Six.

2.1K 202 11
                                    

Tulisan miring untuk flashback..!














"Sebenarnya kita akan kemana? Kenapa ada koper? Kau ingin menculik ku!? Aw!" Jihoon mengusap bibirnya yang di sentil dengan kuat oleh Yoonbin.

"Berisik. Kau hanya perlu menurut, apa susah?" Ujar Yoonbin dengan nada datar, merasa kesal karena bibir Jihoon tidak bisa diam.

Jihoon menatap Yoonbin sinis. "Sakit! Kau ini tega sekali."

"Salah siapa tidak mau diam? Sudahlah, lebih baik kau ikut mengemasi baju dan barang yang akan kau bawa." Titah Yoonbin, setelahnya dia kembali sibuk dengan dunianya sendiri.

"Iya tapi memangnya kita akan kemana? Aku tidak mau ikut berkemas jika kau tidak memberitahu ku lebih dulu!"

"Pedesaan. Puas? Sekarang kemasi barang mu!" Sentak Yoonbin pelan, jengkel dengan Jihoon yang sangat tidak menurut.

Mata bulat itu semakin membulat akibat terkejut lalu mendekatkan dirinya pada Yoonbin.

"Sekolah kita bagaimana!? Juga kenapa mendadak sekali!? Aku belum memberitahu ibu!"

Yoonbin menghela nafasnya lelah lalu kembali menatap Jihoon dengan tajam. Demi Tuhan, Yoonbin sangat kesal jika Jihoon sudah mode berisik. Rasanya dia ingin membungkam bibir merah itu dengan bibirnya sampai yang punyanya tidak bisa bernafas.

Pikiran yang cukup gila.

"Kita akan berangkat dua hari lagi, jadi masih ada waktu untuk izin kan?"

"Sekolah bagaimana? Aku tidak mau tertinggal, kita ini sudah kesal akhir dan akan segera lulus, Yoonbin."

"Soal itu kau tidak perlu khawatir, aku yang akan mengurus semuanya. Dan sekarang lebih baik kau menurut apa kata ku. Paham?"

Dan Jihoon hanya bisa mengangguk menuruti kemauan dari Yoonbin, Jihoon tidak bisa menolak akibat kontrak yang sudah dia sepakati sendiri.

Selain harus menjadi 'pemuas nafsu' Yoonbin, dia harus ikut berperan mengikuti semua kemauan manusia dingin itu.


Selesai mengemasi baju dan barang yang akan dibawa, kaki Jihoon berjalan untuk mendudukkan dirinya di samping Yoonbin. Lalu menghela nafas lelah.

"Bagaimana kondisi ibu?" Tanya Yoonbin memulai topik bicara.

"Baik. Ibu sudah membaik, dan aku merasa bersyukur ibu sudah mulai melihat kembali." Jawabnya dengan nada yang senang sambil tersenyum.

Yoonbin mengangguk ikut senang saat mengetahui kondisi ibu Jihoon membaik. "Ah ya. Bukannya masa menginap saat itu masih ada? Tapi kau lebih memilih untuk pulang, ada apa?"

Jihoon menunduk sambil mengulum bibirnya. "Uang tabungan ku tidak akan cukup, lagi pula ibu masih bisa beristirahat di rumah bukan."

"Kenapa tidak bilang padaku?"

Sontak jihoon menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak. Aku rasa kau hanya perlu membayar sekali, karena memang pada dasarnya aku membuat kontrak dengan mu untuk biaya operasi ibu... Jadi tidak perlu lagi... Tapi aku masih melanjutkan kontraknya sampai selesai."

Aneh.

Itu yang ada di pikiran Yoonbin sekarang, mana ada pelacur yang hanya ingin di bayar sekali dalam kontrak? Aneh.

"Terserah. Tapi jika aku ingin membelikan sesuatu untuk mu tidak boleh menolaknya." Kata Yoonbin dengan nada yang di tekan.

Lagi dan lagi. Jihoon hanya mengangguk.



Beautifull Slut | BinhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang