19. Taman Bermain dan Kedai Eskrim III

5.4K 664 79
                                    

📌vote and coment,okey?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌vote and coment,okey?

📌Absen yang nungguin

📌 How's your day?

Eza mengernyit saat Cleo yang tak kunjung membuka pintu rumahnya. Hari ini dia berniat menjenguk sahabatnya itu karena tadi Cleo masih izin sakit. Namun, sudah 20 menit berlalu, Cleo tak kunjung membuka pintu rumahnya. Eza kembali menekan bel rumah Cleo kembali. Kali ini pintu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya.

"Den Eza. Maaf, Den...Den Cleo belum pulang dari tadi malam. Ini Bibi niatnya mau ke rumah Den Eza buat mastiin Den Cleo di sana." Eza mengernyit saat wanita paruh baya itu berbicara.

"Bi Siti. Cleo belum pulang dari tadi malam?" tanya Eza dan Bi Siti pun mengangguk.

"Iya, Den. Emangnya Den Cleo gak ada di rumah Den Eza?" tanya Bi Siti.

Eza menggeleng, dia mulai berpikir. Tadi malam Cleo mengirim pesan padanya bahwa dia sudah di rumah. Lantas, Cleo ke mana?

"Bi Siti, jangan bilang ke siapa pun dulu, ya. Eza cariin Cleo dulu, nanti Eza minta tolong juga ke Ayah." Eza menatap penuh harap pada Bi Siti saat wanita paruh baya itu nampak terdiam di tempatnya.

"Eza mohon, Bi. Bibi gak pengen, kan liat Cleo nangis lagi? Jadi...Eza mohon bantuin Eza, ya, Bi." Bi Siti yang awalnya ragu pun mulai mengangguk.

"Iya, Den. Bibi mohon...cari Den Cleo sampai ketemu, ya sebelum Tuan dan Nyonya pulang." Eza menatap sendu pada Bi Siti saat wanita itu memegang tangannya.

"Om Theo sama Tante Sera kapan pulang, Bi?" tanya Eza.

"Besok malam Tuan dan Nyonya pulang. Bibi takut kalau Den Cleo belum kembali sebelum Tuan dan Nyonya datang." Eza mengangguk mendengarnya. Remaja itu segera meninggalkan perkarangan rumah Cleo dan pergi menggunakan motornya.

Eza berkendara menuju kantor polisi, memarkirkan motornya dan memasuki kantor itu. Kepalanya celingukan saat tak melihat keberadaan sang Ayah dan kantor polisi yang terlihat begitu sibuk.

"AYAH! AYAH DI MANA?!"

Para polisi yang awalnya berlalu lalang karena sibuk sontak menghentikan kegiatan mereka. Salah satu polisi di sana berjalan menghampirinya dengan wajah yang kesal. Tangannya yang membawa sebuah map langsung dia layangkan ke kepala Eza membuat remaja itu mengadu sakit.

404! Not Found Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang