15-ASDC

119 21 7
                                    

Siapkan hati untuk membaca part ini. Siap?

 Siap?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. Prioritas Setelah Tuhan dan Keluarga?

Setelah kejutan pulang sekolah tadi, Irwan langsung mengantar Rara pulang, pria itu juga sempat mampir dan bertemu dengan Liana. Hanya Liana. Karena Lesti masih di kampus.

Dan sekarang, gadis yang sudah siap dengan baju tidurnya itu masih tersenyum mengingat kejadian tadi siang.

"Lo itu kadang ngeselin, tapi entah kenapa, gue gak bisa marah lama sama lo!" Gumam Rara.

Baru saja duduk di kursi meja belajar, ponselnya berdering. Rara melihat dan mengernyitkan dahi bingung.

Putri is Calling...

Tanpa ingin membuat Putri menunggu, gadis itu menggeser tombol hijau lalu mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Ke-"

"Ra, tolongin gue... Gue takut!"

Rara melebarkan mata kaget. Kenapa dengan Putri. Gadis itu bangkit dari duduknya.

"Lo kenapa? Di mana?" Todong Rara khawatir.

"Gue... Deket taman rumah lo. Gue dikejar orang. Please bantuin gue, Ra. Gue... Gue bingung mau minta tolong ke siapa!"

Rara semakin khawatir mendengar suara panik dari sahabat dekatnya itu. "Gue bakal-"

"Aaaa... Rara tolong Gue!"

Tut!

Setelah nya, sambungan telpon terputus ketika Putri berteriak meminta tolong, dan itu membuat Rara semakin khawatir. Tanpa pikir panjang, Rara segera keluar kamar dengan masih menggunakan baju tidurnya.

"Bunda, Rara ke taman sebentar, ada sesuatu!" teriak Rara sambil menuruni tangga.

"Mau apa?" tanya Liana yang sudah ada di depan Rara.

Rara langsung menarik tangan Liana untuk dicium nya lalu mengecup pipi sang Bunda. "Nanti Rara janji bakal jelasin ke Bunda. Ini penting, Rara duluan." kata Rara. "Dah Bunda!" Rara langsung berlari keluar rumah setelah mengucapkan salam.

•••[[ASDC]]•••

"Gimana?" Putri berucap sambil menaik turunkan alisnya bangga. "Pantes gak jadi pemain film!" ujarnya.

Ketiga sahabatnya itu menatap Putri sengit. "Narsis," cibir Meli.

Putri menggidikkan bahu acuh. Tidak peduli dengan respon mereka.

Antara Sahabat Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang