Part 9

384 113 13
                                    

New York

Yong Hwa akhirnya mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy setelah kurang lebih 20 jam di dalam pesawat. Ia melihat sekilas arlojinya. Saat itu jam 4 pagi di Seoul. Yong Hwa sangat ingin menelepon Shin Hye tapi ia cukup yakin Shin Hye masih tidur jadi Yong Hwa memutuskan untuk mengirim wanita itu pesan.

Halo cantik. Aku telah tiba di New York. Balas pesanku nanti, oke. Aku merindukanmu.

Setelah Yong Hwa mengklik tombol kirim, ia segera menekan beberapa nomor dan menunggu orang itu menjawab telponnya.

"Mwoya! Ini masih jam 4 pagi. Tidak bisakah kau menunggu nanti?"

"Tidak!" Yong Hwa menjawab. “Noona, kau harus membantuku. Aku tidak mempercayai siapa pun di perusahaan itu. Bahkan tidak Shi Yoon dan Min Hyuk.”

"Aku tahu! Aishh!” Wanita itu menutup telepon bahkan tanpa menunggu Yong Hwa menjawabnya.

“Yah! Jimin-sshi. Shin Ji Min.” Yong Hwa meneriakkan namanya.

Jung Shin dan Ji Won memandang bos mereka dan bertanya-tanya mengapa pria itu meneriaki nama eksekutif mereka, Ji Min.

“Hyung, kau baik-baik saja?” Jung Shin, yang juga sepupu Yong Hwa, bertanya.

"Ah, iya." Kata Yong Hwa tanpa memandangnya. Perhatiannya masih tertuju pada ponselnya.

To: Jimin Noona

Noona, tolong jaga kesayanganku. Jangan pernah biarkan dia keluar dari pandanganmu. Lakukan itu sebagai instruksi dari CEO-mu.

SEND! Yong Hwa menekan tombol itu dengan kesal.

***

Dua hari sebelum penerbangannya ke New York, Yong Hwa secara pribadi menelepon Jimin untuk menemuinya. Jimin setuju untuk menemuinya setelah bekerja tetapi Yong Hwa menyarankan wanita itu untuk menemuinya sekarang.

Awalnya Jimin menolak karena ia memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada hari itu. “Andwae. Aku memiliki banyak pekerjaan. Waeyo? Shin Hye?” Untungnya mejanya berjarak enam kaki dari Shin Hye. Jimin melirik gadis yang lebih muda itu. "Dia bekerja sangat rajin pada pekerjaan yang kau berikan padanya."

"Keruanganku sekarang." Yong Hwa memohon. "Ini penting."

Jimin akhirnya menyerah. “Arasso. Tunggu sebentar.” Walau bagaimanapun, Yong Hwa tetap bosnya meskipun mereka sangat dekat.

Jadi, Jimin pergi menemui Yong Hwa tanpa memberitahu siapa pun.

"Apa?! Tunggu! Apakah kau baru saja mengatakan bahwa Shin Hye adalah pacarmu?” Jimin menjerit. "Mustahil! Dia sepertinya tidak tertarik padamu.”

"Dia menyukaiku. Kami saling mencintai." Yonghwa berkata dengan percaya diri.

“Dia tidak terlihat seperti sedang jatuh cinta dan aku tidak melihatnya memegang ponsel sepanjang waktu seperti yang dilakukan pasangan lain.”

“Ya ampun! Aku sudah di depannya. Mengapa repot-repot memeriksa ponselnya?” Yong Hwa menjawab dengan kesal.

"Oke, baiklah. Terserah!" Jimin mengernyit. Pertengkaran dengan Yong Hwa tidak berarti apa-apa untuknya. "Apa yang kau ingin aku lakukan?"

Yong Hwa menyunggingkan senyum kemenangannya. "Jauhkan dia terutama dari Shi Yoon."

“Yoon Shi Yoon dari HR?” Tanya Jimin terlihat serius.

Yonghwa menganggukkan kepalanya.

***

Ji Won memanggil bosnya beberapa kali tapi Yong Hwa terlalu sibuk dengan pikirannya. Untungnya Jung Shin mampu membawa pria itu kembali ke dunia nyata.

Yong Hwa malu karena karyawannya memergokinya sedang melamun. “Kaja. Kita perlu istirahat sebelum meeting besok.”

Sopir sewaan itu mengantar mereka ke Bryant Park Hotel. Yong Hwa secara konsisten memeriksa ponselnya untuk melihat apakah Shin Hye telah membalas pesannya atau tidak. Dia pasti masih tidur nyenyak karena baru pukul lima di Seoul.

"Tuan, Anda akan makan malam nanti dengan Tuan Cole." Ji Won mengingatkan bosnya saat mereka hendak pergi ke kamar masing-masing.

Yonghwa mengangguk. "Baik. Aku akan pergi dengan Jung Shin nanti agar kau bisa istirahat.”

***

Seoul

Ini sudah jam enam. Shin Hye baru saja bangun. Hal pertama yang terlintas di benaknya adalah ponselnya. Ia secara sadar menghitung dalam pikirannya waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke New York dari Seoul. Shin Hye berasumsi bahwa Yong Hwa pasti sudah sampai di New York dua jam yang lalu. Shin Hye dengan cepat melompat dari tempat tidurnya dan menemukan ponselnya di meja. Satu pesan diterima dan nama yang familiar itu muncul di atasnya. Shin Hye segera membalas pesan itu.

Selamat pagi. Aku baru saja bangun tidur. Jaga kesehatanmu dan makan dengan baik.

Shin Hye baru akan meletakkan ponselnya kembali ke meja dan bersiap untuk bekerja ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Shin Hye melihatnya. Itu adalah Yong Hwa yang meneleponnya dari New York. Shin Hye menjawab panggilan itu meskipun jantungnya sudah mulai berdetak kencang.

"Selamat pagi." Suara merdu Yong Hwa menyambutnya.

Shin Hye terkikik. “Apakah masih pagi di New York?”

"Tidak. Disini sudah malam. Apakah kau tidur nyenyak semalam?" Yong Hwa bertanya dengan romantis.

"Iya. Apa kau beristirahat dengan baik di pesawat?” Shin Hye bertanya kembali dengan manis.

“Aku tidak bisa beristirahat dengan baik. Aku terus memikirkanmu bahkan sekarang aku tidak dapat menahan untuk berpikir meskipun kita sedang berbicara." Kata-kata itu sudah cukup untuk membuat Shin Hye bingung. “Apa yang telah kau lakukan padaku, Shin Hye-yah?”

"Hmm.." Shin Hye tertawa. Yong Hwa tahu Shin Hye menikmati rayuannya.

"Aku merindukanmu." Yong Hwa berkata lagi. “Kau juga merindukanku?”

“Ne..” Shin Hye tergagap. "Makan dengan baik."

Suara mereka mulai menjadi sangat rendah dan saling membalas dengan suara pelan. Mereka tidak ingin percakapan itu berakhir tapi Yong Hwa harus menghadiri makan malam sementara Shin Hye harus pergi bekerja.

"Hati hati. Makan dengan baik. Jangan biarkan Shi Yoon lebih dekat denganmu." Ucap Yong Hwa yang membuat Shin Hye tertawa. Sebuah tawa yang membuat jantung Yong Hwa berdebar.

“Arasso..”

"Aku mencintaimu." Ucap Yong Hwa.

Shin Hye menggigit bibir bawahnya. “Aku juga mencintaimu, Yong Hwa-sshi.” Shin Hye berkata sebelum dengan cepat mengakhiri panggilan itu.

***

-TBC-

(01/06/2021)

Without You (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang