DELAPAN🌙

29 7 0
                                    

Jikalau Lo sudah mendapatkan apa yang Lo inginkan jangan pernah ada yang nama nya menyia- nyiakan.

~Rio dirgantara.

~•Happy reading •~

"Aaaa, Arsen!" suara Quennia menggelegar di koridor sekolah yang tengah ramai dengan siswa atau siswi yang sedang berlalu lalang.

"Kembalikan, hp gue!" ucap nya sembari tetap menyusul langkah lebar Arsen dengan berlari.

Saat matanya tidak melihat ke depan kepala nya malah menabrak sesuatu.

"Aduh, siapa sih yang naruh ini benda," ucap Nia belum melihat objek yang dia tabrak. Dia masih fokus mengelus pelan dahi nya yang terhantuk cukup keras.

Saat melihat apa yang ia tabrak lantas ia mundur beberapa langkah. Nia menabrak punggung Arsen yang berhenti mendadak.

"Nih," ucap Arsen membalikan badan nya dan menyerahkan handphone Quennia kepada pemilik asli nya.

Lantas Nia segera mengecek ponsel nya dan saat dia melihat lihat kontak hanya ada nomer Mama, Papa nya, Yahta dan nomer Arsen yang baru saja ia tambahkan sendiri.

"Lah, kok?" Nia mengerjabkan mata nya beberapa kali.

"Arsen! Kenapa lo hapus nomer di kontak gue, banyak ituu yang harus di catat ulang!" ucap nya berteriak karna Arsen sudah berjalan menjauh.

•••

"Lo apain anak orang, Sen?" tanya Rio kepada Arsen yang baru sampai di kelas.

"Emang anak siapa yang diganggu Arsen?" sahut Naufal yang baru saja sampai di sekolah sambil menaruh tas nya.

"Tadi, gue lihat Quennia teriak-teriak di koridor dan dia juga nyebut nama Arsen" jelas Rio.

"Kok lo tau?" pertanyaan bodoh ditanyakan oleh Reza.

"Lo gak lihat? Di koridor banyak orang dan disana juga ada gue"

Sedangkan Kevin hanya diam karena dia kini sedang membaca catatan buku biologi nya.

"Gue hapus nomer yang ada di kontak nya," jawab Arsen yang memberhentikan pertanyaan teman teman nya.

"Ekhem, kayak nya si kutub sudah berubah menjadi si possesive guys," Naufal berkata dengan nada mengejek nya.

•••

"Ni, ikut gue," ajak Dion kepada Nia yang sedang menelungkupkan kepalanya diantara sela sela tangan.

"Kemana?" sambil mendongak kan kepalanya menatap Dion.

"Panggilan ketua sama wakil."

"Kenapa harus gue, gue lagi males gerak," sahut nya dengan malas.

"Teman Lo Yahta gak masuk ya otomatis gak ada wakil."

"Ada yang lain, ajak yang lain."

Tidak ingin membuang banyak waktu, Dion menarik tangan Quennia secara paksa. Quennia yang sedang duduk tertarik dan berlari menyusul langkah lebar Dion.

"Eh, woi jangan di tarik tangan gue."

"Lo lama," Dion terus menarik tangan Quennia hingga Akhirnya sampai di Aula yang di khusus kan untuk rapat ketua atau wakil kelas saat ini.

"Jadi, mana ketua sama wakil XI mipa 2?" tanya salah satu anggota Osis.

"Maaf kak kita terlambat," ucap Dion dan dibelakang nya ada Quennia yang sedang menormalkan nafas nya yang terengah engah.

Perjodohan 2 gadis monoton Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang