19. Kedatangan Karina

58 7 0
                                    

Aku terbangun pada jam 05:30 pagi, yang begitu bangun langsung menuju kamar mandi untuk ambil air wudhu, dan setelah nya aku sholat subuh.

Ini hari sabtu yang artinya aku bebas melakukan apa saja di hari ini, jadinya sekarang pada jam 07:00 pagi aku yang sudah mandi dan sudah cantik sedang menyiapkan beberapa makanan untuk aku bawa ke rumah Arga.

Pacarku sudah pulang dari rumah sakit:D.

Padahal kemarin dia bilang lemes banget sampe ngga bisa duduk, namun satu jam setelah dia mengatakan itu, orangnya sudah bisa salto, alias gue dikibulin si Arga babhik.

"yakali gue ampe kaga bisa duduk, gue sakit doang, belom koma", Begitu katanya, yang langsung aku jitak kepalanya dengan keras karena ngomong sembarangan.

"mau abang anter aja ngga? sekalian mau ke studio" tawar bang Tian yang lagi sarapan indomie goreng di meja makan.

Satu hal yang buat aku bingung dari hari dimana kejadian antara Arga juga bang Tian malam itu, menurutku bang Tian malah jadi merestui hubungan aku dan Arga, karena dia malah jadi sering nanya soal Arga, keadaan Arga, gimana hubungan aku dan Arga, juga apakah aku bahagia bersama Argafian.

Bang Tian ngga pernah lagi marah ke aku tiap kali aku ketemu sama Arga, jika ditanya apakah aku senang? jawabannya adalah nano nano, karena perkataannya waktu itu, "dia ngga baik buat kamu sya" masih menjadi tanda tanya besar di otakku sampai detik ini, namun sikap dia di hari-hari setelahnya malah membuat aku makin kayak orang dongo, aku ngerasa kayak lagi di bego-begoin dengan semua orang di sekelilingku sendiri.

"kalo abang nawarin ya Arsya mau" jawabku sambil nutup kotak tupperware.

Padahal tadinya aku mau maling mobil nya a Dery, cuman kalo di pikir-pikir kayaknya aku bakalan mati di gantung aa setelahnya.

Bang Tian selesai dengan makanannya, yang kemudian dia mengambil beberapa barang untuk dia bawa ke studio, "sya" panggilnya ke aku setelah kami berdua berada di dalam mobil bang Tian.

"kita ke papa dulu ya?"





























"kamu bisa diem dulu ngga?"

"ish! kangen" Argafian kembali memeluk aku dari belakang dengan kepalanya yang berada di bahu ku.

"kamu duduk dulu disana ya??" kataku lembut sambil mengusap pelan pipi nya tapi dengan mata yang melotot, dia memasang wajah manyun dengan langkah malas menuju kursi makan.

"eh arsya? bawa apa?" tanya bunda nya Arga ke aku yang lagi siapin sarapan buat Arga yang tadi aku bawa dari rumah.

Dua hari setelah Arga di rawat dirumah sakit bunda langsung pulang dari jogja, karena bunda pulang Arga jadi menginap dirumah keluarganya dan ngga pulang ke apartemen.

"bawa bubur goreng, bunda mau?" tawarku ke bunda.

"ini buat sendiri? mau dong bunda tolong di ambilin ya, bunda mau ambil obat buat uchan dulu"

"Adek laper bun" Andy datang dengan muka bantal dan mata yang belum sepenuhnya melek, rambutnya berantakan tapi tetep ganteng.

Heran.

"mas kemaren kak karin nanyain, dia abis praktek kemaren makanya ngga sempet jenguk" kata Andy ke Arga, ngebuat aku yang lagi nuangin bubur ke mangkok jadi langsung menatap dua orang adik kakak di hadapanku sekarang.

"maksudnya?" kutanya mereka berdua.

Mata yang belum sepenuhnya melek tadi langsung sedikit melotot setelah pertanyaan yang aku lontarkan barusan, juga Arga, dengan  muka nya yang masih sedikit pucat, menatapku dengan tatapan yang serupa dengan sang adik, tiga detik setelahnya aku lihat muka Andy yang meringis karena kaki nya di injek sama Arga.

[2] Day After Day|Sungchan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang