•
•
•
"Ayolah, Sat. Bantuin kita, ya?"
Hampir 20 menit berlalu Mahen membujuk Satria—ketua kelasnya untuk membantu mereka. Selain bertanggung jawab atas anak kelas, si Satria juga merupakan teman sekamarnya.
"Enggak, Ya, Hen! Lo gak denger apa yang dibilang Kak Janan tadi siang? Ini malam bulan purnama dan kita dilarang keluar malam," ujar Satria jengah. Berurusan dengan circle si buntelan coklat membuat energi positifnya terkuras.
"Iss lo mah! Gak setia kawan jadi temen." Mahen pura-pura merajuk, tapi Satria bodo amat.
"Emangnya kita temenan?" Mahen menjatuhkan rahangnya mendengar itu.
"Lo, kok jahat banget, sih! Lo gak inget apa? Gimana pertemanan kita selama ini! Lo anggap satu tahun ini kenangan apa?" Satria yang melihat Mahen mendramatisir langsung melempar bantal gulingnya.
"Bacod banget sih lo! Kalo gue bilang enggak, ya enggak! Itu aturan terikat dan gak boleh di langgar! Jangan batu napa kalo dikasih tau," tolak Satria sambil fokus lagi sama ponselnya.
"Itu, kan cuma mitos! Mana ada cuma karena keluar pas bulan purnama kena sial, ngarang banget nih yang buat sejarah," sanggah Mahen mencibir yang membuat Satria melotot.
"Heh mulutnya dijaga! Gue tapuk ini loh," tegur Satria yang tak habis pikir dengan Mahen.
"Yaudah kalo gitu lo bantuin gue sama temen-temen gue, ya," mohon Mahen lagi. Definisi pantang menyerah sebelum terkabul.
"Dengar, ya! Mahendra Aldebaran! SEKALI GUE BILANG ENGGAK, YA ENGGAK." Ya Tuhan...Satria pengen banget nendang Mahen ke mars. Dia pikir cuma Mahen doang yang waras di antara circle itu, ternyata gak jauh beda.
Hening cukup lama. Satria melirik ke arah Mahen yang hanya duduk diam dengan kepala tertunduk. "Ini anak gak kesurupan, kan?" pikirnya bertanya.
"Hen...." Tak ada jawaban, Satria lama-lama takut juga.
Kepala Mahen tiba-tiba terangkat, matanya tak melepas pandang pada Satria.
"Kalo lo gak mau bantuin gue sama temen gue karena aturan di desa ini, setidaknya bantuin gue sama temen gue buat menyelamatkan buntelan coklat," kata Mahen yang membuat Satria bingung.
"Hah?"
•
"Gimana, Hen?" tanya Naresh saat Mahen sudah tiba. Wajah sahabatnya itu berseri-seri.
"Aman! Satria mau, kok bantu kita." kata Mahen sambil ngacungin kedua jempolnya.
"Kok tumben dia mau?" tanya Reyhan penasaran karena setahunya Satria itu tipe orang yang susah banget dimintai tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
404! Not Found
Mystery / ThrillerJarvis : "Dek dipanggil Bunda, tuh di suruh bangunin yang lain." Harvis : "Bunda nyuruh gue atau lo-nya aja yang males?" Naresh : " Anjir Reyhan tidur ilernya berlimpah!!" Reyhan : "Ini tuh mahakarya!" Mahen : "Maharkarya endasmu!" Cleo : "EZZA! NGA...