⚠⚠⚠
"Aakhh— pelanhh anhh." Jihoon mendongak dengan wajahnya yang sayu. Tubuhnya terhentak hentak dengan kuat, badannya penuh dengan bercak kemerahan yang di berikan oleh orang yang sekarang sedang berada di atasnya, matanya yang sembab akibat menangis saat milik Yoonbin yang memasuki liangnya.
Sementara Yoonbin hanya bisa menikmati bagaimana miliknya yang tenggelam habis didalam liang Jihoon.
"Yo—yoon— anghh binhh."
Yoonbin menyukainya. Menyukai bagaimana keadaan Jihoon yang sekarang tampak pasrah di bawah kungkunganya. Desahan Jihoon yang mengalun merdu di telinganya.
Dia kembali menubrukan bibirnya pada bibir basah milik Jihoon. Menyesap penuh nafsu bibir atas dan bawah Jihoon, lidahnya juga tidak lupa mengabsen seluruh isi dalam mulut Jihoon. Dan itu sedikit membuat Jihoon semakin kewalahan.
"Aaahh.. Hhmmnhh." Desahnya tertahan akibat bibir Yoonbin yang masih betah menyesap bibirnya.
"say my name, and keep on sighing." Ucapnya setelah cumbuannya terlepas.
Pria Ha itu semakin menambah kecepatannya didalam Jihoon, membuat si manis itu jelas terpekik akibat terkejut. Dia memang sengaja melakukan hal itu, dia ingin mendengar desahan Jihoon yang semakin dalam.
Kepalanya tertunduk untuk menyesap puting Jihoon yang sebelah kanan, sementara yang kiri dia mainkan dengan tangannya. Yoonbin tidak munafik, dia sangat menyukai badan Jihoon.
"Hhhaahh ah! Ah! Aahhmm." Rancau Jihoon frustasi. "Lebih cepat..." Pintanya. Jihoon sudah mabuk akan sentuhan yang Yoonbin berikan padanya. Dan dia ingin lebih dalam dari ini.
Yoonbin menyeringai. Manarik miliknya hampir keluar, lalu menghentakkan kembali kedalam terus menerus hingga desahan Jihoon semakin kencang memenuhi kamar hotel ini.
"OH! AH AH!"
Jihoon semakin mengeratkan pelukannya pada Yoonbin, jari jari kakinya menekuk sempurna dan dirinya merasakan bahwa miliknya berkedut siap untuk menumpahkan sesuatu.
"C-cum! Akh... Cum... Anghh" Rancau Jihoon saat merasa tidak tahan dengan keadaan dibawahnya.
Yoonbin mengecup sekilas bibir Jihoon. "Keluarkan." Bisiknya di telinga Jihoon.
Dan tanpa menunggu lama lagi akhirnya Jihoon bisa merasakan lega karena mendapatkan pelepasannya kembali.
Senyum tipis Yoonbin keluar saat matanya kembali melihat Jihoon yang merasa lega saat memuntahkan cairannya.
"Menungging."
Jihoon terkejut. Ini sudah ke tiga kalinya dia keluar dan Yoonbin sama sekali belum sampai pada puncaknya? Ini gila, pikirnya.
"Apa...? Aku lelah Yoonbin..." Keluh Jihoon sambil memasang wajahnya yang memelas, berharap bahwa Yoonbin akan berhenti pada permainan panas ini.
"Menungging, Park Jihoon."
Dan ya tertolak. Mau tidak mau dia harus mengikuti 'tuannya' sekarang.
Malam itu suara desahan dan suara tubrukan antara kedua kulit yang menyatu kembali terdengar jelas di dalam ruangan mewah itu.
Tidak peduli jika ada seseorang yang mendengar kegiatan mereka. Yang mereka pikirkan sekarang adalah mengejar kenikmatan dengan gairah yang memabukkan.
-
Kedua mata bulat milik Jihoon terbuka saat merasakan sinar matahari yang menerpa wajahnya itu. Dengan perlahan Jihoon mencoba bangun dari tidurnya, sesekali meringis ketika merasakan sakit pada bagian bawahnya.
Jihoon ingat betul kegiatan panasnya tadi malam bersama Yoonbin. Bagaimana dengan handalnya Yoonbin memimpin permainan, membuatnya mabuk dengan semuanya.
Wajahnya memerah jika Jihoon mengingat kejadian itu. Entah malu atau apa. Buru buru dia menutup wajahnya dengan tangannya lalu berteriak dalam diam.
"Kau sudah bangun?" Suara berat milik Yoonbin terdengar, dan membuat Jihoon sedikit terkejut.
"Ya... Sudah..." Jawab Jihoon pelan.
"Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu, Jihoon."
Jihoon mendongak agar dapat melihat wajah milik Yoonbin, lalu matanya langsung saja bertatapan dengan mata tajam milik pria bermarga Ha itu.
"Soal apa..?"
"Kau tau. Sekarang kau terlibat kontrak dengan ku untuk lima bulan ke depan. Kau siap untuk itu kan?"
Jihoon terdiam. Perkataan Yoonbin membuat Jihoon yang entah kenapa langsung mengingat soal ibunya. Jihoon melakukan kontrak ini memang tujuannya untuk mendapatkan uang agar ibunya bisa segera melangsungkan operasinya.
Dia tau ini pekerjaan yang kotor, terlebih lagi dia masih bersekolah. Tapi kali ini tolong biarkan Jihoon menjadi anak nakal dahulu. Selesai kontrak habis mungkin dia tidak akan terlibat dengan hal hal berbau sex lagi. Walaupun nyatanya dia sudah kotor.
"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jihoon balik. Wajahnya tampak polos menatap kearah Yoonbin.
Yoonbin berdeham pelan. Jujur, melihat wajah Jihoon saja dia sudah merasakan panas dalam tubuhnya.
"Memuaskan ku lebih tepatnya. Jika aku meminta mu untuk melakukan having sex kau tidak boleh menolaknya. Kau paham kan sekarang."
Jihoon mengangguk paham.
"Berapa uang yang kau perlukan?"
"55 juta." Jawab Jihoon, mengulum bibirnya sebab gugup.
Yoonbin mengangkat sebelah alisnya, itu cukup banyak. "Yasudah. Siang nanti aku akan memberikannya padamu. Sekarang kau mandi lalu kita akan pergi sarapan."
Note.
TREMOR AKU KETIKNYA ANJIM.
Astagfirullah ಥ‿ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautifull Slut | Binhoon
RandomTIDAK DI LANJUT!! 18+ "Aku akan menyerahkan diriku pada mu, asal kau mau membantu ku."