23. MEMULAI

9.7K 588 7
                                    

jangan lupa baca part ini sambil senyum

.

.

23. MEMULAI

Nathan menarik tangan Natasha menuju lorong loker. Cowok itu mengambil paper bag hitam dari sana, kemudian memberikannya kepada Natasha lagi.

Tanpa berbasa-basi, dia bilang, "Ikut gue ke acara malam nanti."

Jari telunjuk cowok itu terangkat dan menempel di bibir Natasha saat gadis itu hendak membuka suara. "I don't wanna hear a rejection out of your mouth," ujar Nathan dengan deep voice-nya yang lagi-lagi berhasil meruntuhkan iman Natasha.

Gadis itu meremas paper bag dari Nathan dengan kencang sambil menatap ke arah lain. Tak berani menatap Nathan dari jarak yang sedekat ini.

Nathan menyentuh ujung hidung bangir Natasha membuat pemiliknya menatap dia kaget. "Hei, I'm talking to you." Cowok dengan seragam awut-awutan menyadarkannya dari lamunan.

"Emm iya." Natasha mengangguk.

Nathan mengangkat salah satu alisnya dengan sempurna, menggoda Natasha. "Iya apa?"

"Mau." Natasha membalas setengah-setengah.

Nathan merendahkan tubuhnya. Mendekatkan telinga dia pada bibir Natasha. "Bisikin kalo malu," kata Nathan sambil tersenyum miring.

Dengan senyum yang tak bisa ditahan, Natasha membisik, "Iya, gue akan ikut."

* * * *

Nathan Garendra : I'll pick up you at 7 PM

Natasha Ameira : Okay I will wait.

Nathan memperhatikan pantulan dirinya di cermin sambil menyugar rambut legamnya dengan gaya keren. Untuk hari ini dan di acara ini dia harus tampil rapi. Karena setelah ini dia akan menghadap puluh ribuan orang dari berbagai kota.

Today is Rajawali's day!

Para ketua Rajawali mulai dari angkatan pertama hingga angkatan sebelas yang akan memimpin acara malam ini. Dan Nathan yang merupakan ketua angkatan sebelas akan naik panggung tentunya bersama Natasha.

Jangan lupakan tema acara ini; In pair. Ke mana pun dan kapan pun mereka akan terus bersama. Baik, sebenarnya Nathan sedikit risi dengan tema itu. Tema yang terdengar posesif sekali di telinganya. Masalahnya, Nathan masih belum terbiasa dengan itu.

"Ouh shit!" Nathan mengumpati luka di dahinya yang tak kunjung kering. Dan luka itu masih perih jika disentuh olehnya.

Tak mau membuang waktu lama, Nathan cepat-cepat turun dari kamarnya dan berpamitan pada wanita paruh baya yang berada di dalam kamar dengan double door yang paling besar di rumah ini.

"Oma," sebut Nathan ketika cowok itu berhasil masuk ke dalam kamar oma-nya dibantu para guard yang bertugas menjaga pintu.

Wanita paruh baya yang berdiri memandangi jendela itu menoleh. Aura cantik wanita itu tak kunjung pudar meski umurnya terus bertambah. Senyum wanita tua yang masih tetap cantik itu terbit saat melihat cucu kesayangannya datang menghampiri dia dengan langkah angkuh.

"Nathan," ucap Oma Cathrine disertai dengan senyum cantik. "You're so handsome tonight," puji Oma Cathrine tulus.

Nathan mencium punggung tangan Oma-nya lama, lanjut berucap, "Terima kasih, Oma."

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang