Karna malam ini pemilihan king and queen, Revan dan Lolita berinsiatif pergi ke mall membeli pakaian yang akan di pakai untuk acara malam ini.
"Van"
"Iya sayang" Revan berbalik memandngi Lolita.
"Kamu suka yang mana?" Tanya Lolita yang sudah menggantungkan dress panjang dengan warna hitam dan biru malam kilat.
"Dua-duanya"
"Pilih salah satunya Van" rengek Lolita.
"Ambil dua-dua nya aja!"
"Ck! Kamu gimana sih aku harus pakai salah satu dari gaun ini, sayang." geram Lolita.
Ada rasa aneh saat Lolita menggunakan kosakata 'sayang' ah rasanya Revan sudah terbang ke langit ketujuh, katakan itu lebay.
Revan berjalan mendekati Lolita, ia mengusap pipi kanan gadis itu lalu menarik dress yang berwarna hitam itu untuk di letakkan di tempatnya.
"Pakai biru malam aja, hm." Lolita mengangguk sambil tersenyum lebar.
"Sayang" Lolita
"Hmm"
"Kamu suka ini?" Lolita menunjukkan tuxedo berwarna silver itu.
"Suka sayang, apapun yang kamu pilih semuanya aku suka" ucapnya lalu mengusap puncak kepala Lolita.
Seketika pipi Lolita memanas menahan malu. Melihat itu Revan terkekeh dan mencubit pipi Lolita gemas.
"Ihh Revan sakit tau" Revan terkekeh mendengar nya.
"Bisa banget ya, bikin anak orang baper" ucap Lolita.
"Enggak papa, yang aku baperi juga kamu" Revan menyeringai lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Lolita "Iyya kan calon istri" bisik Revan menggoda membuat Lolita tersedak ludah nya sendiri.
"Kamu pakai blush on nya ketebalan" goda Revan terkekeh.
"Revan!!"
***
Suara ketukan pintu membuat keheningan di dalam rumah Loli. Bahka sepupu Lolita, si Maura terperanjat kaget.
"ASTAGFIRULLAH siapa sih mah yang gedor gedor, kok enggak di buk_" Lolita menganga melihat Revan yang sedang berdiri di depan pintu dengan tuxedo yang tadi siang mereka beli.
"Siapa sayang" tanya Hildan pada sang anak.
"I-itu Revan pah" ucap Lolita gugup namun di akhiri cengiran.
"Oh Revan masuk nak" suruh Ningsih.
Saat Revan melangkah, sepasang mata terus memandangi nya, siapa lagi kalo bukan Lolita.
"Cepat banget sih siap nya"
"Loli, suruh duduk dulu revannya" ucap Ningsih pada sang anak.
"Eh Iyya mah" ucap di akhiri cengiran "sayang kamu duduk dulu ya, aku siap siap dulu" Revan mengangguk, lalu Lolita pergi ke lantai dua tepatnya ke kamarnya untuk bersiap siap.
Diruang tamu Revan sedang berbincang dengan kedua orang Lolita, diselingi dengan senyuman tanpa sadar sepasang mata menatap takjub ciptaan tuhan.
Maura menatap Revan, ia terpesona dengan pria di depannya ini. Namun ia kembali menyadarkan dirinya.
Sadar Maura, dia itu kekasih adik sepupu lo batin Maura.
Cukup lama menunggu Lolita bersiap siap, saampai akhirnya suara derab langkah membuat semua orang menoleh ke arah Lolita.
Mata Revan menatap intens Lolita, 'cantik' gumamnya.
"Ekhem" Ningsih berdehem menyadarkan kedua remaja ini yang sedang beradu tatap.
Kok gue kesel ya, gerutu batin Maura
"Kalian pulang jangan malem malem, Revan kamu juga jaga anak saya ingat! Kamu bawa anak perawan" ucap Hildan tegas.
"Siap om, saya akan jaga anak om. Saya tidak akan membiarkan orang lain menyentuh atau pun melirik milik saya" ucapan Revan membuat Lolita malu, seperti sedang keciduk sesuatu. Ah sial jantung gue gerutu batin Lolita.
"Ayo" Revan memberikan lengannya untuk di gandeng Lolita, melihat perlakuan itu Lolita mencubit lengan tersebut.
"Sayang kok di cubit"
"Ihh Revan!! Malu tau" interaksi mereka tak luput dari pandangan orang tua Lolita, mereka terkekeh melihat tingkah menggemas kan putrinya, lain halnya Maura ia menatap datar ke arah kedua sejoli tersebut.
"Om, Tante Revan ijin bawa Lolita"
"Mah, pah, Loli pamit dulu ya"
Setelah bersaliman dan berpamitan, mereka segera keluar dan menuju mobil Lamborghini Aventador.
Saat di perjalanan keheningan terjadi hanya suara deru mobil dan musik. 20 menit mereka tiba di sekolah. Berjalan bergandengan menuju ruang aula, saat memasuki ruangan tersebut sorot mata memandangi mereka. Ada yang menatap mereka kagum, ada yang menatap mereka iri, ada juga yang menatap mereka tajam.
"Van malu ih...lepasin" Revan tak mengubris ia terus saja menggenggam tangan mungil Lolita. Membuat gadis itu menghela napas pasrah.
"Kalo pawang nya gini mah enggak ada yang berani deketin lo" celetuk Mila yang entah sejak kapan ada di belakang Lolita.
"Sejak kapan lo disitu" tanya Lolita.
"Baru aja" Lolita mengangguk lalu beralih menatap Revan, merasa ditatap ia pun menoleh keningnya berkerut seolah bertanya 'kenapa'.
"Kamu ganteng banget" bukan Lolita yang berkata, melainkan Shena. Siswa famous yang cukup berpengaruh di SMA Cakrawala seangkatan dengan Lolita.
"Mau dansa sama aku" tawar Shena beralih menatap Lolita yang menggenggam tangan Revan.
Seketika mata memanas melihat hal itu, ia belum tau mengenai kabar Revan dan Lolita sedang menjalin hubungan asmara.
Shena melepaskan genggaman tangan kedua sejoli itu "kamu ngapain sih pegangin tangan dia, cewe cupu juga." Sarkas Shena membuat Revan mengeraskan rahangnya.
"Eh cabe jaga mulut lo ya" sahut Mila geram melihat Shena kegatelan.
"Diem deh lo"
"Lo yang diem" sentak Revan membuat Shena terperanjat kaget.
"Kenapa Van, kenapa gue harus diem"
Mila melihat amarah pada diri Revan, dan memberikan instruksi kepada Lolita untuk membawa kekasihnya menjauh.
"Bawa Revan jauh, sebelum dia ngelakuin hal nekat" bisik Mila membuat Lolita menelan slivanya takut. Benar yang di katakan Mila, Melihat kekasihnya yang sudah menahan amarah, buru-buru ia menarik lengan kekasihnya menjauhi Shena yang tengah kesal itu.
Mila menyeringai "jadi cewek jangan ganjen" ucapnya lalu melenggang pergi.
***
Disisi lain Kay sedari tadi memberontak untuk pergi ke acara prom night dan pemilihan. King and queen malah terhalau, karna Bara tak membiarkan nya pergi.
"Tujuan lo ngelakuin ini apa" sarkas Kay.
"Lo tanya tujuan gue" sentak Bara kejadian dimana Kay nya hampir dimiliki orang lain membuat hati nya terenyuh.
"Gue enggak mau lo ketemu sama cowo sialan itu!" Sentak Bara.
"Sifat posesif lo emang enggak ada bedanya yah, gue nyesal udah naruh hati sama lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Psikopat
Teen FictionRevan pria berusia 17 tahun memiliki gangguan psikolog. hasrat nya yang ingin membunuh seseorang menjadikan dirinya seorang psikopat hingga suatu hari dia di pertemukan oleh seorang gadis cantik pintar dan baik Lolita. namun sayang nya cinta revan b...