HAYYOOWW QAQA
PAGI PAGI MAIN POU
MALEM MALEM MAIN CACING
WAHAI READERS KESAYANGAN QUU
JANGAN LUPA REPRESHINGAgak maksa sih, tapi yaudahlah
Jangan lupa istirahat dan refreshing
Biar sehat dan tetep fresh trus tambah semangatHappy reading 💙
Buat yang mau pollow, pot atau komen
Lopyu banyak-banyak******
Hari ini Stella bangun sedikit lebih siang dari biasanya. Salahkan saja Bu Ritik yang ngechat dan memintanya untuk membuat rangkuman salah satu materi biologi di kelas 10. Nah, iya salah satu materi, tapi pas ditanya materi apa, si guru malah ngilang. Dan itu bikin Stella begadang buat bikin rangkuman semua materi biologi kelas 10.
Repot?
Menurut Stella, lebih repot lagi saat dia ngerjainnya di sekolah. Udah si guru minta dadakan, dikasih waktu juga gak banyak minta dikasih pas bel masuk bunyi, udah lagi Stella kan mau nyantuy sehari biar besoknya pas lomba jadi fresh gitu.
Stella bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia meneliti kembali seragamnya dan mengambil tas, ponsel serta kunci motor nya.
Menuruni tangga dengan santai. Terkekeh namun pandangannya datar saat melihat suasana meja makan yang hangat tanpa dirinya. Sean, sang Papa yang tertawa mendengar cerita Sonya, dan Hanna yang tersenyum manis sembari mengambil air untuk Sonya yang terlihat tersedak.
Ayo katakan, siapa yang tidak sakit saat melihat hal itu? Orangtuanya yang lebih hangat pada anak yang notabenenya orang asing yang datang 6 tahun yang lalu. Tiga hari sebelum dirinya perlahan merasakan apa itu kehilangan.
Stella berjalan santai tanpa menoleh ataupun berhenti sekedar pamit. Sungguh, ia jengah, ia muak lama-lama jika harus pura-pura seolah dirinya baik-baik saja dan menerima kehadirannya.
"Apa kamu lupa sopan santun mu Stella?" Suara tegas yang akhir ini sering menyebutnya dengan berbagai macam panggilan menyakitkan kembali terdengar.
"Maaf, Stella berangkat."
"Sarapan-"
Tanpa mau mendengar apapun lagi Stella berjalan pergi keluar dari sana. Sekuat tenaga ia menahan air matanya.
"Non, non Stella." Panggil seseorang saat ia ingin menghidupkan blue.
"Ini bekalnya non, bibi teh udah masakin nasi goreng sosis sama udang krispi kesukaan non. Non teh tumben lupa ngambil di dapur."
"Hehehe maaf bi, makasih ya bi." Stella menerima kotak bekal dan satu botol minum yang bi Yani bawa. Lalu memeluk wanita tua yang sudah merawat dan menjaganya dari kecil seperti mang Hadi.
"Ini juga, susu cokelat nya. Semangat terus ya non, belajar yang rajin." Tambah bi Yani sambil mengelus punggung Stella.
"Siap bi, Stella berangkat dulu ya bi. Assalamu'alaikum." Ucap Stella sambil menyalami wanita tua itu.
"Hati-hati non, wa'alaikumussalam."
Setelah melihat motor nona muda kesayangannya pergi baru ia kembali masuk kedalam rumah. Sempat terdiam saat melihat atensi tuan dan nyonya nya berdiri di pintu depan. Namun ia hanya tersenyum lalu pergi dari sana lewat pintu yang ada di garasi.
"Kenapa rasanya begitu sakit?"
"Sayang, maafin mama."
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAZEA
Teen FictionALTHANIO ADRIAN KAVINDRA BAGASKARA Cowok dingin dengan sejuta pesona. Ketua geng motor terkenal, Scorpion. Tegas dan tidak pernah main-main dengan ucapannya membuatnya semakin disegani banyak orang. Bukan hanya sifatnya yang dingin, namun hatinya ju...