"Ehm..." Leon berdehem membuat aku dan Yoga melepaskan pelukan masing-masing.
"Darimana kau tau aku disini?" Tanyaku pada Yoga. Yoga melirik ke arah Leon.
"Oh... tentu saja." Aku melirik tajam pada Leon. Dia hanya tersenyum.
"Jadi, apa kita akan makan siang bersama? Aķu akan memasak untuk makan siang kita." Ucap Sheima dengan penuh semangat. Sepertinya dia memang suka sekali memasak.
"Mau kubantu?" Leon menghampiri Sheima.
"Sepertinya lebih baik kau duduk manis saja, Tuan Leon. Kau lebih banyak mengacau daripada membantu." Sheima menggoda Leon.
Hmmm... mereka manis sekali.
"Boleh aku bicara berdua denganmu?" Yoga bertanya padaku pelan.
"Dimana?"
"Bagaimana kalau di mobil?" Yoga berbisik di telingaku. "Kita tidak mungkin bicara disini, dan kita juga tidak bisa pulang karena tunangan Leon sedang menyiapkan makanan." Lanjutnya masih berbisik. Aku merasa geli di telingaku.
Aku tersenyum mendengar ucapannya dan mengangguk. Kami permisi keluar sebentar pada Leon dan Sheima. Sheima memastikan kami tidak akan pulang sebelum makan siang.
Leon membukakan pintu mobil yang terparkir di basement apartemen. Bahkan saat di Jakarta sekalipun dia menggunakan mobil mewah. Apa dia menyewanya hanya untuk mengesankanku?
"Ini mobilku, Athena. Jangan kau kira mobil pinjaman."
"Darimana kau tau?" Aku terlonjak mendengar ucapannya yang seakan-akan menjawab pemikiranku.
"Tau apa?" Yoga terheran. Kami berdua sudah ada di dalam mobil. Dia menyalakan ac mobilnya.
"Tau apa yang sedang kupikirkan?"
"Hahaha... kau kira aku peramal?"
"Entahlah, sepertinya begitu." Aku kesal karena dia menertawakanku.
"Bisakah kau tidak cemberut seperti itu? Kau jadi sangat menggemaskan, Athena."
"Berhentilah menyebutku lucu dan menggemaskan, Yoga. Kau pikir aku badut?" Aku menggodanya.
Dia mencubit pipiku dengan gemas. Aku menangkap tangannya di pipiku. Dia terdiam melihat responku. Tangannya kini menggenggam tanganku.
"Aku minta maaf, Athena. Harusnya aku jujur sejak awal." Suara Yoga terdengar berat, kali ini dia serius.
"Aku juga minta maaf. Kau pasti menganggapku childish. Harusnya aku mendengarkan penjelasanmu dan mencari tau kebenarannya."
Yoga tersenyum menatapku. "Aku berjanji akan membereskan masalah Mora secepatnya. Kau tidak perlu khawatir."
"Apa dia akan membuat masalah?" Tanyaku khawatir.
"Entahlah, kuharap tidak. Kau khawatir?"
"Ya... aku hanya tidak ingin bermasalah dengan orang lain. Kau tau? Hidupku selama ini damai dan tenteram."
"Jadi aku mengacaukan kedamaoian dalam hidupmu?" Tanya Yoga bercanda.
"Bisa jadi." Aku menggodanya. "Kau harus bertanggung jawab atas kekacauan yang kau buat."
"Bertanggung jawab menikahimu?"
"Aku tidak hamil, Yoga. Kau tidak perlu repot-repot."
"Hahaha..." jawabanku membuat Yoga tertawa. Aku tersenyum menatapnya. Aku baru menyadari, dia sangat tampan, bahkan lebih tampan dari Leon. Ups...

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN ATHENA MEET YOGA
RomansaAthena dan Yoga akan menikah. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tua mereka yang sudah lama bersahabat. Malam itu, Athena menemukan calon suaminya sedang bertengkar dengan pacarnya. Ya, Athena baru mengetahui ternyata Yoga diam-diam sudah mempunyai...