17 : HARUTO's STORY : Her True Intentions.

427 36 12
                                    

Her true intention. 

Matahari mulai terbenam digantikan oleh hadirnya cahaya rembulan di hari menuju akhir Januari, meski saat ini masih tanggal 20, belum terlalu akhir namun agaknya sosok bocah yang belum dewasa tapi memiliki postur tubuh tinggi ini terlihat sedang d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai terbenam digantikan oleh hadirnya cahaya rembulan di hari menuju akhir Januari, meski saat ini masih tanggal 20, belum terlalu akhir namun agaknya sosok bocah yang belum dewasa tapi memiliki postur tubuh tinggi ini terlihat sedang duduk di salah satu taman kota. Padahal salju turun dengan lebat, perkiraan cuaca juga menunjukkan suhu saat ini berada di rentang minus tiga derajat celcius. Dingin yang menembus tulang tak membuat anak laki-laki itu beranjak dari duduknya padahal tak ada seorang pun disana, yang ada hanyalah dirinya sendiri ditemani cahaya lampu malam yang perlahan mulai menyala mengingat hari mulai gelap.

Anak itu—Haruto—masih terdiam disana, menatap sepatunya yang mulai usang dimakan waktu. Isi otaknya sedang kacau saat ini, ia masih tak bisa melupakan perdebatan antara dirinya dengan sang mama kendati dia baru pulang sekolah, berharap ia bisa melihat senyuman sang mama namun yang Haruto dapatkan justru kemarahan juga tamparan yang biasa Lisa lakukan padanya. Tentunya Haruto tidak menyalahkan Lisa tiap kali sang mama bermain tangan atau marah sebab emosinya meluap, bagi Haruto itu wajar sebab pada akhirnya Haruto-lah yang bersalah.

Lisa takkan marah jika Haruto tidak melibatkan sang mama dalam berbagai masalah, Haruto kalut.

Pandangan Haruto kosong, dingin yang mengelilingi tubuhnya ia abaikan begitu saja sambil mengacak-acak rambut hitamnya, sesekali ia juga menghembuskan deru napas secara kasar, bingung bagaimana harus menghadapi sang mama setelah perdebatan yang menyesakkan dada ini. Haruto masih menyalahkan dirinya sendiri karena sempat menggunakan nada tinggi pada Lisa, ia termenung dalam duduknya, diam-diam beranggapan kalau ia adalah anak durhaka setelah berani membalas ucapan Lisa dengan bentakan keras yang menjadikan keduanya hanya saling menyakiti satu sama lain.

"Haru harus gimana lagi ma..." cicitnya pelan, terdengar putus asa,

Sebuah notifikasi terdengar dari ponsel Haruto yang dibelikan oleh Bam-Bam, lantas bocah itu segera merogoh saku celananya. Matanya fokus membaca notifikasi tersebut, ada sebuah pesan yang berasal dari Xia rupanya, gadis itu ingin Haruto menuju ke rumahnya dengan alasan dia bosan. Tentunya Haruto tak akan melakukan itu, jadi dia tak memberikan balasan apapun, hanya meninggalkan pesan dalam keadaan terbaca. Emosinya saat ini sedang tidak stabil, Haruto takut jika ia bertemu Xia justru semuanya akan makin diluar kendali setelah ia bersusah payah mendinginkan kepalanya di udara yang tidak bersahabat ini.

Belum berhenti sampai disitu, Xia kembali mengirimkan pesan kepada Haruto setelah tau bahwa Haruto hanya membaca pesannya, dan lagi-lagi Haruto harus membuka ponselnya. Haruto mengernyitkan dahinya, membaca dengan teliti pesan dari gadis yang selalu mengganggunya selama ini.

Xia
Main ke rumah gue. Gue sendirian lagi, ortu gue ada urusan jadi gue pengen lo temenin gue. Gue suka ganggu lo, jadi lo harus kesini. Kalo lo gamau, besok gue pastiin bakal ganggu Yoshi.

[Haruto] Do You Love Me, Mama?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang