Bara

112 10 0
                                    

Mengakhiri? Tidak semudah membalikkan telapak tangan









Bugh

Bugh

Bugh

Pada dentuman kencang, mengalirkan bulir bulir air di sekujur tubuh. Bara, pria itu memukul samsak yang ada di depannya

"Akh"

Seseorang menggeram sakit, sontak membuat Bara menoleh seutas senyum sinis muncul.

"are you okay, baby?"

Seorang yang di sebut baby memalingkan wajahnya saat Bara ingin menyentuh pipinya. Tanpa sadar tangannya terkepal kuat dengan rahang semakin menegas.

"Aku tau ini salah, tapi aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikat mu disini"

Pernyataan itu membuat seorang gadis yang terikat di kursi mendongak menatap remeh ke arah Bara.

"You are stupid!"

Kini tangan besar itu mencengkram kuat dagu gadis itu yang berani mengatakan bodoh dirinya.

"Aku tidak akan pernah melepaskan mu!" Bentak Bara.

Gadis itu semakin gemetar kala wajah Bara semakin mendekat. Dan berhenti tepat di samping telinganya dan berbisik.

"Karna kamu akan menjadi mangsa terakhir ku setelah dia"

Mata gadis itu semakin memanas, ingin menangisi nasib sialnya ini. Kenapa dia harus berurusan dengan orang berbahaya seperti Bara.

Pria itu menyunggingkan senyum miring pada gadis itu dengan raut wajah takut-takut yang justru membuat Bara semakin gencar ingin menyiksa nya. Namun hal itu ia urung, karna ada hal lain yang harus dia selesaikan sebelum menghabisi gadis itu.

"Nikmatlah hidup, sebelum semuanya berakhir di tanganku" ucap nya lalu melenggang pergi.

***

Hari bahagia tiba, saat kabar kenaikan kelas dan juga kepulangan Revan. Yah, hari ini suasana SMA Trijaya di selimuti kebahagiaan, selain acara kelulusan akan tiba juga ada kabar baik yang di datang.

Yakni kedatangan Mr. Nander yang tidak lain adalah ayah Revan. Meskipun jarang bertemu, tapi tetap saja ini hari yang pas untuk Revan mengatakan keinginan nya yang ingin bertunangan dengan Lolita.

Tentu saja hal itu membuat gadis berkulit putih tersebut terkejut dengan yang di sampai kan Revan.

"Ka-kamu serius?" Tanya Lolita masih tidak percaya.

"Buat apa aku pacaran sama kamu kalo aku enggak bisa serius? Setelah lulus aku bakalan nikahin kamu"

Mendengar hal itu tentu saja meluluhkan hati seorang Lolita, karna bagaimana pun gadis itu juga menginginkan hal yang sama.

Setelah perjuangan Revan yang mendapat kannya, begitupun dirinya yang setia menanti kedatangan kekasihnya. Dua sejoli ini merasa bersyukur karna masih di beri kesempatan untuk bersama.

Namun tidak ada yang tau, bahwa sedari tadi pembicaraan mereka di dengar oleh orang lain yang menatap mereka tajam bak singa yang siap menerkam.

"welcome to the area of ​​a Bara"

Cinta PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang