Chapter 04 : a person who forgot her twins
"Junghwan benar-benar menggemaskan," tutur Lisa dengan senyum merekah. Ia bahkan membelai lembut pipi chubby keponakannya.
"Iya kan? Ah, malaikat kecilku sungguh lucu kau tau," balas Rosé tanpa lupa menampilkan senyum cerianya. Lisa melihat itu, dia tersadar. Rosé sangat tidak cocok akan kesedihan, mungkin itulah alasan kenapa dia selalu dikelilingi oleh kebahagiaan yang tiada tara.
Berbeda dengan dirinya yang selalu dikejar masalah, masalah, dan masalah. Lisa merasa... iri pada saudaranya sendiri, pada kembarannya sendiri meski tidak identik.
"Berapa usia Junghwan?" tanya Lisa sambil melirik Rosé sekilas, dirinya tetap menjaga posisi bayi bernama Junghwan agar tidak jatuh dari pangkuannya.
"Sebelas bulan. Gak lama lagi bulan februari, kamu bakal Dateng ke rumah kan? Mama, Papa, pasti kangen kamu Lis," ujar Rosé, tangannya menggenggam hangat jemari Lisa. Dia tak mendapat penolakan adiknya, akan tetapi untuk jawaban mestinya selalu sama. Hati Rosé terkikis jika terus mengingat ini.
Lisa memandang kembarannya, matanya mengisyaratkan sesuatu yang tak dapat dikatakan oleh mulutnya sendiri. Keduanya saling memandang satu-sama-lain dalam satu menit. Pun Lisa kembali tersenyum seraya berucap, "maaf," katanya. "Semenjak hari itu, udah gak ada lagi tempat buatku, kamu tau sendiri, kan?" lanjut Lisa, masih senyum tapi Rosé sangat yakin kalau Lisa tengah menahan air matanya di sana.
"Enggak, Lisa. Mereka sangat merindukan mu," jawab Rosé cepat.
"Mereka kangen aku?" Lisa menjeda kalimatnya, mendadak dia tertawa ringan. "Kalo mereka kangen, kenapa gak satupun dari kalian menyelamatkan aku dulu?" sarkas Lisa.
Rose terdiam membisu.
"Rosé, maaf. Aku belum siap buat keributan baru. Tenang aja, aku pasti kirim kado buat Junghwan, kok. Dia lucu, aku suka." Lanjut Lisa yang sadar akan kata-kata sebelumnya mampu menusuk hati saudarinya.
"Lisa...." Rosé menatap adiknya penuh sedih, telapak tangan Rose menyentuh pergelangan Lisa pelan. "Aku emang salah dulu, mungkin gak pantas mendapat maaf ka-"
"Ayolah, jangan bikin aku makin miris, nyatanya yang paling dianggap salah itu aku, kan?" sela Lisa yang mana Rose bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya.
Rose paham betul sifat adik kembarannya yang keras kepala dan sulit dijinakkan, namun walaupun begitu, sebagai seorang kakak Rose takkan membiarkan lisa mengambil jalan yang salah lagi untuk kedua kalinya. Karena, jika kesalahan berujung pada penyesalan adalah pengalaman terburuk, semua orang pasti berusaha menghindar meski itu telah menjadi takdir mereka. Maka Rose, akan berusaha mengubah takdir hidup Lisa kembali, berharap bila kali ini berjalan dengan lancer.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Haruto] Do You Love Me, Mama?
Teen FictionMa, Haru bener-bener sayang banget sama mama. Walau mama gak sayang Haru, yang penting Haru sayang mama. Mama gak salah, kok. Haru emang gak seharusnya ada di dunia ini. Makanya, Haru izin pergi. Mama harus bahagia, ya! Pokoknya mama harus bahagia...