Part 16

328 87 16
                                    

Juni 1993

"Unnie, maafkan aku. Tolong, unnie. Tolong bantu aku. Tolong jaga bayiku. Aku tahu aku tidak punya hak untuk meminta bantuan darimu. Tapi Unnie, kau adalah satu-satunya harapanku. Aku tahu aku salah, tetapi bayiku tidak bersalah."

Lee Yeon So menatap wanita yang terbaring lemah di ranjang itu. Ia tidak tahu bagaimana menanggapinya. Hatinya sudah hancur karena wanita ini.

Wanita itu mencoba meraih tangannya, tetapi Yeon So mengangkat tangan menjauh darinya dan menatapnya dengan dingin.

"Maafkan aku, Unnie."

"Kalau saja maafmu bisa mengembalikan suamiku padaku, tapi itu tidak terjadi. Maaf, aku tidak akan melakukan apa-apa. Aku kehilangan suamiku karena kau, namun kau memohon agar aku merawat bayi itu setelah apa yang telah kau lakukan terhadapku, pada keluargaku. Bagaimana bisa, Tae Hee. Selama ini aku mengagumimu. Aku menjagamu karena kau adalah keluargaku tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau mengkhianatiku!"

Yeon So kehilangan kesabarannya. Wanita yang ia jaga ternyata mengkhianatinya.

"Aku hamil bayinya tetapi bayiku tidak pernah tahu ayahnya. Apa kau tahu kenapa?" Tanya Yeon So.

Tae Hee sudah menangis begitu keras. "Maafkan aku, Unnie. Itu semua salahku. Aku menyesal.."

"Karena dia bersamamu. Apakah kau tahu betapa menyakitkannya ketika anak-anakku bertanya tentang Myung So?"

"Tolong Unnie.. aku mohon padamu. Tolong jaga bayiku. Aku tidak keberatan jika kau membenciku.."

Yeon So memejamkan matanya, hatinya hancur berkeping-keping. "Tidak, Tae Hee. Aku bahkan tidak bisa melihatmu, apalagi bayimu."

Ia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu. Penglihatannya mulai kabur. Itu terlalu menyakitkan untuknya. Yeon So perlahan berjalan ke bangku terdekat ketika ia merasakan bayinya menendang. Ia hamil enam bulan dan mengharapkan bayi itu. Satu-satunya bayinya dengan Myung So, pria yang paling ia cintai meskipun pria itu selingkuh.

"Eomma!" Itu Soo Yeon, yang memanggilnya.

Yeon So mendongak dan melihat putrinya berdiri di sudut lorong. Bibirnya melengkung membentuk senyuman.

"Kemari." Ia menepuk kursi kosong di sebelahnya dan mempersilakan putrinya duduk di sana.

Soo Yeon bergabung dengan ibunya. "Eomma kenapa kau menangis lagi?"

"Jangan khawatirkan aku." Yeon So menarik putrinya ke dalam pelukannya. "Apakah kau sudah melihat bayinya?"

Soo Yeon mengangguk. "Deh Eomma!"

****

"Apa kau akan pulang untuk makan siang nanti?" Shin Hye bertanya pada suaminya sambil menata ulang dasi pria itu.

"Tidak, tapi aku akan mencoba pulang lebih awal nanti." Yong Hwa mengecup bibir Shin Hye. "Aku harus pergi sekarang."

Shin Hye mengalihkan perhatiannya ke jam yang tergantung di dinding. Ia mengambil tas Yong Hwa dengan tergesa-gesa dan menemani suaminya ke pintu depan.

"Sampai jumpa lagi." Ucap Shin Hye sebelum mengecup bibir Yong Hwa.

"Oke. Mencintaimu, sayang." Yong Hwa berkata sambil mengantarnya kembali ke dalam apartemen mereka.

Shin Hye terkekeh pelan dengan gestur suaminya. Ia tahu betapa protektifnya Yong Hwa padanya. Sejak Yong Hwa memergoki pemuda di sebelah apartemen mereka sedang mengamati Shin Hye selama beberapa minggu terakhir, Yong Hwa melarang Shin Hye keluar dari apartemen tanpa dirinya. Meskipun itu sebagian lelucon tapi Shin Hye bisa merasakan kecemburuan pada diri Yong Hwa.

Without You (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang