Sekarang ini Yoonbin sedang berhadapan dengan Yoshinori yang menatapnya dengan datar. Entah apa yang ingin di bicarakan oleh Yoshinori sampai sampai dia harus terpaksa menemuinya.
"Kau ingin membicarakan apa? Cepat, aku tidak punya waktu luang lebih lama." Akhirnya Yoonbin memilih untuk membuka suara lebih dulu, sedikit kesal saat saudaranya itu belum membuka suaranya.
"Apa hubungan mu dengan Jihoon?"
Bohong kalau Yoonbin tidak terkejut. Selama ini yang tahu hubungannya dengan Jihoon hanya Jeno dan Sunwoo, selebihnya tidak ada. Oh atau mungkin teman temannya Jihoon juga yang ikut mengetahuinya.
"Jawab aku. Apa kau memiliki hubungan dengan Jihoon?"
Sorot mata Yoshinori sangat jelas sedang menahan emosinya, tapi bukan Yoonbin namanya kalau tidak memancing emosi seseorang dengan sifat jailnya.
"Hm apa ya? Bagaimana jika aku bilang kalau Park Jihoon adalah milikku? mau apa kau?" Tanya Yoonbin dengan nada yang menantang. Jangan lupakan wajahnya yang terlihat sangat mengejek.
Tangan Yoshinori terkepal kuat hingga urat urat tangannya terlihat, menahan emosinya yang bisa saja meledak kalau dia dan Yoonbin sedang tidak di tempat umum.
"Dia milikku. Lebih baik kau sudahi hubungan mu dengan Park Jihoon, sebelum aku mengadukan hal ini pada ayah."
Tawa Yoonbin keluar, merasa lucu dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Yoshinori.
Apa tadi katanya? Mengadukannya pada ayah? Hhh, silahkan. Siapa yang takut? Batinnya.
"Bodoh. Adukan saja, aku tidak takut. Pikir dengan otak mu yang pintar itu, kalau kau masih keukeuh menjadikan Jihoon milik mu, apa bedanya juga dengan aku?" Cibir Yoonbin.
"Oh! Lebih baik kau urusi keluarga kecilmu itu.. Kkkk, urusi jalang itu beserta anaknya— oh!? Apa anak itu masih hidup? Atau sudah ma—
"JAGA MULUT MU SIALAN!" Hancur sudah benteng Yoshinori untuk menahan amarahnya. Dia dengan cepat bangkit dari duduknya dan mencengkram kerah baju Yoonbin.
Sementara Yoonbin hanya menatap Yoshinori dengan santai, seolah tidak terjadi apa apa.
"Kau marah? Wow~ menakutkan sekali~"
"Kau! Camkan ini Ha Yoonbin, jangan sesekali kau menyebut nama Beomha dalam masalah ini." Tekan Yoshinori dengan nafasnya yang memburu.
-
"Ibu! Aku— hey tunggu sebentar. Ibu ingin pergi kemana?" Tanya Jihoon setelah menyadari pakaian sang ibu yang sedikit berbeda.
Seulgi tersenyum, lalu tangannya terangkat untuk mengusak gemas rambut anak manisnya.
"Ibu lupa memberitahu. Ibu sudah mendapatkan pekerjaan! Jadi kau tidak perlu bekerja paruh waktu lagi." Ucap Seulgi.
Dahi Jihoon menekuk. "Sejak kapan? Dimana? Apa jauh?"
Seulgi hanya tertawa kecil saat mendengar banyaknya pertanyaan dari anak manisnya. "Baru baru ini! Tempatnya cukup jauh dari rumah, tapi tak apa! Ibu sangat menikmati pekerjanya."
"Lebih baik aku saja yang bekerja, ibu diam di rumah!"
"Tidak tidak. Ibu yang harusnya melakukan hal ini, kau harusnya sekarang belajar! Sebentar lagi kau akan ujian bukan?" Tanya Seulgi sambil berkacak pinggang. Mencoba mengalihkan pembicaraan.
Mata Jihoon membelak. Dia lupa kalau hari ini dia akan belajar bersama dengan Hwall.
"Aku lupa! Aku harus berangkat, pasti Hwall sudah menunggu ku! Ibu aku berangkat!" Sebelum benar benar pergi dari rumah, Jihoon menyempatkan untuk mengecup pipi sang ibu. Meninggalkan Seulgi yang hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tingkah sang anak.
"Dasar anak itu."
-
Sementara di tempat lain. Ada Chanhee dan sang suami— Sangyeon, yang sedang duduk saling berhadapan.
"Namanya Park Jihoon?"
Chanhee mengangguk pelan. Menatap Sangyeon dengan tatapan sendu.
"Kau tau? Dia sangat mirip dengan Hyunwoo, dan aku juga sangat nyaman saat dia berdekatan dengan ku.." Lirih Chanhee.
Sangyeong menghela nafasnya kasar. Bukan apa, tapi dia cukup lelah dan di tambah cukup penasaran dengan anak yang bernama Park Jihoon yang kata Chanhee ini sangat mirip dengan Hyunwoo.
"Kenapa kau menyimpulkan sendiri kalau anak ini sangat mirip dengan Hyunwoo? Yang jelas jelas bahkan belum kita temukan sampai sekarang."
Badan Chanhee bergetar menahan tangis. "Semuanya. Bahkan di area leher sebelah kirinya ada tanda lahir seperti milik Hyunwoo dulu."
"Chanhee. Aku tahu kau sangat merindukannya, tapi kau tidak bisa mengambil kesimpulan sendiri kalau anak itu adalah Hyunwoo. Bukan hanya kau yang merasa kehilangan, tapi aku sebagai ayahnya juga ikut merasa kehilangan." Ucap Sangyeon sambil mengusap punggung Chanhee, mencoba untuk memberi ketenangan.
"Kita masih ada Yeongue disini, sekarang kita harus fokus pada kesehatan Yeongue." Lanjut Sangyeon.
Chanhee menghentikan tangisnya lalu menepis tangan Sangyeon.
"Walaupun kita masih memiliki Yeongue aku juga masih membutuhkan anak kembarku yang hilang. Ucap Chanhee sambil menekan kalimatnya di akhir.
Ya, Chanhee sebenarnya mempunyai anak kembar yang sayangnya harus hilang.
Dan itu akibat Ha Juyeon.
Tbc.
Udah ketebak kan? Yang sadar cukup diam, jangan bocor :) mungkin konflik disini bakal berat, tapi gatau juga sih..
GEMES BANGETT WOY 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautifull Slut | Binhoon
RandomTIDAK DI LANJUT!! 18+ "Aku akan menyerahkan diriku pada mu, asal kau mau membantu ku."