dahinya bingung. Pasalnya Jihoon melarang keras Seulgi untuk keluar rumah. Bukannya apa, tapi dia tidak ingin hal buruk terjadi pada ibunya.

Seulgi mengulum senyumnya. Kalau dia jawab yang sebenarnya pasti Jihoon akan marah.

"Ibu. Jawab ji." Tegas Jihoon sekali lagi.

"Seunghoon-"

"Ibu. Berapa kali harus Jihoon peringati? Jangan pernah menerima apapun darinya!" Potong Jihoon, lagi.

Seulgi menghela nafasnya. Dugaannya benar kan. Jihoon pasti akan marah padanya. "Ibu tau. Tapi tidak enak jika di tolak begitu, dia pasti bekerja keras untuk membuat kuenya. Jangan seperti ini terus nak, paman Seunghoon orang yang baik!"

Jihoon memang tidak menyukai Seunghoon. Lee Seunghoon. Orang yang akhir akhir ini selalu mendekati ibunya, awalnya Jihoon biasa biasa saja, tapi entah kenapa makin kesini Jihoon semakin tidak menyukainya. Jihoon paham kalau orang itu menyukai ibunya. Tapi Jihoon tidak setuju.

Dia hanya belum siap jika posisi ayahnya di ganti.

-

Siulan itu keluar saat mereka melihat seseorang yang baru datang lagi dengan aroma badan yang mulai berbeda.

"Hoy! Kau bermain dengan berapa jalang lagi malam ini?" Tanya salah satu orang disana, Kim Junkyu.

Sementara Ha Yoonbin - orang yang di tanya - hanya terdiam, lebih memilih tidak menjawab sambil menyesap minumannya.

Junkyu mendengus kesal saat pertanyaannya tidak di jawab. Tapi dia harus bersabar untuk menghadapi sahabatnya yang memang sangat irit berbicara ini.

Mata tajam Yoonbin menelisik keadaan club malam yang sering dia kunjungi dengan teman temannya. Ramai, bahkan matanya berkali kali melihat banyaknya orang yang asik bercumbu - bahkan sampai melakukan having sex di publik.

Tiba tiba wajahnya di lempar oleh jaket kulit miliknya sendiri, dan langsung menatap kearah objek yang melempar. Itu Yoshinori.

"Lebih baik kau pulang. Bersihkan badanmu, kau sangat bau!" Sarkas nya.

Yoonbin tertawa pelan lalu mulai beranjak dari duduknya, berpamitan sebentar dengan teman temannya - kecuali Junkyu yang sekarang sedang asik bercumbu dengan jalang yang di sewanya.

-

Mobil Yoonbin melaju cepat membelah kota Seoul yang keadaannya sudah sangat sepi. Jelas. Lagi pula siapa yang ingin berkeliaran pukul tiga pagi seperti ini? Kecuali para bajingan yang ingin bebas menikmati kenikmatan dunia. Yoonbin termasuk salah satunya.

Sebenarnya pikiran Yoonbin sedikit terganggu dengan sosok pria manis yang menghantui pikirannya selama seharian ini. Si manis yang dia temui di perpustakaan sekolah tadi siang, dia tidak pernah melihatnya selama hampir tiga tahun bersekolah disana. Baru sangat tadi siang melihatnya.

Senyuman manisnya, matanya yang bulat seperti boba, pipi gembil nya, matanya yang menghilang ketika tersenyum, juga jangan lupakan tubuh berisi nya yang sangat pas dalam taraf lelaki.

Sebenarnya banyak diluar sana yang seperti itu. Tapi entah kenapa berbeda untuk si manis yang ini. Saat pertama kali Yoonbin melihatnya dia merasakan ada getaran aneh di dalam dirinya.

Dia tersenyum kecil. Membayangkan bagaimana tubuh itu terhentak hentak oleh hujamannya, matanya yang berubah menjadi sayu, jangan lupakan juga desahan yang mengalung indah di telinganya.

Bajingan. Membayangkannya saja membuat hormonnya kembali keluar.

Si manis ini harus dia dapatkan bagaimanapun caranya.






Note.

Oh ya, cerita ini mungkin ada banyak adegan mature, jadi yang bijak aja dalam membaca. Juga agak frontal.

Gimana? Lanjut? Kalau mau ramein.

Ga rame aku tarik.

Beautifull Slut | BinhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang