"Gimana pertemuanmu dengan Yoga?" Ayahku bertanya saat kami sarapan keesokan paginya. Sementara Ibu masih membuatkan roti panggang di dapur
"Emmm... baik." Hanya itu yang bisa kukatakan.
"Apa kau menyukainya?"
"Emmm..."
"Kau tidak menyukainya?"
Aku menggelengkan kepalaku secara otomatis.
"Sepertinya dia playboy." Aku berusaha jujur pada ayahku.
Ayahku tertawa mendengar perkataanku. Ya, jika kalian pikir ayahku adalah seorang ilmuwan yang kaku dan dingin, maka kalian salah besar. Beliau suka bercanda dan sangat menyukai humor. Tapi di sisi lain, beliau juga tegas termasuk dalam hal mendidikku.
"Dari mana kamu tau?" Ayahku sepertinya meragukan pernyataanku tadi.
"Dia tukang gombal, Yah."
"Hahaha... semua lelaki juga selalu gombal." Beliau tertawa.
"Bisakah Ayah serius sedikit?" Aku agak kesal melihat beliau menertawakan opiniku.
"Baiklah..." Ayahku berusaha meredakan tawanya.
"Dia pria yang baik." Kali ini wajahnya serius. "Tapi jika kau merasa tidak cocok dengannya juga tidak masalah."
"Apa aku punya pilihan?"
"Ya, kau selalu punya pilihan. Ayah tidak akan memaksamu."
Aku berusaha menghargai ayahku. Aku akan mempertimbangkannya lagi, mungkin saja aku bisa lebih dekat dengan Yoga dan mulai mengenalnya.
Pagi menjelang siang aku berencana pergi ke butik cabang utama yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku selalu menyempatkan diri untuk melihat dan melayani langsung para pelangganku. Semuanya lancar dan pengunjung lumayan banyak di hari Jumat menjelang weekend ini.
Siangnya aku ke ruanganku untuk beristirahat. Ruanganku tidak terlalu besar. Ada kursi, meja kerja, kursi tamu, rak buku, dan televisi. Aku suka membaca buku dan menonton film.
"Mbak Athena, ada yang nyari di luar. Ganteng banget, Mbak." Airin, asistenku yang bertanggung jawab di butik cabang utama ini tiba-tiba datang ke ruanganku dengan wajah yang berseri-seri.
"Siapa?"
"Nggak tau, Mbak. Pokoknya ganteng, bukannya pacar Mbak Athena ya jangan-jangan. Hihihi..."
"Hmmm... kamu pakai ngece lagi, udah tau aku nggak punya pacar."
"Hehe... sorry, Mbak." Airin meminta maaf sambil bercanda. "Jadi disuruh masuk nih?"
"Iya... iya..."
Airin pergi dari ruanganku untuk mempersilahkan tamu itu masuk.
Kira-kira siapa ya yang datang kesini? Jarang-jarang aku menerima tamu disini, apalagi laki-laki.
Airin kembali datang diikuti seorang pria di belakangnya... Yoga.
"Silahkan, Mas." Airin mempersilahkan Yoga masuk dan dia kembali ke depan butik meninggalkan aku dan Yoga di ruangan yang tidak terlalu besar ini.
"Hai..." Yoga menyapaku.
"Tau dari mana kamu kalau aku disini?"
Entah mengapa bawaanku selalu agak ketus bila bertemu dengannya.
"Bisakah kau lebih lembut denganku?" Dia tersenyum. Senyum yang cukup menawan untuk memikat hati siapapun lawan jenis yang sedang berbicara dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN ATHENA MEET YOGA
RomanceAthena dan Yoga akan menikah. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tua mereka yang sudah lama bersahabat. Malam itu, Athena menemukan calon suaminya sedang bertengkar dengan pacarnya. Ya, Athena baru mengetahui ternyata Yoga diam-diam sudah mempunyai...