11. Close but unpredictable

198 23 3
                                    

           "Kalau kamu punya seribu alasan
      untuk menangis, maka setidaknya kamu
    harus punya satu alasan untuk tersenyum."
                                      .
                                      .
                          -Arjune Favian
                                      .
                                      .
Happy reading!

***

Bandung, 22.00
Rumah sakit Santosa.

Setelah mengobati luka-luka mereka di markas, Kenzy dan yang lain segera menyusul Krisna, Arsya yang tengah menjaga Haikal di Rumah sakit.

Mereka rencananya akan menginap di Rumah sakit untuk malam ini di karenakan orang tua Haikal masih di luar negeri, saat dihubungi pun mama Haikal memberi amanah kepada mereka untuk menjaga Haikal, karena kondisi perusahaan disana yang tidak bisa ditinggal.

Kenzy sebenarnya hendak protes kepada orang tua Haikal karena mementingkan bisnisnya daripada putra satu-satunya mereka, tapi dia ingat ini bukan pertama kali orang tua Haikal seperti ini, bahkan hampir setiap hari.

Itulah alasannya kenapa Haikal adalah orang yang benar-benar dijaga oleh mereka, soal fisik memang Haikal bisa dikatakan kuat, tapi untuk mental sepertinya tidak, tapi bukan hanya Haikal yang seperti ini banyak sekali anggota Butter Fingers bernasib seperti Haikal, termasuk Dava dan Kenzy.

Setelah mereka bersih-bersih dan berganti pakaian, mereka bergegas pergi ke Rumah sakit sebelum tengah malam.

Butuh waktu dua puluh menit untuk perjalanan dari markas ke Rumah sakit.

Saat sampai Kenzy, Dava, Bastian, Fathur segera menuju ruangan yang sudah di peritahukan Krisna tadi.

Disana sudah terlihat Haikal yang tengah tertidur dan Arsya, Krisna sedang sibuk dengan handphone nya masing-masing.

"Assalamualaikum brader!" sapa Fathur saat memasuki ruangan itu.

"Wa'alaikumsalam, Om!" jawab Krisna.

"Lambemu!" Fathur menyentil bibir Krisna.

Kenzy, Bastian dan Dava mendudukkan dirinya di kursi samping Arsya, dan sangat tumben-tumbenan seorang Arsya diam seperti ini.

"Tumben diem?" tanya Bastian.

"Trecos ntar dimarahin, diem di tanyain maumu apasih bapak Jourdan?" jawab Arsya tak santai.

"Gue kan was-was siapa tau lo kerasukan setan dari Rumah sakit ini," jawab Bastian.

"Ngantuk gue!" jawab Arsya malah menyenderkan kepalanya di bahu Fathur.

"Yodah tidur sono!"

"Gimana ceritanya Dav bisa diserang tadi?" tanya Krisna pada Dava.

"Gue habis jemput Haikal terus niatnya mau kesini, tiba-tiba kepapasan Sandy di jalan terus malah dikejar sama anak buahnya, pas gue lawan Sandy gue nggak tau kalau yang lain pada ngeroyok Haikal bareng-bareng alhasil Haikal tumbang, dan pas tau ada anak sini gue suruh ngasih tau kalian," jelas Dava.

"Emang minta digrebek markas nya tuh orang, mainnya keroyokan udah kayak cewek aja kalo berantem satu lawan seribu!" terecos Arsya, padahal anak ini tadi sudah memejamkan matanya.

"Nggak ada kapok-kapoknya mereka mah!" sahut Bastian.

"Chatan sama siapa sih, Kris?" goda Fathur yang melihat Krisna tengah fokus menatap handphone nya.

Alesha || On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang