Jihoon tidak bisa menahan senyumannya saat operasi ibunya berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun, sekarang dia hanya perlu menunggu ibunya istirahat baru bisa di buka perban dimatanya.
Kakinya melangkah keluar untuk pergi ke kantin rumah sakit, dia lapar karena belum makan apapun. Tapi baru saja dia keluar dari ruang inap sang ibu, di hadapannya sekarang sudah ada Yoshinori yang menatapnya seperti biasa. Datar.
"Kau? Sedang apa disini?"
"Menjenguk ibu mu."
Menghela nafasnya kasar dan membalas tatapan Yoshinori tak kalah tajamnya. "Aku pernah bilang ini, bahkan sering. Jangan pernah temui aku ataupun ibu ku, keberadaan mu membuat ku merasa terancam dan tidak nyaman." Sarkas Jihoon tanpa memperdulikan raut wajah Yoshinori yang sedikit tersinggung akibat perkataan pedasnya.
"Tapi aku bukan orang jahat, Jihoon."
"Ya. Bukan. Tapi hampir. Lebih baik kau pergi, aku muak melihat mu terus." Usir Jihoon sambil mendorong badan Yoshinori.
Tapi tangannya di cengkram oleh Yoshinori. "Kau mendapatkan uang sebanyak itu dari mana? Uang mengajar mu cukup?" Masabodo dengan usiran Jihoon padanya, Yoshinori lebih milih bertanya hal ini pada Jihoon. Karena jujur saja, dia kurang yakin Jihoon memiliki uang sebanyak itu.
Si manis menarik tangannya kasar, lalu memandang marah kearah Yoshinori. "Kau tidak perlu tau, yang pasti ini hasil kerja ku! Walaupun kotor." Lanjutnya dalam hati.
"Kau masih marah padaku? Ya, aku tau aku salah. Tapi demi Tuhan, aku tidak sengaja melakukan hal itu."
Mata bulat cantik itu mulai berkaca kaca saat mengingat hubungannya bersama Yoshinori saat mereka masih menjadi sepasang kekasih.
Tapi rasanya sakit.
Mencintai orang yang hanya menganggap dirinya sebagai pajangan.
Dan saat dirinya lebih memilih untuk pergi, orang itu malah berbalik mengejar dirinya. Lucu bukan?
Pipinya di tangkup dan di usap dengan lembut oleh Yoshinori. "Jangan menangis. Maaf ji, maaf.. Aku salah, maaf.."
"Pergi."
"Ji—"
"Pergi Yoshinori! Pergi!"
-
"Sakit, bangsat!" Umpat Yoonbin saat Sunwoo menekan lukanya.
Yang kena umpat hanya tertawa kecil dan menyudahi kegiatannya untuk mengobati luka Yoonbin.
"Kenapa bisa bertengkar?" Tanya Sunwoo.
"...."
Menyeringai kecil, setelahnya berdeham. "Yongue? Right?"
Dan ya, tebakannya benar saat melihat Yoonbin yang mengangguk. Jujur rasanya Sunwoo cukup bosan saat melihat pertengkaran antara Yoonbin dan Yoshinori, dan akar masalahnya pasti anak itu.
Yongue.
Anak manis yang sukses membuat kakak beradik itu berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya.
Yang juga pada akhirnya anak itu pergi untuk selamanya akibat kecelakaan yang mungkin cukup besar.
"Aku tidak tau perasaan mu masih ada untuknya atau tidak. Tapi cobalah untuk melupakan masa lalu, dan kau harus bisa fokus dengan dunia mu yang sekarang. Kau bisa cari yang lain, yang bisa kau ajak serius bukan kau ajak main main." Nasehat Sunwoo. Demi kebaikan Yoonbin juga tentunya.
Yoonbin hanya diam saat mendengar nasehat dari Sunwoo. Dia sebenarnya tidak mengerti dengan perasaannya sendiri, entah masih memiliki rasa atau tidaknya dia tidak tau. Yang dia rasakan sekarang, setiap melihat Yoshinori entah kenapa rasanya dia sangat ingin marah, padahal Yoshinori dan dia masih cukup dekat sampai sekarang walaupun jarang berkomunikasi.
"Oh ya, tentang Park Jihoon." Yoonbin mendongak, menatap Sunwoo yang asik memakan cemilannya.
"Kau menyukainya?" Tanya Sunwoo, serius.
"Tidak."
Mata Sunwoo memincing, merasa kurang yakin dengan jawaban dari Yoonbin.
"Kalau kau menyukainya, jangan sampai ketauan Yoshinori."
Lagi? Kenapa selalu saudara tirinya?
"Apa?"
"Aku tidak tahu banyak tentang hubungan mereka dulu, tapi yang pasti dulu hubungan mereka bisa di bilang toxic? Tapi aku tidak yakin lebih dalam, kau tau sendiri Yoshinori bagaimana bukan? Aku cukup dekat dengan Jihoon, terkadang dia selalu meminta jemput padaku saat sedang bertengkar dengan Yoshinori. Tapi dia tidak pernah bercerita tentang apa apa padaku. Dan yang aku lihat sekarang, Yoshinori kembali mengejar Jihoon dalam diam." Jelas Sunwoo.
"Darimana kau kenal Jihoon? Kenapa kau tau semuanya hah?"
Sunwoo mendengus kesal lalu melempar kulit kacang pada wajah datar Yoonbin.
"Tempat les yang sama dulu, dia juga teman kekasih ku, haknyeon. Aku tau semua itu dari pendapatan diriku sendiri, bodoh."
"Mana aku tau, sialan."
"Kau lebih sialan, bodoh."
Tbc.
Aku belum pasti konfliknya bakal rumit apa nggak, siapin mental aja, soalnya nanti kek rollercoaster ( kayaknya ) :(
Orang2 masa lalu juga belum aku keluarin semuanya ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautifull Slut | Binhoon
RandomTIDAK DI LANJUT!! 18+ "Aku akan menyerahkan diriku pada mu, asal kau mau membantu ku."