11. Maaf

5.7K 765 115
                                    

📌Vote and coment, ya biar gue menang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌Vote and coment, ya biar gue menang.—Harvis Adiwangsa

Karena Jarvis demam tinggi, Jarvis dan Harvis pulang lebih awal, karena biasanya jika sedang sakit, Jarvis sangat membutuhkan Bundanya. Tentang Harvis? Awalnya Pak Abdullah terkejut, karena pada awalnya Harvis tidak ikut, kenapa bisa ada di sini, ya tentu saja dengan sedikit kebohongan kalau Jarvis menelpon kembarannya agar menjemputnya.

Mahen, Naresh, Cleo, Eza, bahkan Reyhan juga ikut pulang. Karena Cleo, Mahen, Naresh dan Eza juga demam sama seperti Jarvis.

Ya pikir aja toh, lo liat orang di tebas sana tebas sini sampe tubuhnya ke potong-potong, udah gitu main lempar tangkap pake kepala orang, masihkah anda waras untuk tidak sakit?

Kalau Reyhan, dia beralibi, Naresh sedang sakit dan tinggal sendiri, jadi tidak ada yang menjaganya.

Pukul 08.30 mobil jemputan sudah datang dan mereka bertujuh sudah di dalem mobil. Sebenarnya ini hari terakhir study tour, tapi untuk murid lain pulangnya malam karena masih ada kegiatan. Di luar mobil ada Pak Abdullah yang menunggu, lalu ada Janan sendirian karena kelima temannya sedang bersekolah, maklum siswa tingkat akhir.

"Jaga kesehatan, ya, Kak! Makasih udah bantu kita, dan semoga berhasil," ucap Harvis dari dalam mobil.

Janan tersenyum, dia sangat beruntung bertemu anak-anak ini, terutama dengan Harvis.

"Kalian juga hati-hati, ya. Cepet sembuh juga buat kalian yang sakit," ucap Janan sambil memperhatikan mereka yang sedang sakit, lalu dia beralih menatap Reyhan. "Reyhan, Juan titip salam, katanya kalau kamu butuh bantuan jasa dia siap bantu," kata Janan, walau sebenernya dia tidak ingin menyampaikan amanah Juan ke Reyhan yang notabenya Reyhan sama dengan Juan.

"Tenang aja, Kak! Kalau musuhnya susah baru Reyhan minta bantuan Kak Juan," jawab Reyhan sambil mengedipkan matanya.

Janan yang melihat Reyhan bersemangat, bahkan tersenyum yang menurutnya mengerikan langsung bergidik ngeri begitu pun dengan Harvis.

"Kalo gitu kami pamit, ya, Kak! Dadah," ucap Harvis sambil dadah-dadah ke Janan.

Saat mobil masih jalan belum jauh, Harvis menyembulkan kepalanya dari jendela.

"PAK ABDULLAH SELAMAT MENJAGA MURID YANG AKHLAKNYA KURANG! DADAH PAK ABDULLAH TERCINTA!" teriak Harvis, lalu kepalanya kembali masuk ke mobil.

Janan berdiri tegak dan tersenyum kecil, ternyata Harvis sama bar-barnya dengan yang lain.

"Yang sabar, ya, Pak. Saya tau, kok rasanya jadi Bapak," kata Janan, lalu berlalu masuk ke kawasan Villa meninggalkan Pak Abdullah yang hanya bisa misuh-misuh dan mengelus dada sabar.

404! Not Found Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang