Thirteen.

1.4K 146 25
                                    

Ayok ramein komennya, hehe


















"Kita harus segera mendapatkan donor jantung, kalau di perlambat pasien tidak akan tertolong!"

Mata Hyunjae berkaca kaca tangisannya mungkin akan keluar detik itu juga, pandangannya beralih pada Juyeon yang pasti sama khawatirnya dengan ini.

"Juyeon... Yoonbin... Kau akan mencari donor itu kan!?" Hyunjae sedikit terpekik sambil mencengkram lengan kemeja kerja suaminya hingga mengusut.

Juyeon menggenggam tangan Hyunjae mencoba untuk mengnenangkan, lalu mengangguk. "Aku pasti akan mencarinya, kau tidak perlu khawatir, sayang." Bohong kalau Juyeon tidak khawatir dengan anak sulungnya itu. Walaupun Yoonbin masih kecil dan sangat nakal pasti di lubuk hatinya ada rasa sayang yang dalam, terlebih lagi ini menyangkut Yoonbin.

Juyeon tidak mau kehilangan kembali orang yang berarti dalam hidupnya.

Cukup Changmin yang pergi. Yoonbin anaknya, jangan.

"Ha Juyeon."

Juyeon maupun Hyunjae menoleh ke asal suara itu, menatap orang itu dengan tatapan datarnya, oh mungkin hanya Juyeon yang menatap orang itu datar. Berbeda dengan Hyunjae yang masih bisa memberikan senyumannya walaupun sedikit terpaksa.

"Mau apa kau kemari?"

Orang itu tertawa remeh. Lalu mendekat kearah Juyeon. "Kenapa kau tidak mau mendonorkan jantung anak itu pada Yoonbin?"


-


Plak!

Yoonbin sedikit meringis saat tangan Jihoon mendarat di dada bagian kirinya, tidak sakit sebenarnya tapi Yoonbin hanya kaget saat mendapatkan pukulan tiba-tiba dari si manis.

"Karena kau badanku sakit semua! Bagaimana bisa menemui keluarga mu jika keadaan ku seperti ini!"

Yoonbin terkekeh lalu dengan cepat mencium pipi berisi itu sekilas, dan lagi, dia harus mendapatkan pukulan.

"Berhenti mencium ku!" Teriak Jihoon kesal, dia muak dengan perilaku 'manis' Yoonbin yang selalu diberikan untuknya.

Bukannya apa. Jihoon hanya takut dia jatuh pada perasaannya sendiri.

Paham kan?

"Aku suka saat melihat wajahmu yang memerah malu, itu terlihat sangat cantik." Ujarnya dengan santai tanpa menyadari degupan jantung Jihoon yang berpacu cepat.

Jihoon sedikit berjinjit lalu menjambak kasar rambut Yoonbin hingga membuat empunya meringis kesakitan.

"Sudah berapa banyak submisive yang kau perlakuan seperti ini, bajingan!? Huh!" Mendengus kesal lalu segera berlari masuk kedalam kamar mandi, meninggalkan Yoonbin yang masih tersenyum gemas dengan tingkah Jihoon.

Yoonbin mulai berjalan menuju walk in closet lalu mulai memilih baju yang akan dia pakai bersama Jihoon nanti. Tapi pergerakannya terhenti saat matanya tidak sengaja menatap bekas jahitan yang cukup tercetak jelas di area dadanya.

Yoonbin ingat betul kejadian beberapa tahun lalu, saat dia sedang meraung nangis meminta supirnya untuk mencari kemana ibunya pergi saat itu, tapi naasnya di tengah perjalanan mobil yang dia tumpangi harus bertabrakan dengan truk yang hilang kendali dan berakhir menabrak mobilnya saat itu.

Dia juga sadar jantung yang dia pakai sekarang ini bukan jantung miliknya sendiri, tapi milik orang lain yang dengan sukarela memberikan padanya. Yoonbin ingin bertemu dengan orang itu, tapi ayahnya tidak pernah membuka mulut bahkan memberitahu. Banyak yang ayahnya sembunyikan darinya.

Beautifull Slut | BinhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang