14

37 12 0
                                    


Pada sabtu siang hari ini para Genius sedang makan siang di makdi. Mereka mengharapkan tidak ada kejadian yang membuat mereka harus membantu orang-orang.

Tapi sepertinya harapan mereka tidak didengar. Saat mereka sudah selesai makan, tiba-tiba ada 10 orang yang masuk sambil menembakkan peluru.

“Aish males banget” ucap Johnny.

“JANGAN ADA YANG BERGERAK DAN MEMEGANG HANDPHONE DAN JANGAN MENELPON POLISI, ATAU KAMI AKAN MENEMBAK KALIAN!!!” Teriak salah satu orang itu.

Para Genius tidak peduli dan langsung berdiri untuk keluar. Saat dekat dengan orang-orang itu, mereka di todong pistol.

“siapa kalian?! Berani-beraninya beranjak dari kursi!” ucap orang itu.

“Kami? Apa ya? Masyarakat menyebut kami sampah yang tidak mau di daur ulang” ucap Minji yang berada di paling depan.

“G-Gen—“ ucap Orang itu gemetar.

“Jika kalian membiarkan kami, kami tidak akan melawan” ucap Seungwoo.

Lalu mereka dibiarkan pergi. Para Genius tidak benar-benar pergi. Mereka menunggu para perampok itu di depan restoran. Setelah menunggu beberapa menit, para perampok itu keluar dari restoran.

“Hey” panggil Johnny.

“Kalian masih  disini ternyata” ucap Orang tadi.

“orang di dalam sudah mengutuki kalian karena kalian tidak membantu mereka” ucap orang itu.

“Siapa bilang kami tidak membantu mereka?” tanya Bora yang mendekat.

“mau apa pen—“


BUGH!


“Jangan panggil saya pendek. Saya bisa membunuh kamu dengan tubuh pendek saya ini” ucap Bora.

Detik berikutnya para Genius mencoba melumpuhkan para perampok itu. Untung para Genius meninggalkan beberapa borgol di mobil. Mereka langsung menahan para Perampok itu lalu mengumpulkan mereka menjadi satu.

“Na, ayo bawa tas-tas ini ke dalem. Ngembaliin ke para pemilik barangnya” ucap Johnny ke Bona. Lalu mereka masuk ke restoran dan meletakkan tas-tas itu.

“Ini tas yang isinya dompet, yang satunya isinya uang-uang resto” ucap Johnny sambil meletakkan dua tas itu.

Tanpa disadari Bora dan Johnny, ternyata ada 11 orang lainnya yang masuk ke area resto, dan ada satu yang sudah masuk ke resto.

“BONA!—“ Teriak Heochan yang Terpotong

JEB—

Telat, Heochan telat menghentikan perampok itu dan perampok itu berhasil menusuk pundak Bona dengan Pisau... Di hadapan banyak orang.

Bona menengok sedikit ke belakang. Laku menghadap ke depan lagi dan menunduk.

“Na, lo ngga papa?” tanya Johnny.

Johnny pun akan menghantam orang yang menusuk Bona, tetapi di tahan oleh Bona.

“Gue aja, Cih” ucap Bona— bukan- bukan Bona, dengan iris biru itu... Itu Jiyeon.

Heochan dan Johnny tidak berani menghalangi Jiyeon.

Jiyeon berbalik badan menghadap orang itu. Lalu jalan mendekati orang itu.

“Lo pikir gue bakal mati kalo di tusuk pisau doang?” tanya Jiyeon. Dari nada bicaranya saja sudah berbeda.

“Chan, ambil alih CCTV sama Jaringan orang di sini Chan.. Kita enggak bisa Stop-in Jiyeon” ucap Johnny ke Heochan.

[3] Genius Spy: "The Real Boss and Mailer" ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang