ALTHAZEA : 06. BALAPAN

989 122 12
                                    

Bukan tanpa alasan dia seperti itu
Setiap tindakannya memiliki alasan pasti yang mungkin tidak akan kau mengerti.
-Unknown-

GAK USAH BANYAK CINCANG CINCONG
LANGSUNG KE CERITA

HAPPY READING 💙

*****

Stella sudah siap dengan style sederhananya. Crop top putih yang ditutup oleh jaket boomber navy. Jeans dan sneakers andalannya. Tidak lupa juga tas favoritnya, GG black belt bag.

Seperti kebiasaan sebelumnya, jika keluar malam ia akan lebih dulu ke rumah kakeknya. Sekedar minta izin dan ganti kendaraan.

Stella keluar dari kamarnya. Rumah tampak sepi, sesuai dengan apa yang diucapkan bibi Lim. Keluarganya pergi keluar untuk menghabiskan waktu bersama. Hm, sekaligus merayakan keberhasilan kakak tirinya itu yang baru saja mendapatkan tawaran lomba kecantikan.

An tu de jing, babi, bukan?

Baru ditawar udah dirayain, lah ini anak sendiri udah menang banyak olimpiade, anaknya yang anak emaskan oleh sekolah, anaknya yang dibanggakan oleh banyak orang malah terlupakan. Ck, miris sekali.

Setelah keluar dari rumah, ia langsung tancap gas menuju rumah kakeknya.

•••••

Setelah mendapat izin, Stella menuju ke garasi khusus milik Stella dan sepupu-sepupu nya. Tapi didalam garasi itu adalagi garasi khusus milik Stella yang tidak boleh ada yang menyentuhnya kecuali sang kakek sendiri.

Stella berjalan ke arah motor ninja berwarna hitam. Mengambil helm full face yang telah tersedia. Menyembunyikan wajah dan rambut panjangnya dibalik helm yang dipakainya. Lalu menaiki motor ninjanya, ia pun pergi dari sana.

Hampir sampai di tempat yang dituju, perhatian Stella teralihkan oleh seseorang dengan kaki yang terhimpit oleh motor besar seperti miliknya. Ia menghampiri orang itu.

Dan kenapa dunia begitu sempit. Ia kembali dipertemukan oleh orang yang menimpuknya dan juga orang yang sembarangan memeluknya tadi pagi. Iya Althan, siapa lagi kalau bukan dia?

Dan yah semuanya terjadi belum genap 2 hari.

Meskipun tidak suka, rasa kemanusiaan Stella lebih besar dari rasa tidak sukanya. Ia mendekati Althan, lalu memperbaiki posisi motornya agar tidak menimpanya lagi. Lalu mendekati Althan yang ia yakini masih setengah sadar itu.

Wajahnya babak belur, dan terdengar ringisan pelan.

Stella membawa cowok itu untuk bersandar di pohon di dekat mereka. Melihat sekitar, ada satu warung kecil. Ia berlari pelan kesana guna membeli 2 botol air dan plester luka kalau ada.

Ia kembali mendapati Althan sedang berusaha berdiri dan berjalan ke arah motornya. Namun, dengan cepat ia tahan.

"Minggir."

"Gak. Minum." Ucap Stella lalu memberikan dua botol air mineral ke Althan.

Althan menerima satu, lalu dengan cepat ia meminumnya.

"Bersihin muka Lo." Ucap Stella.

"Gak. Minggir, gue harus lanjut balapan."

ALTHAZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang