Calming down

5K 455 10
                                    

.
.
.
.
.
.
.



Sekarang Johnny berada di rumah sakit masih menjaga Haechan. Anak itu tidak lagi pingsan tapi sedang tertidur. Dokter benar Haechan memang sangat kelelahan, matanya yang bengkak juga membenarkan kalau Haechan terus menangis sebelumnya.

Johnny ikut tertidur di sofa ruangan itu.

***

Ditengah tidurnya Johnny merasa terusik karena mendengar suara tangisan. Dan benar saat Johnny berbalik, melihat Haechan sudah terduduk lemas dengan kedua kaki dibuka lebar dan kepala mendongak keatas itu menangis cukup keras.
Johnny segera beranjak dari sofa untuk menghampiri anaknya itu.

Ruangan ini gelap, banyak lampu dipadamkan. Satu satunya cahaya yang hidup itu lampu yang menyorot tempat tidur Haechan saja jadi Haechan merasa takut dengan situasi gelap di depannya. Karena gelapnya ruangan ini juga Haechan tidak melihat keberadaan tidur Johnny di sofa, yang terjadi ia terbangun dan langsung menangis saat melihat gelap itu. Ia merasa masih dikurung di ruangan gelap yang baru oleh Seobie. Sedih mengetahui dirinya belum lepas dan ketakutan setiap saat.

"Hei, Daddy disini sayang. Jangan menangis"...

Mata yang sudah tergabung dengan pilu itu membuka pandangannya yang tampak berkunang kunang setelah mendengar suara dan merasa akan dipeluk seseorang.

"hiksh Daddy!..
Haechan yang terisak, segera berhambur memeluk ayahnya itu. Bahkan sudah menekan lututnya untuk berdiri memeluk leher Johnny tapi segera ditahan oleh Johnny karena bisa membahayakan tangan Haechan yang masuk terpasang infus.

"shhstt Daddy disini, tidak apa apa"....
Pelukan Johnny mengerat berusaha mengambil posisi nyaman menenangkan Haechan

"hk hk hkhh"...
Haechan sesenggukan dan tidak sanggup mengucapkan apapun. Tangisan itu pecah begitu saja sampai membuat dadanya sedikit sesak. Disisi lain ia merasa lega karna ayahnya sudah didekatnya. Haechan benar benar merasa aman sekarang.

Johnny kembali membaringkan Haechan di tempat tidurnya begitu pula dengan Johnny ikut berbaring disampingnya sambil mengelus kepala Haechan sampai tangisannya mereda sendiri. Ia tidak bisa memaksa puteranya itu untuk diam dan tidak menangis. Biarkan saja Haechan merasa lega sendiri dan menumpahkan rasa takutnya melalui tangisan itu. Johnny juga mengucapkan kalimat kalimat menenangkan untuk membuat Haechan bisa kembali tertidur.

Setelah tangisan anaknya itu reda, Johnny menawari Haechan untuk memakan bubur yang telah ia siapkan sebelumnya. Johnny menyuapi Haechan, untungnya anak itu mau menghabiskan bubur nya. Johnny sangat membenci perbuatan Seobie yang membuat anaknya ini kelaparan.

"Daddy, Echan mau ice cream"

"Tidak bisa sekarang, besok saja ya? Echan masih sakit"....

"Memangnya Echan sakit?"

Johnny mengangguk. Ia sibuk memasukkan tempat bubur itu ke dalam tempat sampah.

"Daddy,...

"Hm?"

"Mommy mana? Kenapa kak Deryl juga tidak ikut?"
tanya Haechan cemberut.

"Mereka ada dirumah kita, sayang. Ada apa?"

"Kenapa Mommy tidak ikut menjemput Echan, Dad? Mommy tidak sayang lagi sama Echan"

"Mommy tidak seperti itu, sayang"
Johnny mendekat dan mengambil tisu untuk menyeka keringat di dahi Haechan.

Air mata Haechan jatuh lagi karena mengingat Ten dan kata kata Seobie padanya.

"Bilang sama Daddy, kenapa Echan jadi berpikir begitu?"

With You [JOHNTEN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang