.
.
.
.
.
.
.Setelah tangisan dan protes yang dilontarkan Haechan selesai, anak itu tertidur. Lelah karena menangis lama.
Haechan menangis lama dan tertidur di pelukan Johnny. Sekarang waktunya mereka semua akan tidur kecuali Ten. Tentu saja Johnny juga masih ikut terjaga melihat kegelisahan istrinya.
"Tidur Ten..."
peringat Johnny.Ten menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa melihat Haechan seperti itu, John".
"Haechan akan mengerti"
"Tapi John--
"Tidur Ten, dan jangan pikirkan apapun. Kita bisa atasi ini. Haechan hanya belum terbiasa"
Ten menghela napasnya pelan. Mereka berdua pun memejamkan matanya meskipun membutuhkan waktu sekitar sejam lagi untuk mereka berdua bisa benar benar tertidur pulas setelah perdebatan singkat tadi.
***
Sedang jam istirahat,
Haechan dan teman temannya seperti biasa duduk di dekat meja kantin sekolah elitnya untuk makan siang."Echan, kenapa belum makan?" ucap Masaki salah satu temannya. Teman temannya melihat Haechan belum menyentuh makanannya padahal teman yang lain sudah sigap memakan makanan mereka.
Haechan menggeleng pelan.
Hari ini ia tidak banyak bicara seperti biasanya. Itu membuat teman temannya merasa ada yang janggal."Kalian punya adik bayi?"
tanya Haechan tiba tiba kepada teman teman yang satu meja dengannya."Bian punya!" Tunjuk teman perempuannya bernama Jena, kearah temannya yang bernama Bian.
Bian mengangguk membenarkan ucapan Jena.
"Memangnya kenapa?" tanya Masaki pada Haechan."Bian punya adik bayi. Cengeng tapi lucu. Bian suka, uhmmm.... Tapi Bian juga tidak suka",
ungkap Bian dengan pernyataan plin plannya."Eh Jena juga punya! tapi adik bayi anak paman Kanah"
Jawab Jena antusias."Paman Kanah siapa?"
tanya Bian."iihh itu pamannya Jena!", jawab Jena kesal.
"Adik bayi paman Kanah lucu, Jena sayang, Jena suka. Tapi Jena tidak suka Papa marahi Jena karena adik bayi"."Kenapa?"
tanya Masaki yang seorang anak tunggal."Jena tidak pukul adik bayi, Jena cuma lari lari sama Kak Mika tapi Jena jatuh kaki berdarah, adik bayi menangis tapi Papa marahi Jena karena adik menangis padahal kaki Jena sakit, ada darahnya juga", jelas Jena cemberut merasa kesal jika mengingatnya.
"Kak Mika siapa?" tanya Bian.
"anaknya paman!" jawab Jena kesal dengan pertanyaan Bian.
Melihat Haechan yang diam saja, Masaki bertanya lagi "memang nya kenapa dengan adik bayi?"
"Mommy nya Echan hamil"...
jawab Haechan pelan."Woah, Echan mau punya adik bayi juga ya?"
ucap Jena antusias."Tidak seru, nanti Echan tidak disayang lagi sama Mommy Daddy nya Echan, Bian tidak---
"Hushhh Bian jangan begitu, Echan nanti sedih"..
Ucap Jena memutus ucapan Bian karena melihat wajah Haechan yang semakin murung sekaligus tampak kesal mendengar itu.Mereka terus melanjutkan makannya sambil bicara sedangkan Haechan belum memakan 1 suapan pun makanan di depannya. Hal itu membuat Haechan menjadi sangat kelaparan di jam terakhir kelas.
Hari ini juga Haechan tidak ada aktivitas tambahan jadi ia langsung dijemput supirnya pulang.
Dirumah Haechan tidak menyapa siapapun, termasuk Ten yang duduk di sofa dengan 2 stik sisa ice cream yang baru dihabisinya di depan meja.
"Echan pulang" ucap Haechan menunduk lesu tanpa memandang ke arah Ten dan menuju kamarnya.
Ten melihat itu cukup khawatir karena merasa Haechan mengabaikannya.
Tak lama kemudian Haechan keluar kamar dengan sudah mengganti bajunya.Haechan turun dari kamarnya dan pergi kearah mesin freezer di dekat dapur. Ten yang memperhatikan kelakuan putera bungsunya itu langsung berdiri akan menghampiri Haechan saat melihat anaknya itu ingin mengambil salah satu ice cream disana.
"Echan, Mommy sudah pernah bilang kalau Echan boleh makan ice cream asalkan sudah makan". Echan sudah makan?"
"Echan tidak lapar, Mommy".
"Echan... nanti perut Echan sakit. Echan mau masuk rumah sakit?"
"Tapi Echan bisa makan nanti, Mommy.....
Karena terus membantah, Ten mengambil ice cream di genggaman Haechan.
"Mommy".. rengek Haechan karena tidak tahu harus berbuat apa.
"Mommy bilang setelah makan, Haechan bisa ambil setelah makan dulu", mengerti?"...
"Tapi Mommy, Echan sudah makan tadi di sekolah dengan ma----
"Sejak kapan Mommy sama Daddy mengajarimu berbohong, Haechan Seo?",
Haechan diam. Dia menyesal mengatakan itu. Ia ingat sekolahnya punya banyak pihak yang memantau aktivitas para murid disana.
"Tadi guru mu menelpon dan bilang kalau kau tidak menyentuh makan siangmu. Kenapa?"
Haechan menggeleng tidak tahu harus menjawab apa.
Melihat itu Ten tetap pada pendiriannya. "Makan atau Echan tidak akan makan ice cream".
"Mommy, Echan mau ice cream sekarang", pinta Haechan mencoba meraih ice cream yang diambil Ten dari tangannya tadi. Wajah Haechan memerah dan terlihat sedang menahan tangis.
Ten meletakkan ice cream itu kembali ke dalam freezer. "Duduk disana, Mommy akan buatkan makananmu" kata Ten pada Haechan.
Haechan kesal.
"Mommy kenapa begitu, kenapa adik bayi dibolehkan makan ice cream tapi Echan tidak?"
Ten mengerutkan keningnya.
"Adik bayi makan ice cream?""Tadi Echan liat Mommy sudah makan ice cream, adik bayi pasti minta ice cream dalam perut, Mommy mau berikan kenapa Echan tidak?"...
"Astaga, anak ini"...
batin Ten."Echan tidak mau makan', Echan mau ice cream"...
itu kalimat yang diucapkan Haechan sebelum berlalu ke kamarnya.~ TBC ~
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [JOHNTEN] ✓
Fanfiction[WARNING] 📌⚠ BxB 🚨🚨🚨 Cast : Johnny & Ten Hendery - Haechan Others ~