Chapter 17

2.6K 238 6
                                    

"Joy, mau sampai kapan kau terus mengurung diri begini? " untuk kesekian kalinya Chanyeol menghampiri adik perempuan nya yang masih sibuk mengurung diri di kamar.


Semenjak kejadian penculikan Jimin dan juga kebenaran yang Chanyeol sampaikan padanya beberapa minggu lalu, Joy masih sangatlah merasa bersalah. Ia sangat menyesal karena tak pernah berusaha untuk mencari kebenaran nya terlebih dahulu. Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Joy tak bisa berbuat apapun lagi untuk mengembalikan keadaan seperti sebelum semuanya terjadi.

"Ayah sangat mengkhawatirkan mu, Joy," lanjutnya sambil menatap Joy sendu.

"Biarkan aku seperti ini. Anggap saja ini adalah hukuman untukku karena sudah membuat Jimin celaka," ujar Joy pelan sambil menatap keluar jendela.

"Jimin tak akan suka dengan tingkah mu yang seperti ini, Joy! Berhentilah menyiksa dirimu sendiri!" geram Chanyeol sambil menarik adiknya yang betah sekali duduk di kusen jendela.

"Oppa, kenapa jalanan di bawah sana terlihat sangat menarik di mataku? Aaahh, sepertinya aku harus melom-"

"PARK SOOYOUNG!!" bentak Chanyeol dengan tangan yang hampir saja melayang ke arah pipi adiknya.

"Geumanhae!! Jebal!" serunya sambil meremas kedua bahu Joy.

"Hiks hiks ak-aku merasa bersalah padanya hiks. Aku selalu melukai nya hiks," akhirnya tangis yang selama ini ditahan oleh Joy, pecah sudah.

"Ssstt, Jimin sudah memaafkan nuna nya. Kau tak boleh terus-terusan larut dalam rasa bersalahmu, Joy," ucap Chanyeol dengan tangan yang sudah merengkuh tubuh bergetar Joy.


"Huwaaaaa, nuna!!" tangisan keras milik seseorang membuat Chanyeol dan Joy langsung melepaskan pelukannya.

"Astaga, ada apa?" tanya Chanyeol panik sambil menghampiri adik nya.

"Hiks hiks hyung baru saja membentak nuna hiks hiks," ujar Jimin sambil menatap Joy sedih.

"Aniyaa! Hyung tak bermaksud membentak Joy. Hyung hanya sedang menegur nuna mu agar dia cepat sadar dengan tingkahnya yang bisa merugikan dia sendiri," Chanyeol berjongkok dan menghapus lelehan air mata di pipi tembam adiknya.

"Jeongmal?" Chanyeol mengangguk dan tersenyum hangat untuk meyakinkan adiknya.

"Kenapa ke sini hm?" tanya Chanyeol sambil merapikan baby hair adiknya.

"Lapar. Ingin cupcakes buatan nuna," cicit Jimin sambil mencuri pandang ke arah Joy.

"Coba minta pada nuna," ucap Chanyeol menggoda adiknya.

"Eeengggh-"

"Kaja! Nuna akan membuatkan nya untukmu. Mau rasa stroberi atau coklat?" Joy cepat-cepat menyambar dan menghampiri Jimin dengan senyum lembutnya.

"Nuna?" lirih Jimin sambil mendongak dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hmm? Mau tidak?" sahut Joy dengan tangan yang bersiap untuk mendorong kursi roda milik adiknya.

"Nuna cantik, seperti Ibu," Jimin berucap dengan senyum mengembang.

"Pintar sekali menggoda kakakmu!" ujar Chanyeol sambil mencubit hidung merah adiknya.

"Ah! Padahal aku sudah lama tak merawat diri karena terlalu sibuk merenung di kamar," keluh Joy dengan wajah masamnya.

"Tapi nuna tetap cantik kok!" bantah Jimin.

"Aaahhh, sini peluk," Jimin cepat-cepat merentangkan tangan nya ketika Joy akan memeluknya. Ini adalah kesempatan yang sangat langka. Jadi, ia tak ingin melewatkan nya begitu saja.

Park Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang