📌Tinggalkan jejak okey?
•
•
"Jarvis! Jarvis! Buntelan coklat!" Jarvis yang sedang bermain basket dengan teman ekskulnya sontak menghentikan permainan. Ditatapnya Eza yang habis berlari itu.
"Adek gue kenapa?" tanya Jarvis sembari membuang bolanya.
Eza menarik napas dalam, lalu menatap Jarvis. "Buntelan coklat berantem sama Reyhan!" Detik itu juga, Jarvis langsung berlari menuju kelas sang kembaran.
Kerumunan siswa yang berdiri di depan pintu kelas di geser begitu saja oleh Jarvis. Mahen dan Cleo yang melihat Jarvis datang sontak menunjuk ke arah Harvis yang berjongkok di sudut ruangan dengan Reyhan di depannya. Melihat itu, Jarvis langsung berlari, menarik Reyhan mundur—lebih tepatnya mendorong Reyhan hingga jatuh menabrak meja. Kemudian, dia menangkup wajah sang kembaran yang sudah dibanjiri air mata.
Awalnya Jarvis hendak emosi. Namun, tiba-tiba suara tawa terdengar. Harvis yang melihat kembarannya tertawa semakin menangis kencang.
"Abang, kok ketawa, sih?!" tangisnya tak terima.
Tawa Jarvis belum berhenti, dia peluk kembarannya itu, lalu menoleh melihat pada Mahen dan Cleo. Kedua sahabatnya itu yang mengerti tatapan Jarvis langsung mengambil jaket mereka, lalu memberikannya pada si kembar. Jarvis menerimanya, dia menutup kepala Harvis hingga ke wajahnya, lalu menggendong belakang si kembaran.
"Mukanya tutupin yang rapat," bisiknya pada Harvis. Disela tangisnya, Harvis merengut.
"Rey, lo ikut gue. Mahen...lo lanjutin aja kegiatan kelas kalian." Reyhan berdecih mendengar hal itu, tapi dirinya bangkit dan mengikuti ke mana si kembar pergi.
Jarvis membawa kembaran dan Reyhan ke UKS. Mendudukkan tubuh Harvis di atas hospital bed, lalu membuka jaket yang menutupi kembarannya itu.
"Rey, jagain Adek gue bentar, jangan digangguin nanti nangis lagi," ujar Jarvis pada Reyhan yang memilih berbaring di ranjang satu lagi, sedangkan Harvis masih menatap Reyhan kemusuhan.
Tak lama, Jarvis datang sembari membawa pembersih wajah dan kapas. Kembarannya itu tersenyum, dengan telaten membersihkan wajah Harvis yang penuh dengan coretan spidol.
"Adek ngapain sampe berantem sama Reyhan?" tanyanya pada Harvis. Kembarannya itu membuang napas kasar, lalu menunjuk Reyhan yang memejamkan mata.
"Dia gangguin Adek sama temen kelas lagi rapat," jawabnya dengan tak suka. Reyhan mendengar itu bergerak, memiringkan tubuhnya dan menatap Harvis sinis.
"Lo duluan yang mulai. Ngapain lo lempar gue pake penghapus? Jidat mulus gue benjol ini," balas Reyhan tak terima. Sahabat mereka itu menunjukkan jidatnya yang memerah.
Jarvis yang sudah selesai membersihkan coretan spidol di wajah kembarannya pun berbalik, dia menatap Reyhan dengan pandangan yang sulit diartikan. "Seharusnya jangan gitu, Rey. Ngapain juga lo coret muka Adek gue pake spidol?" tanya Jarvis pada Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
404! Not Found
Mystery / ThrillerJarvis : "Dek dipanggil Bunda, tuh di suruh bangunin yang lain." Harvis : "Bunda nyuruh gue atau lo-nya aja yang males?" Naresh : " Anjir Reyhan tidur ilernya berlimpah!!" Reyhan : "Ini tuh mahakarya!" Mahen : "Maharkarya endasmu!" Cleo : "EZZA! NGA...