Aku bangun dari tidurku dan kurasakan kepalaku agak pusing. Aku melihat ke sekitar dan tempat ini terasa sangat asing bagiku. Dimana aku berada?
Kamar ini sangat bersih dan rapi, bertemakan putih dan warna natural kayu, kamar ini terkesan hangat dan cantik. Apa ini kamar Leon? Apa kami semalam... ah tidak mungkin, mana mungkin kami melakukan hal yang tidak-tidak.
Aku memandangi tubuhku dan masih berpakaian lengkap dengan jaket dari Leon yang kukenakan sejak tadi malam. Setidaknya, tidak mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antara aku dan Leon. Hmmm...
Aku melihat jam tanganku dan tanpa sadar menepuk keningku. Pukul 9 pagi! Yang benar saja, tampaknya aku tertidur sangat pulas sampai jam segini baru bangun.
Sebentar. Aku mengingat-ingat kejadian malam tadi, aku berada di dalam mobil Leon dan merasa mengantuk, lalu aku memejamkan mata dan merasakan genggaman hangat di tanganku. Apakah Leon menggenggam tanganku semalam?
"Kak Athena sudah bangun?" Suara lembut dari depan pintu menyapaku dengan penuh semangat, membuatku menyipitkan mataku dan melihat sosok wanita cantik di depan pintu. Seketika dia membuyarkan lamunanku.
"Sheima?" Wanita cantik itu tersenyum manis kepadaku.
"Sebentar, aku ambilkan sarapan dulu ya, Kak." Sheima segera berlalu dan tidak lama kemudian masuk menghampiriku dengan semangkok sarapan di tangannya.
"Terimakasih." Aku segera duduk di ranjang.
"Kak Athena ada di apartemenku, Leon yang membawamu kesini. Apa Kakak baik-baik saja? Sepertinya kemarin Kakak pingsan, soalnya waktu kami panggil-panggil, Kak Athena tidak ada respon?"
"Hah? Aku pingsan? Kukira aku hanya ketiduran. Apa aku merepotkan kalian?" Aku benar-benar tidak menyadarinya, bagaimana bisa aku pingsan? Aku merasa hanya tertidur.
"Sama sekali tidak, Kak. Mungkin Kak Athena hanya kelelahan." Sheima tersenyum lagi, dia sangat cantik, ramah dan baik.
"Ayo makan dulu, Kak."
"Oh iya, terimakasih Sheima." Aku menyuap makanan yang diberikan Sheima.
"Enak sekali, apa kamu yang memasaknya?" Masakannya benar-benar enak.
"Iya, Kak. Itu bubur sehat, biasanya aku memasaknya untuk Juna, Kak Athena menyukainya?"
"Iya, Sheima, enak sekali. Bubur ini banyak sayurannya tapi rasanya sangat enak, kau harus mengajariku cara memasaknya nanti."
"Siap!" Jawab Sheima tersenyum riang.
Aku balas tersenyum kepadanya, Sheima sangat ramah. Wanita ini benar-benar sempurna, apa kabar aku yang bahkan tidak pandai memasak ini?
"Apa Leon menjelaskan semuanya padamu?" Tanyaku mencari tau.
"Emmm, ya. Aku terkejut saat Leon meneleponku dan membawamu kesini sekitar pukul 2 pagi. Aku pikir ada sesuatu yang terjadi padamu, tapi Leon sudah menceritakan semuanya. Kau tidak keberatan kalau aku mengetahuinya?"
"Sama sekali tidak, Sheima. Aku malah khawatir kalau kau akan salah paham."
"Mama!" Suara anak kecil yang kuyakin adalah putranya Sheima, berlari memasuki kamar dan langsung memeluk Sheima.
"Sini sayang... Kenalkan Kak, ini Juna, anakku. Salim sama Tante dulu, sayang." Sheima menuntun tangan Juna untuk menyalamiku.
"Hai ganteng, kenalkan nama Tante, Athena." Aku juga mengulurkan tanganku untuk menyalaminya.
"Acu Juna." Anak itu menjawab dengan bahasa yang lucu. Aku tersenyum melihatnya, dia anak yang sangat pintar.
"Cance, cemannya mama?"

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN ATHENA MEET YOGA
Любовные романыAthena dan Yoga akan menikah. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tua mereka yang sudah lama bersahabat. Malam itu, Athena menemukan calon suaminya sedang bertengkar dengan pacarnya. Ya, Athena baru mengetahui ternyata Yoga diam-diam sudah mempunyai...