Chapter 15

2.1K 287 29
                                    

Chanyeol merasa panik sekaligus khawatir setelah ia tahu bahwa adiknya sudah tak ada lagi di sekolah saat ia menjemputnya. Penjaga sekolah mengatakan bahwa Jimin sudah dijemput oleh seorang perempuan. Namun, beliau tak tahu siapa yang menjemput adiknya itu. Pikiran positif Chanyeol mengarah pada Joy. Tapi, ia juga tak yakin mengingat adik perempuannya yang tak pernah mau berdamai apalagi berdekatan dengan si bungsu.


"Sooyeong- ah, apa kau yang menjemput Jimin sore ini?" Chanyeol langsung bertanya ketika nada tersambung di ponselnya berbunyi.

"Aku berada di kampus. Mana sempat menjemput anak itu!" sahut Joy ketus.

"Jimin tak ada di sekolahnya. Ponselnya tak aktif saat ku hubungi. Kata penjaga di sini, ia dijemput oleh seorang perempuan. Jika bukqn dirimu, lalu siapa?" ujar Chanyeol cemas.

"Ak-aku mana tahu! Tanyakan saja pada Ayah! Barangkali Ayah menyuruh bawahannya untuk menjemput Jimin!"

Tut!

"Park Sooyeong!" Chanyeol mengerang tertahan setelah adiknya memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.




Kini harapan satu-satunya hanyalah sang Ayah. Iya, mungkin saja Hyungsik yang menyuruh sekretaris atau bawahannya yang lain untuk menjemput Jimin. Semoga firasat buruknya memang salah.

"Ada apa, Yeol? Apa kau ada masalah?" tanya Hyungsik dengan nada lembut khas seorang ayah.

"Ayah. Apa Jimin ada bersamamu?" balas Chanyeol ragu.

"Tidak. Ayah masih di kantor karena ada satu rapat lagi setelah ini. Memangnya kau ada di mana sekarang?" heran Hyungsik.

"Aku baru saja menjemput Jimin ke sekolahnya. Tapi, anak itu sudah tak ada di sana. Joy juga tak menjemputnya, Ayah," sahut Chanyeol cemas sambil menggigiti kuku-kuku jarinya.

"Mungkin adikmu pulang menggunakan bus atau taksi, Yeol. Kau tahu sendiri kan adikmu itu seperti apa?" Hyungsik terdengar tenang saat menjawab sambungan telepon itu.

"Kata penjaga sekolah, Jimin dijemput oleh seorang wanita. Apa Ayah tahu kalau Jin dekat dengan orang lain?"







Sementara Hyungsik kini langsung dilanda rasa khawatir setelah mendengar penjelasan Chanyeol. Ia tak mungkin kecolongan.

"Ayah akan ikut mencari adikmu! Kita bertemu di tempatmu yang sekarang!" Hyungsik buru-buru mematikan sambungan telepon nya dan menturuh sekretaris nya untuk membatalkan meeting hari ini. Ia tak peduli dengan konsekuensi nya. Yang terpenting sekarang adalah keberadaan anaknya.









Lain halnya dengan Joy. Entah kenapa tiba-tiba ia menjadi cemas. Pikirannya sudah tak fokus dengan semua materi yang sedang ia pelajari di perpustakaan. Presensi Jimin selalu melintas di otaknya. Jika Jimin tak pulang, lalu pergi ke mana anak itu? Apa bibinya sudah memulai rencana itu?

"Yaish! Lebih baik aku menghubungi Bibi untuk memastikannya," Joy segera menekan tombol hijau dan mendekatkan ke telinganya.

Tut!

"Yeoboseyo, Bibi!"

"Eoh, ada apa kau menghubungi ku?" tanya Hyuri malas.

"Ji-jimin, apa dia sudah ada bersamamu?" tanya Joy ragu.

"Ya, sesuai rencana kita. Kau senang karena rencananya berhasil?" nada Hyuri terdengar tenang.

Park Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang