2. Tentang Kami

9.2K 923 90
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini memasuki semester baru di sekolah SMA 8 BINTANG. Dan kebetulan hari ini hari senin yang artinya upacara bendera di laksanakan. Sial sekali, bukan? Di hari pertama sekolah, Eza sudah ketinggalan, lupa bawa atribut pula. Huh! Semua karena Cleo yang bangunnya lama banget diteriakin pun gak bangun juga dan berakhirlah Eza harus menyeret Cleo ke kamar mandi. Yang lebih parahnya lagi, remaja itu, bahkan menenggelamkan Cleo di bathtub agar bangun.

Cleo dan Eza itu udah kaya upil sama lubang hidung. Sudah bersahabat sejak SMP. Semuanya bermula saat Eza jadi tetangga barunya Cleo. Saat itu Eza yang MBTI-nya I harus sabar menghadapi manusia MBTI E seperti Cleo. Hampir setiap hari Cleo selalu datang ke rumah Eza hanya untuk mengajaknya berteman. Tidak ada satu hari pun yang terlewat walau Eza menolaknya sekali pun. Hingga di hari pertama sekolah, Eza yang kebetulan pindah ke sekolah Cleo, menyaksikan sendiri kalau tetangganya itu sedang di rundung dan dikucilkan.

Saat Eza tanya, Cleo hanya menjawab. Uang itu bisa membeli segalanya, tapi tidak bisa membeli mental seseorang.

Eza yang selain hidupnya harus stay di rumah dan memang memiliki hati selembut kain sutra merasa kasihan dan memutuskan untuk berteman dengan Cleo. Eza juga tidak menyangka, jika dia adalah teman pertamanya Cleo saat Bundanya Cleo bercerita padanya. Satu hal lagi yang Eza ketahui tentang Cleo, anak itu memiliki trauma dengan tempat ramai. Semua karena efek perundungan yang dialami.

Trauma itu semakin besar saat Cleo tak memiliki siapa pun untuk bercerita. Orangtuanya maniak bisnis dan Kakaknya lagi di masa sibuk-sibuknya caper ke dosen.

Sebenernya Eza telat itu bukan murni karena kesalahan Cleo. Karena kemarin malam trauma Cleo datang kembali. Malam itu Cleo tidak sengaja tatapan mata sama orang-orang yang bully dia waktu SMP. Padahal niat Eza itu baik karena mau ngajak jalan Cleo, karena Cleo itu anak rumahan, ya walau beli bakso di komplek depan, tapi namanya musibah tidak ada yang tahu. Cleo sempat sesak napas yang membuat Eza panik dan kelimpungan. Berakhir dia harus menggendong sang teman untuk pulang. Bukan pulang ke rumah Cleo, melainkan ke rumahnya.

Eza itu tidak bodoh, kok. Hanya saja tadi malam sangking paniknya dia ngasih obat penenang milik Cleo yang selalu temannya itu bawa. Tidak banyak hanya 7 butir. Setelah sadar apa yang dilakukannya saat Cleo tak sadarkan diri. Eza udah bersiap nelpon polisi kalau-kalau sahabatnya ini meninggal.

Bahkan dia juga nangis-nangis minta tolong sama Ayahnya buat jeblosin dirinya ke penjara kalau sampai Cleo meninggal.

Ya Allah maafkan Eza.

"Eza, panas banget, ya? Mana haus lagi," bisik Cleo ke Eza yang berdiri di sebelahnya.

Eza menoleh. Menatap wajah Cleo yang sudah memerah karena kena panas. Sedikit meringis karena kulit putih sang teman merah-merah begitu. Keduanya di hukum hormat kepada sang merah putih sampai jam pertama selesai karena datang terlambat.

404! Not FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang