Off guard

4.4K 459 43
                                    

.
.
.
.
.
.


Sejak kejadian Ten memberitahu kehamilannya kepada anggota keluarga, mertuanya maupun teman temannya, semua merasa senang kecuali anaknya Haechan.

Tiga hari setelah kejadian Ten memberitahu Hendery dan Haechan, si bungsu menjadi sering mengabaikan lingkungan nya, ia lebih sering menghabiskan waktu dikamar dan masuk ke kamar kakaknya Hendery hanya sekedar mengganggu. Mengabaikan dirinya sendiri, susah untuk diajak makan, cemberut jika diperingatkan tentang masalah kecil, termasuk lebih banyak memberontak menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kehamilan Mommy nya.

Ten mengadu pada suaminya. Tapi tanpa dibilang pun Johnny sudah tau perubahan perubahan yang ditunjukkan Haechan.
Besok Johnny berencana libur kerja selama 2 hari untuk mengajak Haechan berlibur kecil berdua setelah nanti anaknya itu pulang sekolah dan sudah memberitahu guru les nya kalau Haechan izin tidak masuk. Alasannya Johnny rindu ocehan anak bungsu nya itu dan juga mencoba membuat Haechan menerima calon adiknya.

Johnny sengaja tidak memberitahu hal ini pada Haechan langsung karena nantinya ia akan membuat kejutan dengan menjemputnya langsung dari sekolah.

***
Waktu menunjukkan pukul 2 siang. Johnny sudah hampir satu jam menunggu puteranya itu di depan sekolah tapi tak kunjung ia melihat tubuh mungil si bungsu.

Akhirnya Johnny keluar dari mobilnya dan bertanya pada salah satu satpam disana.

"Permisi, Pak?"

"Oh? Ada apa, Tuan?"

"Bukannya jam pulang sekolah ini jam 1? kenapa murid disini belum ada yang keluar?"

"Sebelumnya, Maafkan saya, Tuan. Dari tadi saya memang sudah lama melihat mobil Tuan disana. Saya mau bertanya tapi saya pikir Tuan ingin menunggu orang lain atau ada urusan dengan pihak guru atau mungkin sekolah, bukan dengan murid. Jadi begini Tuan, hari ini jam pulang sekolah dipercepat, semua murid sudah pulang dari jam 11 tadi Tuan?"

Johnny mengernyit.

"Maafkan saya, Tuan seharusnya saya beritahu lebih awal setelah saya lama melihat mobil Tuan disana".

"Tidak apa apa"
balas Johnny kemudian berlalu kembali ke dalam mobil dan langsung menghubungi supir pribadi Haechan.

"Ya, Tuan?"

"Apa Haechan menelponmu?"

"Tidak Tuan, bukannya hari ini Tuan yang akan menjemput Tuan muda?"

"Ya benar, tapi kabari aku jika Haechan menelponmu"...

"Baik Tuan"

Call ended,_

Segera panggilan berakhir, Johnny langsung menjalankan mobilnya pergi dari sekolah Haechan menuju ke tempat les Haechan.

Sampai disana, Johnny langsung masuk ke ruang les Haechan biasa.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Bisa saya bertemu dengan Guru Les Haechan?"

Tak lama guru les yang dimaksud muncul dan mendekat ke arah ayah salah satu anak didiknya itu

"Ada apa Tuan Seo?"

"Apa Haechan tadi kesini?"

"Haechan Seo?, Tidak Tuan, bukannya Haechan sudah izin libur?".

"Seharusnya begitu, baiklah saya permisi dulu"...
ucap Johnny tanpa bertanya lanjut. Intinya Haechan sedang tidak ada disini.

"Ya Tuan"
ucap guru Haechan sambil membungkuk.
Johnny membalas dengan singkat karena tampak bergegas menekan tombol ponselnya.

"Lacak koneksi"

Itu kata yang keluar dari mulut Johnny dengan seseorang yang baru saja dihubunginya tanpa basa basi.

Johnny memasuki mobilnya.
Belum selesai memasang sabuk pengaman, Johnny menerima chat laporan dari suruhannya.

Melihat itu, Johnny tidak bisa lagi menahan emosinya.
Sampai tidak sadar, ia memukul setir mobilnya.

Johnny membaca beberapa chat suruhannya.

"Setengah jam lalu"

"China"

Johnny langsung menghubungi sekretarisnya.

"Tunda rapat dengan kolega asing beberapa hari ke depan, jika mereka tidak mau batalkan saja investasi. Nanti ku hubungi lagi".
tegas Johnny pada sekretarisnya.

Panggilan itu berakhir

Tak lama setelahnya, ponsel Johnny berdering dan itu panggilan dari salah satu suruhannya. Tanpa pikir panjang Johnny langsung mengangkatnya.

"Tuan, apa nyonya Ten perlu tau tentang in--

"Jangan beritahu Ten atau kupecat kalian semua!"




































































~ TBC ~

With You [JOHNTEN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang