LIMA BELAS 🌙

17 2 0
                                    

Dia memang bukan yang sempurna, tapi keberadaan nya mampu membuat ku menjadi seseorang yang sempurna.

~Yahta Permata.

“Habis dari mana lo?” tanya Nia dengan bersender di kap mobil Yahta.
Dia memutuskan untuk pulang bersama Yahta dari pada Arsen.

Yahta tidak menjawab malah memasuki mobil nya di ikuti Nia.

“Toilet,” lalu Yahta menyalakan mobil sport-nya melaju meninggal kan kawasan sekolah.

“Sekolah kita emang udah buka pendaftaran murid baru?” tanya Nia dengan menyandarkan kepalanya di kaca mobil. Ia teringat kejadian di ruangan kepala sekolah.

Yahta mengerem mobil nya karna terdapat lampu merah di depan “QYHS buka pendaftaran lebih awal sebelum sekolah lain memulai pendaftaran” jelas Yahta dengan menjalankan kembali mobil nya.

Nia yang mendengarkan hanya manggut-manggut paham, dia tidak begitu tahu menahu dengan mulai nya pendaftaran murid baru. Karna setiap ada nya rapat antara pemilik sekolah dengan dewan sekolah yang sering menghadiri rapat itu adalah Yahta dengan memakai cadar tentu nya. Agar identitas pemilik sekolah tetap di rahasiakan.

Dan di mobil kini hanyalah hening. Dengan Yahta yang fokus menyetir, Nia yang membaca novel di hp nya.

“Gue mau tanya nih.”

“Tanya apa?”

“Kenapa lantai kalau di injak dia gak marah?”

“Pertanyaan lo sama sekali gak berbobot”

“Cuma penasaran aja sih gue. Kalau gue di injak injak kayak lantai mah pelaku nya mungkin udah masuk ke alam kubur.”

Yahta melirik sekilas Nia lalu membelok kan setir nya ke kiri menuju perumahan elite, letak mansion Aurellio. “Kan memang lantai selalu di injak. Tapi menurut gue, lantai memiliki hati yang sangat baik tidak pernah marah selalu di injak manusia dan juga lantai memiliki sifat melindungi.” jelas Yahta.

“Ternyata baik juga lantai kepada saya,” ucap Nia lalu dia mengambil tas nya di kursi mobil baris kedua.

“Kapan-kapan hang out kemana gitu, bosen gue dirumah terus” Nia mengikat rambut nya menjadi ekor kuda. Agar terlihat rapi.

“Iya nanti kalau gue ada waktu gue kabari. Udah sana keluar,” Ucap Yahta saat sudah sampai di depan mansion.

Nia pun turun dari mobil Yahta sebelum dia kembali dibuat

“Yahta! Gue lupaa! Gue udah pindah rumah, bukan disini rumah gue!!” teriak Nia saat mobil Yahta sudah melaju pergi.

Sudah lah capek saya menghadapi sikap mereka berdua yang seperti manusia kekurangan obat. Mungkin waktu pembagian otak dia terlambat.

•••

“Loh Yahta udah sampai?” ucap Angel saat melihat anak tunggal nya memasuki pintu mansion dengan membawa tas di pundak nya dan kunci mobil ditangan.

Yahta yang melihat Mama nya berada di sofa ruang tamu pun menyalimi nya. “Iya, Ma.”

“Yahta masuk kamar dulu, mau mandi.”

“Iya.”

Setelah itu Yahta pun pergi menuju kamar nya yang berada di lantai 2.

"Huu... Capek juga ternyata". Berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjodohan 2 gadis monoton Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang