Chapter 14

2.1K 289 46
                                    



"Bibi tak pernah menyangka, ternyata keponakan bibi yang satu ini masih membenci adiknya," ujar Kim Hyuri.

"Aku ingin bertemu denganmu bukan untuk menyinggung perasaan ku terhadap Jimin, Bi!" desis Joy.


Kim Hyuri tertawa pelan. Ia duduk santai sambil mengaduk minuman yang ia pesan lima menit lalu. Bertemu dengan keponakannya yang satu ini memang sengaja direncanakan. Hyuri tahu bahwa Chanyeol dan juga Joy belum bisa menerima Jimin sebagai bagian dari keluarga nya. Jadi, ia ingin memanfaatkan situasi ini agar dirinya bisa kembali merebut Jimin dari Hyungsik.

Hidup sendiri setelah ditinggal sang suami membuat Hyuri merasa kesepian. Dulu ia sangat menyayangi Jimin layaknya anak kandung sendiri. Namun, setelah mengetahui sang suami berselingkuh, Hyuri kerap kali diliputi amarah dan Jimin lah yang harus menjadi korban pelampiasan nya. Harta yang Hyungsik berikan memang cukup menutupi rasa kosong di hatinya. Tetapi, itu tak bertahan lama. Hyuri malah semakin merasa kesepian setiap harinya. Dan ia merindukan Jimin kecilnya.

"Kau benar-benar tak berniat memperbaiki hubungan mu dengan Jimin?" tanya Hyuri sambil menatap Joy dengan intens.

"Untuk apa?! Dia sudah merebut semua perhatian Ayah setelah Ibu meninggal. Chanyeol oppa juga sudah mulai peduli! Jadi, aku ingin Bibi menjemputnya dan membawa dia pergi jauh agar aku bisa mendapatkan perhatian mereka lagi," sahut Joy tegas.

"Baiklah. Bibi harap kau tak akan menyesal nantinya," balas Hyuri dengan senyum simpulnya, sementara Joy terdiam dengan ekspresi yang sulit diartikan.











•••••




Keesokan harinya, Jimin sudah siap dengan seragam sekolah dan tas di punggungnya. Ia akan kembali bersekolah setelah membujuk ayahnya semalam. Tentu saja dengan bantuan Chanyeol yang tak tega melihat wajah sedih adiknya. 

Sebenarnya Hyungsik masih melarang Jimin untuk bersekolah karena kondisi kesehatannya dan juga kekhawatiran nya tentang seseorang yang selalu mengusiknya akhir-akhir ini. Namun, ia juga tak tega melihat anak bungsunya merasa sedih karena larangan nya.


"Bagaimana kalau kau homeschooling saja?" tawar Hyungsik setelah kesekian kali nya membujuk Jimin agar tetap di rumah.

"Ayah yang benar saja! Aku sudah memakai seragam dan sudah siap untuk berangkat ke sekolah! Semalam Ayah juga setuju dengan permintaan ku!" kesal Jimin karena sedari tadi Hyungsik selalu memberi alasan agar Jimin tak jadi berangkat ke sekolah.

"Kau masih belum sehat, nak. Tak usah berangkat dulu ya?" Jimin semakin kesal mendengar ucapan Hyungsik sehingga ia menyentak sumpit yang ada di tangannya dan segera berdiri.

"Berhenti bersikap seolah-olah aku ini sangat lemah dan tak bisa berbuat apapun tanpa kalian, Ayah! Aku bisa menjaga diriku sendiri! Aku tahu apa yang seharusnya tak ku lakukan dan aku lakukan agar penyakit ku tak kambuh!" serunya.

"Hei, tenang lah. Ayah tak bermaksud begitu, saeng," ujar Chanyeol sambil mengelus punggung adiknya.

"Aku berangkat," Jimin langsung menyambar tas nya dan segera melangkah menjauhi mereka.

"Jimin-ah," Chanyeol mencekal pergelangan tangan Hyungsik yang hendak mengejar Jimin.

"Biar aku yang mengantarnya ke sekolah. Aku akan memberi pengertian padanya. Jadi, Ayah tak perlu khawatir," Chanyeol langsung berlari kecil untuk mengejar adiknya.

Park Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang