Chapter 02 : About Friends
Baru saja Haruto memasuki kelasnya, segerombolan anak laki-laki sudah berdiri tepat dihadapannya. Berlagak seolah ingin mencari keributan dengan Haruto, kendati tinggi mereka saja masih di bawah Haruto."Tugas gue mana?" tanya Hyunsuk dengan mimik wajah menindas.
Haruto menaruh buku paketnya asal, lalu mengambil buku-buku didalam tas nya. Mencari nama-nama mereka yang tugasnya Haruto kerjakan. Seperti Hyunsuk, Jihoon, dan Junkyu. Pun Haruto memberikan 3 buku tugas tersebut kepada mereka.
Hyunsuk tersenyum kecil saat melihat tugas-tugasnya telah dikerjakan dengan baik dan rapi. "Thanks, bro!" kata Hyunsuk sambil memberikan uang kertas bernilai 2000 won.
Dengan sigap Haruto menerimanya tapi wajahnya terlihat keheranan. "Maaf, tapi perjanjian kita tiga ribu, 'kan?" tanya Haruto penuh hati-hati. Anak itu takut kehilangan sumber mata pencahariannya jika mereka sudah berhenti menggunakan jasanya.
Jihoon memicingkan matanya, "terima aja sih, masih untung dibayar," ujarnya membalas Haruto.
"T-tapi masing-masing bayarnya kan seribu...," lanjut Haruto masih dengan tatapan bingungnya.
"Yaelah, cuma kerjain gini doang gue juga bisa. Gue kan cuma nitip buku tugas gue, bukan minta kerjain tugas. Lo aja yang salah," ketus Junkyu, setelahnya ia pergi meninggalkan Haruto dengan buku tugas yang sudah berada dalam genggamannya.
"Bodoh lo," cerca Jihoon.
"Makanya tanya dulu sebelum asal kerjain, haha," timpal Hyunsuk. Keduanya pergi setelah mendapatkan buku masing-masing sementara Haruto masih meratapi uang yang ada dalam genggaman tangannya.
Pasalnya, hanya tinggal uang ini saja yang tersisa. Haruto berbohong pada Lisa kalau uang minggu lalu masih ada, sebenarnya uang tersebut sudah habis untuk membayar LKS, dan Haruto baru membayar setengahnya saja. Dirinya memang sengaja tidak jujur kepada Lisa, namun bukan berarti Haruto gemar berbohong, hanya saja anak itu tidak ingin semakin membebani ibunya yang sudah menjadi tulang punggung.
Menghembuskan nafas panjang, lantas berjalan menuju tempat duduknya dengan tangan yang kembali memegang tumpukan buku paket pinjaman sekolah. Haruto duduk dibagian paling belakang, padahal dia lebih suka didepan. Namun banyak temannya yang protes lantaran tinggi badan Haruto membuat mereka kesulitan melihat isi papan tulis.
Yeah, bukan salah Haruto kalau dia ditakdirkan tinggi seperti tiang listrik. Mereka saja yang pendek.
Hal selanjutnya yang dilakukan oleh Haruto adalah mengambil sobekan kertas dibagian tengah, kemudian menuliskan kejadian yang dialami olehnya. Haruto hobi menulis surat-surat tentang dirinya dan khusus dibaca olehnya saja. Baginya, hal kecil ini sangatlah menyenangkan serta mampu menuangkan segala emosi yang ada, tanpa harus mengeluarkan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Haruto] Do You Love Me, Mama?
Teen FictionMa, Haru bener-bener sayang banget sama mama. Walau mama gak sayang Haru, yang penting Haru sayang mama. Mama gak salah, kok. Haru emang gak seharusnya ada di dunia ini. Makanya, Haru izin pergi. Mama harus bahagia, ya! Pokoknya mama harus bahagia...