📌Vote and coment, okey?
📌Ada yang nungguin?
📌Aku tantang kalian baca cerita ini sampai tamat.
📌Think about theory
•
•
•
Yang Jarvis harapkan adalah sang kembaran bangun. Dia membayangkan bagaimana wajah damai itu akan tersenyum padanya, melambaikan tangan seraya berkata : "Abang sini, Adek rindu." Namun, semuanya hanya angan belaka saat sang kembaran masih setia menutup mata.
Jarvis menoleh saat pintu ruang inap terbuka. Di sana berdiri sosok Ayah dan Bundanya yang membawa beberapa barang. Bundanya berjalan ke arahnya, Jarvis bisa merasakan kehangatan saat sang Bunda mendekap tubuhnya.
"Abang udah mendingan? Kenapa infusnya udah dilepas?" tanya sang Bunda—Maira. Jarvis tersenyum, lalu tangannya membelai pipi sang Bunda. Berharap raut kekhawatiran itu segera sirna.
"Abang udah gak apa-apa, Bun. Malahan Abang rasa Abang bisa lari-larian sekarang." Maira tertawa mendengar jawaban dari Jarvis. Putra pertamanya ini sangat ahli membuatnya untuk tidak khawatir.
"Kamu ini. Abang udah makan? Sini Bunda suapi. Bunda masak rendang ayam kesukaan Abang." Jarvis mengangguk senang. Sejujurnya sejak siang tadi dirinya belum makan apa pun. Dia tidak ingin meninggalkan Harvis sendirian lagi.
"Nasinya segini? Ayamnya dua?" Maira sibuk menyiapkan sepiring nasi untuk Jarvis dan mulai menyuapi putranya. Namun, baru saja satu suap, sang Ayah sudah berdeham. Maira menghela napas lelah dan Jarvis yang sontak menundukkan kepala.
"Jarvis, apa yang Ayah ajarkan padamu? Tanganmu sudah tidak berguna sampai harus di suapi seperti itu? Bukankah kamu sudah tidak sakit?" Jarvis semakin menundukkan kepalanya saat pertanyaan itu terlontar dari bibir sang Ayah.
"Maaf Ayah karena Jarvis lupa."
"Ambil piringmu dan duduklah di sofa. Jangan menambah beban masalah kalau kamu sakit kembali." Jarvis menuruti perkataan Ayahnya dan mulai berjalan menuju sofa. Maira melihat sendu sang putra. Kemudian, beralih menatap suaminya dalam diam.
Maira langsung mengalihkan pandangannya pada sang bungsu. Bibir wanita itu bergetar, dadanya terasa begitu nyeri saat melihat putra bungsunya terlihat saat nyaman saat ini. "Adek ayo bangun, Bunda di sini. Adek gak kangen Bunda? Adek gak kasian sama Abang juga?" Maira terus-menerus merapalkan kalimat—mengajak putranya untuk berkomunikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
404! Not Found
Mystery / ThrillerFeat. NCT Dream Jarvis : "Dek dipanggil Bunda, tuh di suruh bangunin yang lain." Harvis : "Bunda nyuruh gue atau lo-nya aja yang males?" Naresh : " Anjir Reyhan tidur ilernya berlimpah!!" Reyhan : "Ini tuh mahakarya!" Mahen : "Maharkarya endasmu!" C...