ALTHAZEA 15 : PEREBUT BERULAH

235 36 5
                                    

ikan hiu makan kedondong

lopyu sekebon gaess

semangka ya guys, jangan kek kangkung lemes letoy lopyu
bangun pagi terus mandi abis itu jangan lupa sarapan, wokeii?
istirahat yang cukup, jam tidur nya dijaga
intinya jaga kesehatan ya sayang

maaf jika sikap ku seringkali membuat mu bingung.
aku hanya tidak tau bagaimana cara menunjukkan bahwa aku sangat takut akan kehilangan.
tidak jarang aku dipaksa mengikhlaskan hal berharga dalam hidup ku hanya karena perempuan yang tidak bisa mengerti perasaan perempuan lainnya. bahkan kata 'terdekat' pun tidak ada gunanya.
dan saat setelah kembali menemukan hal yang kurasa berharga, dapatkah aku meminta satu hal? tolong aku, tolong bantu aku percaya bahwa aku juga berhak memiliki sesuatu yang berharga.

happy reading 💙

•••••

Stella pov

Menjelang sore hari setelah dari menghilangkan gabut dengan alasan healing. Stella memutuskan untuk langsung balik ke mansion Raymond. Bukan karena kangen tapi karena yaa gitu lah pokok nya.

Dengan ogah-ogahan, Stella memasuki mansion itu.

Ceklekk

Suara tawa terdengar di ruang keluarga. Wajah datar Stella masih belum berubah namun jika melihat tatapan gadis cantik itu, terlihat jelas tatapan yang tadi nya datar sempat menunjukkan tatapan kosong.

"Kenapa di bumi terasa semakin membosankan." Batin Stella.

Stella berjalan menuju kamar nya, dan harus melewati ruangan yang berisi manusia pintar tapi boong itu.

"Stella."

Lagi-lagi suara pria tua yang sayang nya adalah ayah nya sendiri itu kembali menghentikan langkah nya.

Stella berbalik menghadap Sean. Dia menatap langsung netra sang ayah. Wajah datar, tatapan dingin, dan bibir tetap bungkam tanpa menanyakan maksud dari sang ayah yang memanggil nya.

Sean sempat tertegun ketika melihat itu. Dia sempat bertanya dimana anak yang dulu ia gendong saat lelah setelah bekerja, dimana anak yang ia peluk ketika ada masalah di kantor, dimana anak yang ia dan istri nya ajarkan berjalan di taman.

Ya itu goblok, anak lu mana lagi yang lu lupain.

Mengenyahkan pikiran itu, Sean kembali ke tujuan nya memanggil Stella. Sedangkan Stella yang mengetahui apa yang Sean pikirkan sebelumnya salah satu sudut bibir nya terangkat sedikit. Tersenyum mengejek, iya mengejek diri nya sendiri:)

"Kamu mengikuti olimpiade bersama kakak mu Sonya?"

Tidak menjawab ataupun mengangguk, Stella hanya diam menunggu inti pembicaraan membosankan itu.

"Belajar lah bersama, ayah yakin kalian bisa saling membantu."

"Tidak bisa."

"Kenapa? Kamu juga pasti—"

"Aku bersama kak Diaz."

"Kalau begitu ajak Sonya sekalian."

"Kak Diaz tidak suka pengganggu." Setelah mengucapkan hal itu, Stella segera melanjutkan langkah nya menuju kamar.

Sedangkan Sean menggeram." Anak itu semakin membangkang."

"Enggak masalah kok ayah, Sonya bisa belajar sendiri. Mungkin Stella tidak suka dengan kehadiran Sonya."

ALTHAZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang