Demam

8.2K 591 58
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

"Sayang, ayo bangun.....
ucap Ten baru saja masuk kekamar Hendery di pagi hari.

Setelah kejadian Johnny menyuruh nya mengikuti kelas akselerasi, Hendery yang memiliki sifat dingin itu menjadi semakin dingin. Ia bahkan tidak bergabung duduk diruang keluarga seperti yang biasa mereka lakukan setelah makan malam atau sebelum makan malam setidaknya hanya sebentar.

Ten cukup khawatir, karena meskipun anak yang cuek, Hendery masih punya waktu untuk menunjukkan sikap manja nya pada Ten dan Johnny. Tapi hal itu benar benar tak terlihat sejak kemarin.

Ten membuka selimut Hendery,
anaknya itu masih memejamkan mata.

"Deryl, ini sudah jam setengah 7, ayo mandi"...

Ten menggoyangkan bahu Hendery yang membelakangi nya dengan pelan.

"mom, can I not come to school today?"
ucap Hendery dengan suara parau dan tampak lemas. Ternyata Hendery sudah bangun, ia hanya memejamkan matanya dan membungkus penuh badannya dengan selimut tebal.

Mendengar ucapan Hendery barusan, Ten segera menarik tubuh Hendery supaya menghadap ke arahnya.

Ten menyentuh dahi Hendery. Hangat.
"Demam?"
gumam Ten. Kecurigaannya saat mendengar suara lemah dari Hendery tadi benar. Hendery demam, badannya sedikit menggigil.

Ia kemudian menghela nafas pelan.

Hendery sangat jarang sakit. Di keluarga ini, hanya Haechan yang mudah terkena demam. Jika Hendery sakit itu biasanya karena kelelahan atau cedera ringan, tapi ini suhu tubuhnya cukup panas menurut Ten.

Ten kemudian mengurus Hendery, mulai dari memeriksa suhu tubuhnya sampai mengompres dengan air hangat, memberi Hendery air putih kemudian ia turun ke bawah untuk melihat Johnny dan Haechan. Sekaligus Ten mengambil sarapan yang mudah dicerna perut Hendery.

Saat berjalan ke arah meja makan, Ten melihat Johnny dan Haechan sedang melahap sarapannya.

"Ten, dimana Hendery?"
tanya Johnny karena belum melihat Hendery turun untuk bergabung di meja makan.

"Seperti nya Hendery demam, John,...
aku akan menghububungi gurunya"..

"Demam?" pikir Johnny.

Mendengar pembicaraan orangtuanya, Haechan segera menghabiskan sarapannya lalu naik ke kamar kakaknya. Begitu pula dengan Johnny.




Kriettt'

...

Pintu kamar Hendery dibuka perlahan.

"Kak Deryl.....
panggil Haechan pelan.

Hendery tidak membalas. Ia pura pura tertidur. Posisi nya saat ini sedang memunggungi pintu kamar.

Haechan cemberut sekaligus sedih karena tau kakaknya sedang demam. Dia sudah pernah  merasakan bahwa demam itu tidak enak.

"Daddy, apa hari ini Echan juga boleh tidak masuk sekolah? Echan mau jaga kak Deryl"......
ucap Haechan sambil memeluk kaki Johnny yang berada tepat di sampingnya.

"Tidak".....

itu bukan balasan jawaban dari Johnny tapi dari Ten yang sudah berada di batas pintu masuk kamar sambil memegang sarapan untuk Hendery.

"Tidak apa apa, kalian berangkat saja.... Mommy yang akan jaga".....

Haechan tidak protes lagi, kalau sudah begini ibunya jelas tidak mengizinkan.

Johnny hanya diam sejak tadi. Ia menghela nafas pelan melihat kondisi Hendery.

Johnny dan Haechan akhirnya keluar dari kamar Hendery sesudah memeluk dan mencium Ten dan Hendery.











With You [JOHNTEN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang