Happiness and willing

6.1K 508 99
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.


"Sayang, aku hamil"...

Johnny mengerutkan keningnya, tidak percaya.
"Benarkah?" tanya Johnny setelahnya.

"Iya John, aku hamil".....
Jelas Ten.

"Astaga"...
Seru Johnny langsung beranjak dari atas tubuh Ten. Johnny memang belum tahu usia kandungan Ten tapi ia bisa refleks menduga kalau kehamilan Ten pasti masih sangat muda, jadi masih sangat rawan bahkan tidak disarankan untuk berhubungan badan. Johnny sudah menjadi ayah dari dua orang putera, jadi dia tentu berpengalaman mengetahui hal ini.

"Aku hampir saja menyakitinya"...
Sambung Johnny lagi setelah menyingkir dan duduk disamping Ten.

Cup! Cup! Cup! '

Johnny tersenyum senang lalu mengecup seluruh wajah Ten. Bahkan satu tetes air matanya sudah keluar dengan kepalanya disembunyikan di ceruk leher Ten.

Ten ikut tersenyum sekaligus gemas melihat reaksi Johnny. Karena suaminya  selalu menangis bodoh seperti itu ketika ia memberitahu soal kehamilannya.

"Kau senang?" tanya Ten

"Pertanyaan macam apa itu, tentu saja aku senang, kau sedang mengandung benihku"...
Balas Johnny dengan posisi masih memeluk Ten.

"Bagaimana kalau ini bukan benihmu"....

"Hei... jangan mengajakku berdebat"....
kesal Johnny.

Ten hanya terkekeh melihat tingkah suaminya itu. Benar benar seperti anak kecil.

"Maafkan aku"....
ucap Johnny.

"Hufft... Maaf untuk apa lagi"...

"Untuk sandiwara itu"

"Astaga John, kita sudah membicarakannya tadi. Aku tidak apa apa"...

"Aku menyesal melakukannya"...

"Kau menyesal memberi kejutan untukku?"

"Bukan, bukan... aku hanya menyesali sandiwara itu. Syukurlah aku melakukannya hanya sebentar jika tidak, itu bisa membuatmu stress dan bisa saja berakibat buruk pada anak kita"....
Jelas Johnny. Hampir saja ia akan menyakiti Ten dan anaknya.

"Sudahlah, buktinya kami baik baik saja kan, Daddy?"....
ucap Ten tersenyum lembut sambil mengelus pipi Johnny.

Johnny mengangkat sedikit baju Ten untuk melihat perut yang masih datar itu, kemudian  menciumnya. Johnny benar benar tidak bisa mengungkapkan rasa senangnya sekarang. Ia sangat bahagia. Akhirnya keinginannya untuk memiliki anak lagi terkabul.





































***

Pagi Tiba, masih seperti biasanya. Ten yang bangun lebih awal dan Haechan yang tiba-tiba cepat bangun meminta gendong pada Ten. Kalau tidak, anaknya itu akan merengek.

Ten sebenarnya tidak bisa terlalu lama menggendong Haechan karna kehamilannya. Tapi ia tidak ingin Haechan terganggu jika tiba tiba Ten menurunkannya atau memindahkannya ke tempat tidur.

Tak berapa lama, Johnny yang sudah selesai mandi tapi belum memakai setelan kerja pun turun dengan santai. Melihat Ten menggendong Haechan yang tertidur.

"Berikan Haechan padaku"....
Mendengar itu, Ten berbalik dan melihat Johnny mendatanginya.
Ten langsung memberikan Haechan kepelukan Johnny.

With You [JOHNTEN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang