62. REVEALED

10.1K 309 341
                                    

holla! get ready for the new plot twist guys!!
happy reading <33

.

62. REVEALED

Natasha kembali membuka matanya ketika waktu menunjukkan pukul empat pagi dan ia mendapati Nathan masih berkutat dengan pikirannya sama seperti beberapa waktu lalu sebelum dirinya menutup mata. Begitu menyadari pergerakan kecil Natasha, maka netra Nathan pun bergulir ke arah sang gadis.

Nathan mencondongkan tubuhnya, menumpu sikunya di paha sambil satu tangannya mengusap surai Natasha lembut. "Udah bangun lagi aja. Butuh sesuatu, hm?" tanyanya yang dibalas gelengan kecil oleh Natasha.

"Kamu belum istirahat lagi?" Kini giliran Nathan yang menggeleng. "Muka kamu udah capek gitu kok nggak istirahat. Gak mungkin kamu nggak ngantuk kan baru tidur sebentar banget tadi."

Natasha terbatuk. Suaranya serak karena tenggorokannya terasa kering. Maka dengan sigap Nathan mengambilkannya air hangat yang sudah disiapkannya di nakas. "Serek suaranya. Diminum dulu."

"Bangunnya pelan-pelan," ucap Nathan saat Natasha berusaha duduk bersandar.

"Hmm, makasih ya," kata Natasha.

"Anytime."

"Airnya masih anget padahal di bawah AC."

"Iya, aku baru banget ambil sebelum kamu bangun tadi. Pas banget kamu nya langsung bangun, pas ngerasain angetnya deh."

"Terus kamu gimana? Nggak mau istirahat dulu sebentar aja? Hari ini, kan, Lingga mau dimakamkan dan kamu pasti bakal capek ngurus ke sana kemari." Natasha yakin, Nathan pasti masih akan 'mengurus' masalah kemarin. Itu masalah besar yang pastinya tidak mudah bagi Nathan untuk melupakannya.

"Gak masalah, aku udah biasa nggak tidur."

Natasha berdecak kecil. "Jangan dibiasain begitu. Pola tidur kamu buruk, gak bagus buat kesehatan badan kamu, Nathan."

"Pola hidup aku emang jauh dari kata baik semenjak hubungan Mama sama Papa renggang, Sha," kekeh lelaki itu. Tapi, entah kenapa Natasha yakin Nathan menyimpan luka di balik itu.

"Tapi, untungnya aku punya pacar yang perhatian kayak kamu." Meski topik langsung dialihkan oleh Nathan, tetap saja suasana di ruangan itu langsung menjadi sangat berbeda.

"Kalau begitu, mulai sekarang kalau aku kasih tau yang baik-baik untuk diri kamu nurut. Posisi aku di sini bukan cuman sebagai orang yang bisa diajak mesra-mesraannya aja. Aku juga berharapnya kita bisa cari jalan keluar dari masalah kita bareng-bareng." Natasha menatap Nathan lekat-lekat. "Kamu mau, kan?"

Nathan berdebar. Ini kali pertamanya merasakan berada di posisi seperti ini. Debaran antara perasaan bahagia dan takut yang bercampur aduk menjadi satu. Ia senang merasakan kepedulian seseorang yang ia sayang padanya.

Namun, mengapa rasanya perasaan takut ini lebih mendominasi hati dan pikirannya? Nathan, seperti tidak yakin...

"Kamu yakin?" Satu alis Nathan terangkat. Menatap Natasha dengan perasaan tidak yakin yang semakin mendominasi. "Aku berharap kamu nggak akan narik omongan kamu, Sha. Tapi, setelah tahu kehidupan aku yang sebenarnya, aku justru berharap kamu pikir dua kali soal ucapan kamu tadi."

Melihat Nathan yang hanya diam dengan tatapan yang berkabut ketidakyakinannya lantas membuat Natasha melempar pertanyaan bingung, "Kenapa harus nggak yakin? Kita udah jalin hubungan ini sama-sama. Kita harus dewasa sama-sama juga dengan saling support, kan? Hubungan yang sehat memang sudah seharusnya seperti itu, Nathan."

"Kita jalanin yang ada dulu aja, ya." Pada akhirnya, hanya itu yang bisa Nathan katakan. Dan demi mengalihkan beban pikiran Natasha yang khawatirnya akan semakin bertumpuk dan malah mengganggu, maka Nathan berupaya menyenangkan gadisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang