Got a Slap from Mother :
Mendapatkan sebuah tamparan dari Mama"Terima kasih telah mengantar saya, Mr. Kim," ucap Haruto setelah turun dari mobil sambil membungkukkan badannya sekitar 90 dejarat.
Tanpa membalas rasa terima kasih muridnya, Taehyung justru ikut turun dari mobil. Apalagi kalau bukan mengantar sekaligus melihat-lihat kondisi apartemen ukuran sedang yang ditinggali oleh anak didiknya.
Netra Taehyung memandang sekeliling, menilai kalau suasananya tidak begitu buruk. "Kau tinggal disini?" Sebuah pertanyaan basa-basi muncul dari bibir pria beranak dua. "Iya, benar," jawab Haruto apa adanya. Ia pun mempersilahkan Taehyung, mereka kembali berjalan beriringan hingga tiba di depan pintu apartemen Lisa.
Sebelum membuka pintu, Haruto menatap Taehyung lekat. "Maaf kalau apartemen yang saya tinggali begitu kumuh bagi Mr.Kim." Penjelasan Haruto menarik perhatian Taehyung rupanya. "Oh, itu bukan masalah untuk--"
"Tolong jangan dimasukkan hati, apabila sikap dan perkataan mama saya kurang menyenangkan anda, Mr. Kim."
Barusan, kata-kata Haruto membuat Taehyung terdiam sejenak, memikirkan apa maksud 'kurang menyenangkan' meski secara garis besar Taehyung sudah tau sifat Lisa. Mendengar bagaimana Haruto menjelaskan secara singkat, setidaknya mampu menggambarkan sebuah garis besar tentang kehidupan yang mereka berdua jalani. Taehyung tak ingin terikat lebih jauh sebenarnya, terlebih dia telah berkeluarga, tetapi sosok Haruto serta rasa penasarannya selama ini tidak dapat ditampung lagi.
Bahkan jika Haruto membutuhkan bantuannya, Taehyung akan membantu. Bukan demi Lisa, semua ini hanya untuk Haruto semata, sesosok anak malang yang haus akan kasih sayang. Begitulah pandangan Taehyung terhadap Haruto.
Bagi Taehyung, Haruto tak lebih dari sekedar 'anak malang' sehingga patut dikasihani.
Pintu terbuka.
"Silahkan masuk, Mr. Kim." Haruto menunggu agar Taehyung masuk duluan, setelahnya ia menutup pintu kembali.
Taehyung memperhatikan bagian ruang tamu yang langsung terhubung dengan dapur, tidak ada sekat diantara kedua ruangan tersebut. Kesannya minimalis, namun tetap saja sempit bagi seorang Kim Taehyung yang sudah terbiasa hidup dengan bergelimang harta. "Tidak buruk, tapi cukup sempit," ucap Taehyung, keceplosan. Dia melotot setelah sadar bahwa kata-katanya menusuk Haruto, pun ia segera menatap Haruto yang justru tersenyum mendengar komentar gurunya.
"Saya sungguh tidak bermaksud-"
"Tidak apa-apa Mr, Kim. Wajar bagi anda mengatakan itu, lagipula itu memanglah kenyataanya. Tapi bagi saya, memiliki sebuah hunian sudah lebih dari cukup."
Kali ini pun, Taehyung kembali tertegun mendengar kata-kata manis yang telah diolah sedemikian rupa agar tidak menyinggung dirinya. Agak sulit dipercaya, anak berusia 10 tahun mampu merangkai kalimat yang bahkan orang dewasa pun masih kesulitan, terlebih jika berurusan dalam emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Haruto] Do You Love Me, Mama?
JugendliteraturMa, Haru bener-bener sayang banget sama mama. Walau mama gak sayang Haru, yang penting Haru sayang mama. Mama gak salah, kok. Haru emang gak seharusnya ada di dunia ini. Makanya, Haru izin pergi. Mama harus bahagia, ya! Pokoknya mama harus bahagia...