pengakuan

122 8 0
                                    

Hasrat mu membunuh lebih besar
Dari rasa sayang yang kamu miliki
Kay___&

Meninggalkan jejak yang lama itu
Tak semudah menghapus tulisan di kertas.
Bara___&

Pasti ada jalan keluar untuk berubah
Mila___7








Setelah aksi pelukan di tengah hujan yang deras, kini dua sejoli itu berada di apartemen Nander. Seperti yang dikatakan nya siang tadi bahwa Lolita dan kedua sahabatnya di undang ke apartemen ini, namun rencana yang sudah di buat matang oleh Revan kini berubah saat ia melihat Lolita menggigil, dan bersin bersin.

"Masih sakit, hm?" Tanya lembut Revan, membuat Lolita mengangguk.

Brak

Terdengar suara dobrakan pintu yang berasal dari ruang tamu, Revan tak menghiraukan ia masih setia mengobati gadisnya.

"Siapa?" Tanya Lolita penasaran.

Revan menggeleng tegas "bukan apa apa, minum obat dulu ya terus istirahat" Lolita mengangguk, setelah Lolita meminum obat Revan merebahkan tubuh Lolita dan menutupi tubuhnya dengan selimut sampai bahu setelah itu mendaratkan ciuman di keningnya.

Lolita merasakan kenyamanan entah kenapa ia tidak ingin jauh jauh dari pria ini "good night my boo"

"night too"

***

"Kalian apa apaan sih, kita cuma mau jenguk sahabat kita doang" gas Mila.

Bara dan Dito tak mengindahkan permintaan mereka, Kay dan Mila berdecak kesal pandangan nya beralih pada seorang pria dengan t-shirt abu abu celana jeans hitam menuruni anak tangga.

"Ada apa ini" tanya Revan.

Semua orang yang ada di ruang tamu memandang Revan, tatapan tajam yang di lempar kan kepada Kay dan Mila membuat nyali kedua gadis itu menciut.

"Gue mau ketemu sama Lolita" sahut Mila.

"Enggak" Kay melotot tak percaya, ia bingung sebenarnya Revan ini siapa nya Lolita.

"Lo siapa nya Lolita sih pake ngatur ngatur?" Gas Kay, membuat Revan mengeraskan rahangnya menahan amarah.

Bara melihat itu buru-buru menenangkan nya, takut nanti Kay di jadikan mangsa setelah ini.

Revan menghembuskan napas, sembari mendudukkan bokongnya di sofa "Lolita sudah tidur"

Revan melihat ke arah Bara dan Dito "mending lo berdua Anter nih cewe" mereka mengangguk dan menarik kedua gadis itu pergi meninggalkan apart.

Setelah itu Revan bangkit, mengambil jaket Hoodie hitam, masker, dan topi untuk menutupi penyamaran nya dalam melakukan aksinya.

Lalu Revan mengambil kunci mobilnya berjalan ke kamarnya untuk menemui Lolita, senyum terpancar di wajahnya saat ia menatap gadis itu dengan damainya tertidur. Tak ingin mengulur waktu Revan langsung mencium kening gadis itu lalu pergi meninggalkan apartemen nya.

"Saatnya kita bermain main" ucap nya dengan senyum seringaian.

***

Didalam mobil, Kay terus saja berontak ingin turun, saat ini Kay bersama dengan Bara di dalam mobil, sedangkan Mila pergi bersama Dito dengan motor sportnya.

"Keluarin gue, Bara!" Bentak Kay.

"Kalau aku enggak mau" ucap Bara santai.

"Keluarin gue!"

"Enggak"

"Bara!"

"Kay!"

"Ih... Bara lo ngeselin banget ya" sarkas Kay sembari memukul lengan kekar Bara. Seketika ia mendapatkan tatapan tajam dari Bara membuat ia menelan slivanya.

Bara melihat itu menahan tawa, tanpa sadar tangan nya mengusap puncak kepala Kay, membuat sang empu membeku di tempat.

Bara meraih tangan kanan Kay dan menggenggamnya sambil menyetir, tentu saja hal itu membuat jantungnya berdegup kencang.

Kayanya gue perlu di periksa nih batin Kay.

***

"DITO!" Teriak Mila saat Dito menyetir motornya dengan kelajuan di atas rata-rata.

"Lo gila, lo pengen gue mati" teriak Mila namun tak di gubris oleh Dito membuat ia berdecak kesal.

"Maaf" gumam Dito, tentu saja tidak di dengar oleh Mila.

Setelah sampai di rumah Mila, ia langsung turun dari motor Dito yang katanya tingginya ngalahin gedung emang bener?

"Makasih" ketus Mila, walau iya tau cara Dito menyeretnya pulang tadi sedikit kasar tapi Mila tidak munafik ia juga tidak bisa pulang karna mobil Kay juga ada di bengkel.

"Yang tulus dong" ucap Dito lembut, seketika membuat Mila mengeryit bingung ni cowo bipolar ya?

Tak ingin ambil pusing Mila langsung berbalik, saat hendak melangkah tangannya di cekal oleh Dito "sensi banget sih jadi cewe"

"Bukan urusan lo" Dito terkekeh melihat tingkah Mila walau ia di kenal bar-bar tapi tetap saja bagi Dito gadis di hadapannya ini juga mempunyai sisi hati yang lembut.

"Lepasin gue enggak!"

"Enggak mau!"

Mila berdecak, ia berbalik menghadap Dito ada sedikit desiran dalam hatinya saat Dito menatap nya balik, ia menelan slivanya berusaha menetralkan rasa gugupnya "Dito Brahmasya, gue capek mau istirahat"

"Yaudh istirahat aja"

"Tapi tangan lo masih nempel di tangan gue" gas Mila

Seketika Dito menatap Mila dengan tatapan serius tangannya terulur mengusap pipi mungil Mila membuat sang empu terperanjat kaget.

"Aku sayang sama kamu"

Cinta PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang