Say No To Divorce

6.3K 574 169
                                    

.
.
.
.
.
.

Johnny sedang berada di ruang kerja rumahnya.
Ia sudah menghubungi wanita yang menjadi penyebab pertengkarannya dengan Ten.

Setelah itu ia kembali lagi ke kamarnya. Dengan santai ia memasuki kamar utama. Ia tidak melihat Ten disana tapi melihat pintu kamar mandi tertutup.

Kriettt'.....

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan wajah Ten dengan mata sembabnya.

Kedua pasang mata itu saling menatap. Ten langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Johnny?....
Ia melewati Ten begitu saja dan mengambil handuknya untuk mandi di kamar mandi bawah.
Sebelum keluar kamar untuk mandi, ia tiba tiba memberikan perintah pada Ten.
"Kita diundang ke acara dari kolegaku, acaranya sore ini, bersiaplah"...
ucap Johnny pelan.

"Aku tidak ikut, sebentar lagi Hendery dan Haechan akan pulang, siapa yang ak----'

"Apa aku membayar supir pribadi mereka dengan gaji buta?? Setelah ini aku bisa hubungi supir untuk menjemput mereka"...
Sela Johnny.

Ten menelan ludahnya kasar dan menghela napas.

"Aku tetap tidak ingin ikut, aku ingin tidur"....

"Baiklah terserah kau saja"..
Ucap Johnny kemudian berlalu begitu saja.

Air mata Ten kembali jatuh. "hiks dia sebenarnya kenapa?" Batin Ten.
Johnny tiba tiba bersikap dingin padanya dan tidak membujuknya sama sekali. Padahal kan Ten ingin dibujuk oleh Johnny seperti biasanya.

Sudah tujuh menit Ten berbaring menyamping di tempat tidurnya. Sisa sisa air mata itu benar benar membekas di sudut matanya.

Tiba tiba ada chat yang masuk pada ponsel milik Ten diatas nakas dan ia benar benar terkejut lagi melihat isi chat itu berisi foto foto Johnny bersama wanita yang yang mereka ributkan tadi siang.

Ten semakin geram.
"sebenarnya apa hubungan mereka!" Batin Ten.

Ten membanting ponselnya di atas tempat tidur.  Ia turun ke bawah ingin menemui Johnny sekarang juga.
Sedikit lagi akan sampai di balik pintu kamar tiba tiba pintu kamar terbuka menampilkan Johnny yang baru selesai mandi, setengah telanjang dan hanya handuk putih yang menutupi bawahannya.

Mata Ten memanas. Tapi ia tetap menahan agar air matanya tidak turun lagi.

"Kenapa?"
tanya Johnny santai sambil mengusapkan handuk kecil mengeringkan rambutnya.

"Aku? Kenapa?... Kau yang kenapa?"
tanya Ten sedikit meninggikan suaranya.

"Aku tidak ingin berdebat Ten. Kalau kau tidak mau ikut tidak apa, jangan membuat keributan seperti ini".....

"Memangnya aku seperti ini karena siapa?"

"Sudahlah, aku hampir terlambat"....
ucap Johnny melewati Ten.

"Katakan siapa wanita itu, John"....
ucap Ten setelahnya.

"Dia selingkuhan ku, puas?"
ucap Johnny tidak mau berdebat.

"Jadi katakan aku harus bagaimana sekarang?"
tanya Ten pasrah.

"Kau tidak perlu melakukan apa apa".

"Dan menurutmu aku harus membiarkanmu, begitu?!" Bentak Ten.

"jangan menaikkan suaramu padaku. Aku suamimu Ten"....

"Kau suami jahat, aku tidak mau mendengarkanmu lagi. Sekarang beritahu aku alamat wanita itu".....
ucap Ten tidak mau kalah.

"Kau tidak perlu repot repot mencari alamatnya, kau tidak akan menemuinya nanti, karena dia juga akan ikut menghadiri acara kolegaku sore ini".....

With You [JOHNTEN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang