Natasha Ameira

20.1K 1K 11
                                    

Aku saranin kamu baca part ini sambil dengerin lagu River Flows in You by Yiruma ☺👍

***

Get a happiness with the simple things!
—NATHAN by Etherischa.

****

"NATASHA AMEIRA."

Mendengar namanya disebut, Natasha naik ke atas panggung sembari memperlihatkan senyum anggunnya. Dia memberi hormat dengan membungkukkan badan membuat tepukan tangan meriah dari para penonton terdengar. Netra kelabu milik Natasha bergulir ke bangku deretan paling depan dan tidak menemukan apa yang kini dicarinya.

Hanya ada sebuah cahaya besar yang menyorot ke arah dirinya. Bertepatan dengan itu, alunan lagu klasik berjudul River Flows in You terdengar ketika Natasha mulai menekan tuts yang menghasilkan variasi nada yang menyayat hati para penonton.

Semua orang yang menyaksikannya hanya bisa menggelengkan kepala takjub. Bulu kuduk mereka seketika berdiri. Hal itu terjadi sepanjang lagu yang Natasha mainkan.

Bukan hanya para penonton yang menikmati, Natasha pun ikut menikmati. Hanyut dalam alunan lagu terbaik yang pernah ada. Bayangan akan masa lalunya tergambar di benak Natasha. Tetapi, Natasha langsung menepis itu semua dan memilih fokus meluncurkan aksi hebatnya. Tidak pernah ada di dalam bayangannya kalau Natasha bisa salah menekan tuts karena mengingat kejadian lalu.

Empat menit pun berlalu. Permainan selesai dimainkan.

Natasha berdiri dari duduknya dan memberi hormat pada penonton. Semuanya masih bergeming. Menggelengkan kepalanya benar-benar kagum.

Natasha. Gadis itu mahir dalam memainkan alat musik terutama piano. Sejak umurnya 3 setengah tahun, keluarganya sudah mengajari cara memainkan alat musik. Kebetulan, Papa dan Mamanya adalah seorang musisi terkemuka di zaman lama. Mereka berniat mengenalkan musik pada Natasha meski mereka tahu, Natasha masih terlalu kecil untuk mempelajari hal seperti itu. Namun, tidak ada salahnya mereka mencoba.

Dulu tiap liburan akhir pekan, Natasha sering sekali diajak kedua orang tuanya menonton pentas musik, konser, dan acara-acara di luar kota bahkan negeri hanya untuk menonton penampilan pianis terkemuka. Bayangan mereka saat itu, barangkali kecakapan para pianis hebat itu bisa menular kepada putri mereka.

Lalu saat Natasha mulai menginjak usia enam tahun, dirinya seringkali ikut lomba-lomba musik mulai dari tingkat sekolah hingga tingkat internasional. Natasha sering diajak guru musiknya, kedua orang tuanya, dan nenek kakeknya untuk ikut lomba-lomba di Jepang dan menekuni belajar musik di sana. Kebetulan di negara itu ada sekolah musik terbesar kelas atas yang merupakan tempat Mama dan Papanya menempuh pendidikan.

Permainan menakjubkan dari Natasha terbayarkan dengan tepuk tangan meriah para penonton. Pikiran dan mata mereka seolah terbuka lebar setelah mendengar alunan lagu yang dimainkan Natasha tadi. Semuanya kontan beringsut berdiri sebagai bentuk tanda terima kasih mereka kepada Natasha.

"Natashaaaaaa!!!" Tiga orang gadis bergaun elegan menghampiri Natasha ketika gadis itu sudah kembali dari panggung. "Lo keren bangetttt!!!" Violet, Jessica, dan Hera menggelengkan kepalanya tak menyangka.

"NATASHAA DEMI APAPUN BAGUS BANGETTTT PENAMPILAN LO!!!" Salah satu temannya yang bernama Jessica berseru heboh. Mba-mba penata ruangan sampai menengok lalu tertawa karenanya.

Natasha senang mendengarnya. "Thank you."

"Demi apapun gue seiri itu sama lo, Shaaa!! Lo tau nggak berapa banyak orang yang terharu sama permainan piano lo tadi???! Banyak bangett Sha! Termasuk Hera. Dia nangis dari awal lo tampil sampe akhir! Gimana gue bisa gue bilang permainan lo nggak keren?!" Yang satu ini namanya Violet. Dia memang begitu heboh dan suka berlebihan kalau bicara.

Mendengar itu, Natasha sontak mengalihkan atensi ke salah satu temannya yang bermata sembab. Hidungnya memerah. Gadis bernama Hera itu berujar kepada Natasha, "Parah. Ini sih bukan keren lagi. Tapi keren banget. Aku kaget pas lihat kamu di atas panggung. Yang tadi kaya bukan Natasha."

"Aku nggak bohong, kamu keren banget main pianonya. Aku sampe kaget pas lihat kamu di atas panggung tadi, kaya bukan Natasha. Tapi kaya Nastar!"

"Hah Nastar?"

"Iya. Natasha Star."

"Ada-ada aja lo, Kumbang!"

"Apa sih Vio sensi banget kaya bukan temen gue."

"Heh yang sensi itu elo malahan, Ra."

"Udah jangan diperpanjang. Gue mau banyak-banyak berterima kasih sama kalian bertiga yang udah nyempetin dateng ke kompetisi piano gue. Gue seneng banget karena kalian udah bela-belain support gue sampe nonton penampilan gue di sini."

"Kita bestie kan?" Jessica tersenyum lalu merangkul pundak Natasha.

"Iya dong!" Violet membalas. "Kita malah dari tadi gak sabar banget pengin ngeliat lo perform! Dan akhirnya kesampean. Gila ... gak ngecewain banget deh pokoknya penampilan lo, Sha."

"Gue seneng," lanjut Natasha. "At least, masih ada orang terdekat yang inget gue."

Violet, Jessica, dan juga Hera merasa haru, lalu sama-sama merengkuh Natasha. Mereka berpelukan layaknya Teletubbies. Tidak peduli dengan para petugas dekorasi juga peserta lain yang memandang ke arah mereka dengan tatapan aneh.

"Kita nggak mungkin lupa sama hari spesial lo ini. Lo nggak usah khawatir Sha. Kita selalu dukung lo terus kok di sini."

"Emang, Mama Papa kamu gak dat—"

Violet memotong ucapan Hera dengan segera, "Kita liat penampilan peserta lain di sana yuk, Sha, Ra, Jes."

Jessica mengangguk antusias. "Yuk yuk yuk!" Kemudian dia memberi pelototan pada Hera yang nampak bingung. "Jangan nanya-nanya tentang Mama sama Papanya Natasha buat sekarang! Dia nggak boleh sedih," bisiknya.

Hera menaikkan kedua alisnya, berpikir sebentar sebelum akhirnya dia mengangguk paham lalu senyum. "Okeh."

Inilah momen yang mereka tunggu-tunggu. Bisa menghadiri kompetisi piano yang diikuti Natasha, sahabat mereka. Dengan begitu saja mereka sudah senang sekali.

Get a happiness with the simple things! 

.

.

.

⚪ to be continued ⚪


.

.

.

Hai readers 🙌 sebelum beralih ke chapter selanjutnya jangan lupa untuk vote dan komen yaa!

Gimana menurut kalian chapter ini?? Menarik gak buat dibaca?? I hope yesss😅😭

kalau kamu bacanya sambil dengerin lagu River Flows in You nggak??

.

Ketemu lagi di next chapter yaa, mijn vriend☺💚

—Etherischa ( nilol 👼 )

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang