Chapter 13

2.2K 291 67
                                    

Flashback On

Boyoung menangis tersedu sambil menjauhi Hyungsik yang berusaha untuk memeluknya. Satu kenyataan besar telah diketahuinya setelah tiga tahun. Ia tak menyangka Hyungsik akan berbuat senekad itu.

"Chagii-ya, ku mohon dengarkan semua alasanku," bujuk Hyungsik.

"Demi apapun, Hyungsik. Aku sungguh membencimu," ucap Boyoung frustasi.

"Kau dengan teganya membohongiku, mengatakan bahwa anak kita sudah meninggal. Wae? Wae?!! Hiks hiks," Boyoung menjerit dan langsung jatuh terduduk.

"Boyoung-ah."

"Kenapa kau tega memisahkan aku dengan anakku. Seharusnya kau biarkan saja aku meninggal, Hyunsik-ah. Seharu-

"Park Boyoung!" bentak Hyungsik.

"Apa kau pikir selama ini aku hidup seperti orang yang tak memiliki dosa? Apa kau pikir aku rela anakku diberikan pada orang lain?" tanya Hyungsik sembari duduk di depan sang istri.

"Aku juga sama sepertimu, Boyoung. Sedih dan rasa bersalah selalu menghantuiku. Kalau kau berpikir lebih baik mati daripada seperti ini, itu salah besar, Boyoung-ah. Aku, Chanyeol, dan Joy masih membutuhkanmu. Apa kau tega pergi begitu saja? Aku mungkin bisa perlahan merelakan mu dan hidup normal lagi seperti biasa. Tapi, apa kau tak memikirkan kedua anak kita?"

"Mereka masih sangat membutuhkan sosok ibu. Bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi? Aku terpaksa memberikan Jimin pada nuna karena dia juga dalam kondisi yang lemah. Aku tak punya cukup uang untuk mengobati kau dan juga Jimin dalam satu waktu. Aku juga tak mau kehilangan kalian berdua karena kalian adalah harta yang paling berharga di kehidupan ku."

"Boyoung-ah, aku tahu kau sangat kecewa padaku. Tapi, aku melakukan semua ini juga demi kalian. Aku tak bermaksud memisahkan mu dengan Jimin. Keadaan lah yang membuatku begini. Maafkan aku, Boyoung-ah. Aku benar-benar menyesalinya," jelasnya sambil merengkuh tubuh sang istri.

"Kembalikan anakku, Hyunsik. Kembalikan dia padaku," racau Boyoung.

"Aku akan berusaha mengambil alih hak asuh Jimin lagi, Boyoung."

Flashback off





"Saat itu Ayah selalu berusaha untuk mengambil alih hak asuh adikkmu. Namun, Bibimu tetap menolaknya meski Ayah sudah membujuk dengan cara apapun. Bibimu tak mau Jimin diambil, tapi, dia semakin sering menyiksa adikmu karena Pamanmu berselingkuh dan pergi begitu saja," jelas Hyungsik sendu.

"Lalu pada akhirnya Bibimu menyerah. Dia meminta uang sebagai gantinya karena usaha yang dia kelola mulai bangkrut." sambungnya.

Hyungsik beralih menatap Chanyeol yang masih setia mendengarkan ceritanya. Ia tersenyum tipis sebelum kembali bercerita.

"Setelahnya kita hidup seperti biasa meski kau dan Joy masih menganggap Jimin sebagai orang asing. Ayah cukup bahagia karena pada akhirnya rasa bersalah Ayah tak seberat sebelumnya. Ayah hanya tinggal berusaha menjelaskan padamu dan Joy tentang semua yang terjadi, tapi, kenyataan lain membuat Ayah putus asa. Kau masih ingat saat Ibumu meninggal? Itu awal dari semua kekacauan yang pernah Ayah perbuat, Yeol-ah."

"Bibimu sudah menganggap Jimin sebagai anak kandungnya. Dia tak punya siapapun selain Jimin setelah Pamanmu selingkuh. Meski sering berperilaku kasar, dalam hatinya dia merasa menyesal. Ketika melihat keluarga kita bahagia ditambah keberadaan Jimin di antara kita membuatnya marah. Uang yang Ayah beri tak membuatnya bahagia. Jadi, dia berusaha merusak keluarga kita dengan rencana liciknya." Chanyeol yang mulai paham hanya bisa mengangguk tanpa berucap. Ia ingin mendengar semuanya tanpa ada kekeliruan.

Park Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang