08. HARUTO's STORY : Being Honest Isn't Easy

603 82 4
                                    

Chapter 08 : Being Honest Isn't Easy

Chapter 08 : Being Honest Isn't Easy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan Haruto baru saja tiba dikediamannya. Anak itu terkejut tatkala kedua netra hitamnya melihat sosok mama yang tengah duduk anggun sembari menatap lekat kehadiran Haruto. Padahal biasanya Lisa tak pernah melakukan hal seperti ini, tak peduli Haruto pulang jam berapa saja, asal kembali.

Haruto tersenyum kikuk, seperti Kucing yang ketahuan mencuri ikan didalam lemari pendingin. "Se-selamat malam, mama...," ujar Haruto berusaha mencairkan suasana.

Lisa tak menggubris, justru memicingkan matanya kemudian berdiri dari duduknya. "Kenapa baru pulang?"

Sungguh, Haruto terkejut bukan main, matanya bahkan menatap Lisa penuh penasaran. Haruto tak tau harus merasa senang karena akhirnya sang mama mau bertanya secara inisiatif (sebab sebelumnya tidak pernah) atau sedih lantaran Haruto membuat mamanya kembali emosi.

"JAWAB!" Nada tinggi yang Lisa berikan menunjukkan kalau saat ini dirinya tengah dikuasai emosi. Haruto kaget mendengar gertakan mamanya, kendati menit sebelumnya ia merasa tersentuh, namun rasa bahagianya kembali runtuh.

"Ma-maaf... tadi Haruto ke rumah Xia...," jujur Haruto, dia tidak berani menatap wajah marah ibu kandungnya sendiri.

"Siapa Xia?" Lisa kembali menyelidik. "Kalau saya berbicara itu diperhatikan! Jangan menundukkan wajah kayak pengecut!"

"Ma...maaf... Haruto salah, ma...." Tanpa Lisa sadari, Haruto sudah mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat, bukan karena Haruto membenci Lisa melainkan dirinya sendiri. Seharusnya tidak begini, Haruto harusnya pulang lebih awal dan memberikan sambutan hangat untuk Lisa, sehingga Lisa takkan membencinya lebih dari ini.

Anak kecil itu menyalahkan dirinya sendiri, kendati ia tak melakukan kesalahan besar.

"Siapa Xia? Dia temen mu? Atau salah satu orang yang nge-bully kamu?" Kali ini suara Lisa sedikit melunak, Haruto merasakannya sehingga dia berani menatap wajah cantik mamanya, meski masih terdapat amarah yang terpampang jelas dalam sorot mata tajamnya.

Dari mana Mama tau tentang bullying?

"I.. itu...." Baiklah, Haruto sendiri tidak tau harus membalas apa. Perlukah ia menerangkan panjang-lebar yang hanya akan membuang banyak waktu, dimana mamanya sendiri sangat tidak suka ketika waktunya terbuang sia-sia, terlebih hanya untuk mendengarkan sekilas cerita yang membosankan dari putranya.

Namun mau bagaimanapun juga, Haruto akan menjawab sebab Lisa sangat jarang bertanya.

Katakanlah Haruto senang, meski dirinya tak ingin sang mama tau kalau putranya menjadi korban bullying.

"Haru gak tau kenapa, tapi awalnya Xia itu pendiem, bukan termasuk mereka yang biasa mengusik Haru. Belakangan ini Xia iseng, bahkan Yoshi juga ikut kena imbasnya karena membela Haru. Anehnya, tadi Xia ngajak Haru buat main ke rumahnya, padahal Haru udah nolak... tapi Xia maksa. Ja-jadi karena itu Haru pulangnya telat...," jelas Haruto. Meskipun awalnya berat, akan tetapi Haruto merasa lega ketika dia menceritakan sedikit masalahnya kepada mama.

[Haruto] Do You Love Me, Mama?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang