6. LANTAI EMPAT

13.9K 791 10
                                    

Sebelum baca part ini, tinggalin komentar dan vote kalian dulu ya! Ketik "LY NAE" if you love me WKWKWK dan ketik "jangan jadian" kalau kalian mau Nathan Natasha JADIAN.

.

.

6. LANTAI EMPAT

****

"Apa kamu tahu alasanku pergi saat itu? Dengan melihat wajahmu dari jauh saja membuatku mundur." —Nathan by Etherischa.

****

Natasha memandangi pantulan dirinya di cermin. Menghias poni bagian depannya dengan jepitan kupu-kupu cantik yang diberikan oleh Mamanya beberapa bulan lalu. Kemudian menampilkan senyum paling cantiknya di cermin.

"Udah cantik lo, Shaa! Yuk yukk ke kelas!"

Natasha menahan tangan Violet yang menarik pergelangan tangannya. "Bentar Vi. Lo duluan aja ke kelasnya gue mau ke atas sebentar."

Pandangan Violet turun ke paper bag hitam yang ada di genggaman Natasha. Natasha yang paham maksud tatapan sahabatnya itu kontan beralibi, "Titipan dari Mama untuk Bu Lani."

"Oh iyaa Mama lo habis dari Belgia kan yaaa???" tanya Violet.

Natasha mengangguk membenarkan. "Iya." Memang benar, Mamanya baru pulang dari Belgia semalam. Tapi dia berbohong kalau akan memberikan paper bag ini pada gurunya. Ini untuk Nathan.

Kalian ingin tahu apa saja isi paper bag itu?

Di dalamnya terdapat paper bag kecil yang isinya adalah seragam milik Nathan yang sudah dilipat rapi serta sudah dicuci dengan amat sangat bersih kemarin juga disemprotkan parfum mahal hasil pinjam milik Papanya, dan di paper bag besarnya terdapat beberapa souvenir yang dibeli Mamanya di Belgia.

"Mau gue anter ke atas nggak, Sha??" tawar Violet.

Natasha menggeleng. "Gue bisa sendiri. Duluan ya."

"OKEIIII HATI-HATI NGINJEK SEMUTT BEBSKIIII!"

Natasha tertawa mendengarnya. Dia menaiki tangga menuju lantai empat sekolah. Ini lorong deretan kelas jurusan IPS. Lorongnya ramai sekali dengan anak-anak laki. Mereka mengobrol mengisi kursi di pinggir lorong. Mengobrol dan bercelutuk bersama.

Gadis itu berjalan sedikit menunduk setiap melewati kursi di mana ada anak IPS yang duduk sambil bercengkerama.

Sesekali Natasha dilirik oleh mereka entah kenapa. Mungkin saja penduduk lantai empat itu merasa asing dengan Natasha. Gadis itu memang nyaris tidak pernah kemari. Lewat saja tidak pernah. Baru pernah numpang ke toiletnya saja. Dia malas berkeliling sekolah. Karena apa? Natasha tidak mau dilihat orang banyak.

"Kelas XII IPS 2. Mana si?" Dia bertanya-tanya sendiri.

Langkah Natasha berhenti di tengah lorong. Seharusnya dia tidak perlu bersusah payah mencari kelas Nathan. Karena cowok itu bersama teman-temannya berada di lorong. Paling menarik perhatian.

Bersama dengan anggota Rajawali yang lain, dia duduk di kursi depan kelas XII IPS 2.

Beberapa langkah lagi Natasha akan sampai ke sana, namun gadis itu tidak mampu bergerak lagi. Dia hanya mampu memandangi Nathan yang tertawa lebar di kursi bersama dengan teman-temannya yang tak henti-henti melempar candaan.

Ketika pandangan cowok itu mengarah padanya, Natasha langsung berdiri kaku. Natasha menegakkan badannya. Seperti orang yang baru saja terciduk.

Nathan memiringkan kepalanya sedikit, berbicara pada temannya sambil mengedikkan dagu ke arah Natasha.

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang